webnovel

Pengenalan

Di sebuah kafe, dua orang pasangan sedang duduk sambil menikmati makanan yang berada di piring masing-masing. Mereka adalah Rayhan dan Fina yang sedang menikmati weekend di salah satu kafe yang sering mereka datangi.

Mereka sudah seperti sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu berdua, padahal mereka berdua tidak pacaran. Entah apa yang membuat mereka enggan mengungkapkan perasaan mereka, padahal mereka sama-sama menaruh rasa satu sama lain.

Rayhan yang lebih dulu menghabiskan makanannya pun meminum es kopi susu yang tadi dia pesan. Setelah meneguk es kopi susu pesanannya, dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan diam-diam memfoto gadis di depannya yang sedang asik menikmati makanannya. Fina yang tidak sengaja melihat gerak-gerik Rayhan yang mencurigakan pun menatap tajam pria dihadapannya tersebut.

"Ihh kamu pasti foto aku kan!" ucap Fina menghentikan makannya sambil menatap tajam pria didepannya.

"Enggak kok, orang aku lagi balas chat temanku," jawab Rayhan berbohong sambil tersenyum menatap gadis didepannya membuat Fina tidak percaya.

"Bohong pasti! Mana coba lihat ponselmu," ucap Fina mencoba mengambil ponsel Rayhan namun pria didepannya itu buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam saku celana sehingga membuatnya memanyunkan bibirnya.

"Udah habisin dulu makanannya jangan manyun gitu bibirnya," ucap Rayhan terkekeh melihat wajah gadis didepannya yang menurutnya sangat lucu ketika sedang manyun.

Rayhan menatap Fina didepannya yang sedang menghabiskan makanannya sambil sesekali mencibirnya yang ketahuan diam-diam memfoto gadis tersebut. Dia memang menyimpan beberapa foto gadis didepannya di galeri ponselnya yang dia ambil secara diam-diam tanpa sepengetahuan gadis didepannya.

Foto yang dia ambil diam-diam nantinya akan dia lihat ulang ketika dia rindu dengan gadis didepannya ketika mereka harus berpisah beberapa minggu karena Fina yang harus melanjutkan kuliahnya di luar kota. Fina memang melanjutkan kuliahnya di salah satu kampus di Kota Semarang, sementara Rayhan kuliah di kampus yang ada di kota tempat mereka tinggal.

Setelah Fina menghabiskan makanannya, mereka berdua ngobrol membahas kesibukan masing-masing selama mereka tidak bertemu. Tidak ada yang bermain ponsel diantara keduanya, karena mereka berdua sama-sama sadar kalau waktu mereka untuk bertemu sangatlah jarang sehingga mereka memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk saling berbagi cerita.

Mereka berdua mengobrol dan bercanda sambil sesekali melihat kearah pengunjung kafe yang semakin malam semakin ramai. Rayhan melihat jam ditangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tidak terasa sudah 2 jam mereka di kafe karena saking asiknya mengobrol. Rayhan pun mengajak Fina untuk pulang karena dia diberi pesan oleh orangtua gadis didepannya kalau mereka tidak boleh pulang lebih dari jam 10 malam.

"Pulang sekarang?" tanyanya kepada Fina yang sedang menghabiskan minumannya.

"Ayok, foto berdua dulu tapi," jawab Fina tersenyum manis membuat dia terkekeh sambil mengelus lembut kepala Fina yang terbungkus jilbab.

Rayhan pun meminta tolong kepada salah satu pengunjung kafe untuk memfoto mereka berdua. Dia memberikan ponselnya kepada orang yang dimintai tolong setelah itu menarik kursi sehingga duduknya berdekatan dengan Fina. Setelah selesai foto berdua, mereka berjalan ke kasir untuk membayar makanan mereka.

"Sekarang aku yang bayar, kan kemarin udah kamu," ucap Fina tersenyum ketika dia hendak mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. Dia pun tersenyum menganggukkan kepala sambil berdiri disebelah Fina yang sedang membayar makanan mereka.

Begitulah cara mereka berdua ketika sedang pergi bersama. Mereka akan bergantian membayar makanan mereka ketika sedang jalan berdua. Rayhan sendiri awalnya menolak dan berpikir kalau dia sebagai pria sudah seharusnya dia yang bertanggung jawab. Namun karena Fina mengancam tidak mau jalan dengan dia lagi, akhirnya dia menyerah dan mengikuti saran gadis tersebut kalau mereka akan membayar bergantian ketika sedang jalan.

