"Aodan, Aodan!" Luna memanggil Aodan yang memakai sepatu di teras, tangannya menenteng sebuah tas kain berisi makanan yang telah ia siapkan. "Kenapa kau harus berangkat sepagi ini? Apa kau tidak kedinginan?"
Aodan berdiri dan menatap langit yang belum sepenuhnya terlihat cerah, masih ada embun yang menempel di atas rerumputan dan lampu-lampu di jalanan masih menyala.
"Kau tidak tahu ... sebentar lagi jeruknya akan panen, aku harus mengatasi hama yang mengganggu sebelum mereka merusak jeruknya." Aodan menggerutu dengan pelan sambil mengetukkan sepatunya ke atas lantai.
"Tapi kau belum sarapan." Luna menjejalkan tas kain berisi makanan ke tangan Aodan. "Kau boleh semangat, tapi tolong jangan lupakan makanmu."
Aodan tertawa, mengangkat tas kain yang ia pegang di tangannya.
"Tidak apa-apa, aku bukan anak kecil lagi yang harus diberi bekal. Kau jadi harus bangun pagi-pagi karena aku."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com