webnovel

Takdir

Pagi itu Rian (27 tahun) duduk sendiri di Bandara Ibukota Negara ini. Ia termenung karena pada hari itu Jenni (23 tahun), pacarnya memutuskan untuk meninggalkan dirinya setelah 4 tahun lamanya berpacaran. Ya sekarang Jennifer Olivia resmi putus dengan Rian Dwi Putra. Begitulah nama panjang mereka. Yang membuat rian putus asa adalah sekarang ia sadar bahwa ia tidak memiliki siapa siapa lagi. Sekarang bahkan ia tidak memiliki Jenni lagi, wanita yang selama ini selalu menjadi tempatnya untuk melanjutkan hidup.

Rian berasal dari keluarga yang sangat amat kaya dan dia sendiri merupakan anak tunggal. Ayahnya Baskoro Dwi Putra (59 tahun) adalah orang terkaya nomor 3 di Indonesia dan masuk 100 orang terkaya di dunia. Dia adalah pemilik perusahaan terbesar di negara ini yaitu, Putra Nusantara Group, yang mencakup perusahaan minyak bumi, rokok, bank swasta, hotel hotel besar, serta perumahan perumahan kelas kakap di kota kota besar di Indonesia. Di luar negeri pun tak terhitung berapa banyak aset yang dia miliki. Ibu Rian bernama Marina Puspita Safi (54 tahun) adalah Menteri Keuangan di Negara ini.

Rian beserta orang tua nya berasal dari Palembang, bahkan sampai sekarang ayahnya masih tinggal di Palembang. Sedangkan ibunya lebih sering bolak balik Palembang-Jakarta.

Sesungguhnya masa depan yang sangat cerah telah menanti Rian, dengan ayahnya yang seorang konglomerat dan ibunya seorang menteri, tidak susah bagi Rian untuk mendapatkan uang. Dari tampilan Rian adalah seorang pemuda yang bertinggi 180cm, badan berisi walau tidak pernah fitnes, alis mata tebal, hidung mancung ke arab-araban. Tampan! Begitulah pikir setiap wanita yang melihatnya. Ditambah status sosialnya seharusnya hidup sekarang susah mapan. Tapi yang terjadi sekarang adalah ia menjadi sampah masyarakat diusir dari keluarga besarnya dan diputuskan pacarnya, serta dijauhi semua temannya. Bahkan orang tuanya tidak mengakui Rian sebagai anaknya lagi.

Hal ini disebabkan karena Rian kerjanya hanya Judi, menipu uang kolega Ayahnya, teman ibunya dan bahkan uang tante dan omnya sendiri.

Semua terjadi karena Rian salah pergaulan dan Jenni sudah berulang kali berusaha mengingatkan rian, bahkan beberapa kali juga Jenni memakai uangnya untuk membayar hutang hutang Rian, hingga akhirnya orang tua Rian berinisiatif melunasi semua hutangnya dengan syarat Rian harus angkat kaki dari rumah mereka dan tidak di anggap anak lagi. Rian tidak memiliki pilihan, dengan sadar diri dan hati yang bulat ia pun angkat kaki dari rumah yang 27 tahun ia tempati dengan segala macam kenangannya.

Setelah di belikan tiket oleh Ayahnya, Rian pun akhirnya hijrah ke Jakarta tanpa uang sepeserpun dan hanya membawa baju baju seadanya serta smartphone samsung jadul untuk komunikasi, bukan Iphone smartphone yang selalu dia pakai sebelumnya. Sesampainya di Jakarta Jenni telah menunggu dirinya sekedar untuk memberitahukan langsung kepada Rian bahwa mereka telah putus. Tidak lupa Jenni mengucapkan terima kasih dan minta maaf jika ada salah. Karena tau Rian sudah tidak memiliki apa apa lagi, Jenni tidak lupa memberikan dua lembar dua ratus ribu kepada Rian untuk melanjutkan hidup di ibukota.

"Kak, Cuma ini yang bisa gua kasih." Kata Jenni sambil menyerahkan uang tersebut pada Rian.

"Makasih banyak Jen, Maaf yah." Jawab Rian. Jenni menganggukkan kepala kemudian berjalan meninggalkan Rian sendiri di pintu kedatangan. Tak ada tangis, tawa, sedih yang dirasakan Rian, hanya rasa hampa dan kehilangan. la pun berjalan ke Shuttle Bus. Sambil duduk Rian membuka aplikasi bbm sekedar melihat siapa temannya yang bisa ia datangi untuk sekedar melanjutkan hidup. Setelah beberapa menit ia pun memutuskan untuk chat dengan Katon, Juniornya di Palembang. Sama sama teman main basket juga. Sekedar tau dan kenal tapi ngga dekat. Semoga Katon masih mau temenan ama gua ratap Rian.