Itulah salah satu hal yang membuat dia semakin kagum kepada Fina. Bahkan gadis tersebut tidak malu kalau dia ngajak makan sekedar di angkringan pinggir jalan, tidak seperti gadis kebanyakan yang kalau jalan harus ke kafe agar terlihat keren.

"Pulangnya keliling alun-alun dulu ya," ucap Fina ketika mereka di parkiran. Dia pun tertawa mendengar permintaan gadis yang sekarang sedang berdiri didepannya tersebut.

"Siap tuan putri," jawabnya dengan sisa tawanya. Rayhan pun memberikan helm kepada Fina yang langsung dipakai oleh gadis tersebut.

Rayhan melajukan motor maticnya melewati jalanan kota. Dia menuruti ucapan gadis dibelakangnya yang ingin melewati alun-alun Kota. Setibanya di alun-alun, dia membawa motornya berkeliling sebanyak tiga kali, sedangkan Fina yang duduk dibelakangnya tertawa sehingga membuat pengendara lain menatap aneh kepada mereka berdua namun mereka hiraukan tatapan aneh tersebut.

"Nggak malu dilihat orang banyak?" tanyanya menatap gadis dibelakangnya dari spion motor maticnya.

"Ngapain malu? Kan kita nggak maling," jawab Fina tersenyum membuat dia terkekeh menggelengkan kepala.

Sesampainya dirumah Fina, gadis tersebut turun dari atas motornya. Rayhan pun ikut turun dari motornya untuk berpamitan kepada orangtua Fina yang kebetulan sedang mengobrol dengan tetangga di depan rumah.

"Ini toh pacarnya mbak Fina," ucap tetangga Fina yang melihat dia mengantar pulang gadis tersebut.

Rayhan yang terkejut pun menatap kedua orangtua Fina yang hanya tersenyum mendengar ucapan tetangganya, setelah itu dia menatap Fina yang berdiri disebelahnya. Mereka berdua saling pandang tanpa berniat menjawab ucapan tetangga Fina, karena mereka sendiri bingung harus jawab apa.

"Saya pamit pulang dulu om, tante, makasih sudah diperbolehkan mengajak Fina pergi," pamit Rayhan sopan sambil bersalaman dengan kedua orangtua Fina tak lupa mengecup punggung tangan beliau.

"Loh nggak mampir dulu?" tanya ibu Fina.

"Lain kali aja tante, udah malam soalnya," jawabnya ramah. Dia pun pamit pulang kepada orangtua Fina dan tetangga Fina yang kebetulan sedang mengobrol.

Rayhan melajukan motornya pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan senyuman selalu menghiasi wajahnya karena bisa menghabiskan waktu dengan gadis yang sudah mengisi hatinya. Biarlah orang lain yang melihatnya mengira dia sudah gila karena senyum-senyum sendiri di jalan. Dia sendiri tidak perduli karena malam ini dia memang sedang bahagia.

Sebelum sampai rumah, dia berhenti ditempat penjual martabak manis di pinggir jalan untuk membelikan makanan kesukaan kedua adiknya tersebut. Sebelum dia pergi, adiknya memang sempat berpesan untuk dibelikan martabak kesukaan mereka ketika dia pulang. Dia pun dengan senang hati membelikan makanan kesukaan kedua adiknya.

Setelah dua kotak martabak manis sudah jadi, Rayhan membayar martabak pesanannya kepada penjual. Dia pun melajukan motornya pulang ke rumah karena dari tadi adiknya sudah menerornya dengan menelfon berulang kali. Sesampainya dirumah, setelah memasukkan motornya ke dalam garasi, dia berjalan masuk ke dalam rumah sambil membawa martabak kesukaan adiknya.

"Martabak pesananku mana kak?" tanya Alia yang tak lain adalah adik perempuannya.

Dia pun memberikan kantong kresek berisi martabak kepada adiknya yang langsung dibuka oleh kedua adiknya, sementara kedua orangtuanya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua adiknya tersebut. Rayhan pun pamit ke kamarnya yang berada dibelakang untuk berganti pakaian.

Rumah Rayhan memang hanya satu lantai, namun cukup luas. Kamarnya sendiri berada di paling belakang dekat dengan dapur rumah. Sedangkan dibelakang rumah ada sebuah taman dan kolam ikan. Selain itu disana juga ada sebuah kamar yang biasa menjadi tempat dia berkumpul bersama teman-temannya ketika mereka sedang bermain kerumahnya.