"Hai Ton, dimana? Rian nih"

"Eh Bang Rian, gua di Karawang sekarang Bang, lu dimana?"

"Gua di bandara ton, pengen ke tempet lu boleh ga?"

"Sok atuh, emang dimana sekarang?? Long Time no see bang ahahahah. Gimana kabar?"

"Siap. Hehe, lagi bandara,kurang baik Ton, nanti klo uda di terminal Karawang gua kabari yaa."

"Oke Bang, kabari aja"

Setelah itu Rian mengecek harga bus menuju Karawang, membayarnya dan tak lama kemudian Rian telah di dalam bus menuju Karawang. Dalam perjalanan ia teringat dengan Jenni bagaimana ia dan Jenni liburan berdua, tubuh bugil Jenni serta kenangan2 dengan orang tuanya dulu. Tanpa terasa air mata jatuh di ujung mata Rian. Air mata penyesalan yang bertahun tahun tidak pernah keluar akhirnya keluar. Ya, akhirnya Rian tersadar akan kesalahnnya dan menangis tersedu sedu di dalam bus, tanpa peduli dengan tatapan orang yang penasaran apa yang sedang terjadi padanya.

"Ton, gua udah di Terminal yaks."

"Meluncur Bang!" Balas Katon

Rian tersenyum membacanya. Katon (23 Tahun) adalah juniornya di palembang. Orang yang pendiam dan baik hati. Sensitif setau Rian. Bersyukur Rian karena hari ini ia masih bisa tidur di bawah atap.

"Gila lu Bang!! Lu ngerusak semuanya! Lu tuh bikin malu orang tua lu!" Hardik Katon

"Maaf Ton, gua tau gua salah dan gua udah nyesel ama semua yang terjadi. Tapi plis, jangan di bahas lagi."

"Lu itu panutan gua bang, makanya gua selalu respek ke lu, kenapa lu jadi gini?? Sadar Bang!! Gua sekarang jualan Bakso bang, emang lu mau bantu gua jualan bakso?? Sedangkan gua disini cm jagain rumah Om gua, penghasilan gua cm dari jual bakso bang." Jelas Katon

"Gua siap Ton, bahkan jadi tukang parkir juga gua mau Ton."

"Gile bang, idup lo udah berkah lo masih aja goblok jadi orang! Ga abis pikir gua ama lu!"

Katon tinggal sendiri di rumah om nya. Om nya orang kalimantan dan rumah yang di karawang ini di tempati oleh Katon biar ada yang jaga serta urus rumah ini. Setelah menelpon om nya untuk minta izin dan ternyata om nya Katon senang mendengar Katon ada teman baru jadi ngga kesepian lagi, Rian pun bergegas mandi dan kemudian merapikan baju yang ia bawa. Mereka memutuskan untuk tidur berdua walaupun ada satu kamar kosong.

Malam itu Rian bercerita tentang semua kesalahan yang ia lakukan dan Katon berkali kali terpekik kaget mendengarnya. Tanpa terasa hari sudah malam dan mereka pun memutuskan untuk tidur karena besok akan berjualan bakso.

Sebelum tidur Rian mengecek instagramnya dan menghapus semua foto yang pernah ia posting. Dan betapa sedihnya hatinya saat melihat akun @JenniPat telah mengunfollow dirinya dan ia pun telah di remove dari friend list Jenni. Malam semakin larut dan Rian pun tertidur membawa segala macam kesedihannya ke alam mimpi.

Keesokan harinya jam 7 pagi mereka telah bangun dan mempersiapkan peralatan untuk berjualan bakso. Rian kebagian mencuci mangkok dan sendok kemudian Katon sedang merebus mie dan bihun. Setelah menyiapkan semuanya, mereka pun bergantian mandi dan mulai berjualan jam 10 pas. Rian kebagian tugas untuk mencuci piring dan menyuguhkan minuman kepada pembeli. Katon sebenarnya melarang tapi Rian ngotot untuk turun tangan. Katon segan melihat senior yang selalu ia idolakan kini jatuh dalam titik nadir hidupnya. Memang jalan hidup orang itu ngga bisa di tebak. Seorang anak menteri kini sedang berjualan bakso. Itulah nasib Rian sekarang. Dan dengan ikhlas ia menerimanya. Ya, itulah Takdir seorang Rian Dwi Putra.

Bersambung…