Setelah selesai bimbingan, Rayhan keluar dari dalam ruangan dosen pembimbingnya. Ada beberapa bagian yang perlu di revisi, sehingga dia belum bisa melanjutkan ke bab selanjutnya. Dia berjalan ke kantin menemui gadis pujaannya dan teman-temannya dengan perasaan sedikit kecewa, karena skripsinya harus direvisi.
Di kantin, dia melihat Fina sedang mengobrol dengan teman-temannya. Dia pun menghampiri mereka dan duduk di kursi sebelah Fina yang memang kosong.
"Gimana han, di acc?" tanya ketiga temannya hampir bersamaan.
"Revisi!" jawabnya sedikit kesal.
Rayhan merasa lengannya di elus oleh seseorang. Setelah dia melihat kesamping ternyata Fina sedang mengelus lengannya sambil tersenyum menenangkan. Dia pun membalas senyuman gadis disebelahnya sambil menganggukkan kepala bertanda kalau dia baik-baik saja.
"Untungnya kita nggak satu dosen pembimbing sama kamu, bisa revisi terus kita," ucap Radit disetujui kedua temannya yang lain.
"Gila sih, emang udah terkenal dosen killer dari dulu tuh dosen pembimbingmu," imbuh Firman membuatnya terkekeh.
Dosen pembimbingnya memang terkenal dosen killer di fakultasnya. Bahkan beliau tak segan meminta mahasiswanya untuk revisi meskipun kesalahannya sangat kecil. Ketiga temannya sendiri beda dosen pembimbing dengan dia. Beruntung ketiga temannya memiliki dosen pembimbing yang santai, sehingga ketiga temannya bisa santai dan tidak terburu-buru seperti dia.
"Eh minggu depan ada job foto nikahan nih, ambil jangan?" tanya Hendra kepada dia dan teman-temannya.
"Ambil lah lumayan buat ngisi kantong yang udah semakin menipis," jawab Firman yang mendapat geplakan dari Radit.
"Kamu gimana han? Minggu depan bisa gak?" tanya Hendra kepadanya.
"Sebentar!" jawabnya.
"Kamu balik ke Semarang kapan?" tanyanya kepada Fina yang dari tadi hanya menyimak obrolan dia dan teman-temannya.
"Minggu depan, tapi hari Senin aku baliknya," jawab Fina yang dia angguki.
"Oke bisa aku minggu depan," ucapnya kepada Hendra.
Hendra pun langsung menghubungi pihak penyewa jasa mereka. Rayhan dan ketiga temannya memang selain kuliah mereka juga bekerja freelance sebagai fotoghrafer. Awalnya hanya Rayhan sendiri, namun karena semakin lama sudah semakin dikenal orang, akhirnya dia cukup kuwalahan dan mengajak ketiga temannya.
Mereka mempromosikan jasa mereka melalui sosial media dengan Hendra yang menjadi admin. Followers sosial media mereka sendiri yang awalnya hanya puluhan orang sekarang sudah menjadi ribuan followers.
Mereka masih asik mengobrol di kantin yang sudah sepi, karena adik tingkat mereka sudah kembali ke kelas. Rayhan menghabiskan air mineral yang tadi dia ambil dari dalam kulkas setelah itu mengajak Fina pulang.
"Kita duluan ya, nanti malam main ke rumahku aja kalau kalian kesepian dirumah," ucapnya mengejek ketiga temannya yang jomblo semua.
Padahal Rayhan sendiri juga jomblo, karena tidak berani mengungkapkan perasaan kepada gadis disebelahnya. Rayhan pun mengajak Fina pergi setelah sebelumnya dia dilempari bekas tisu ketiga temannya karena mengejek mereka.
Setelah membayar pesanannya dan ketiga temannya, dia dan Fina pergi dari kantin meninggalkan ketiga temannya yang masih betah disana. Entah apa yang membuat ketiga temannya betah lama-lama dikantin. Mungkin mereka sedang mencari gebetan dia sendiri tidak tahu.
Rayhan melajukan motornya keluar dari gerbang kampus. Dia melajukan motornya pulang ke rumahnya. Fina sendiri belum tahu kalau mereka akan pergi kerumahnya. Biarlah nanti gadis dibelakangnya terkejut kalau tahu jalan yang mereka lewati adalah jalan kerumahnya.
"Loh ini jalan ke rumah kamu kan?" tanya Fina dari belakangnya.
Rayhan sendiri terkekeh melihat Fina yang baru menyadari kalau jalan yang mereka lewati adalah jalan ke rumahnya.
"Iyaa," jawab Rayhan terkekeh namun tidak bisa dilihat oleh Fina yang duduk dibelakangnya.
"Ngapain?" tanya Fina sedikit teriak agar terdengar olehnya karena suara bising dijalan yang cukup mengganggu pendengaran mereka.
"Ibuku pengen ketemu kamu katanya!" jawab Rayhan yang juga sedikit teriak.
"Ihh kok nggak bilang dari tadi sih, tau gitu kan bisa mampir dulu beli oleh-oleh!" ucap Fina. Dia bisa melihat dari kaca spion motornya kalau gadis dibelakangnya sedang cemberut.
"Udah gapapa orang ibuku pengennya ketemu kamu kok nggak pengen oleh-oleh kamu," ucap Rayhan menenangkan gadis dibelakangnya.
Tidak lama setelah itu motor Rayhan memasuki halaman depan rumahnya. Dia memarkirkan motornya di samping rumah setelah itu mengajak Fina masuk ke dalam rumah. Dia melihat Fina masih cemberut menatapnya karena tidak memberi tahu terlebih dahulu, sehingga membuat gadis tersebut datang kerumahnya dengan tangan kosong.
Rayhan pun terkekeh melihat gadis pujaannya yang sedang cemberut setelah itu menggandeng tangan Fina untuk masuk kerumahnya.
"Assalamualaikum," salam keduanya. Tidak lama setelah itu terdengar jawaban dari dalam rumah.
"Waalaikum salam," jawab ibunya dari dalam rumah menghampiri keduanya.
"Ehh calon menantu ibu sudah datang," ucap ibunya memeluk Fina di depan pintu rumah setelah itu mengecup secara bergantian kedua pipi gadis tersebut.
Fina pun bersalaman dengan ibunya dan mengecup punggung tangan beliau. Rayhan yang melihat interaksi antara Fina dan ibunya pun diam-diam tersenyum. Dia tidak mengira kalau ibunya bisa langsung suka dengan Fina, yang merupakan gadis pertama yang dia ajak kerumahnya.
"Ajak masuk tho bu tamunya, kasian loh dari tadi cemberut terus," godanya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Fina.
"Loh kenapa tho nak kok cemberut? Nggak suka ya main kesini?" tanya ibu Rayhan merasa bersalah yang langsung mendapat gelengan kepala dari Fina.
"Ehh bu-bukan begitu bu, Fina suka kok main kesini ketemu ibu, itu loh mas Rayhan ngajak ke rumah ibu nggak ngasih tau dulu, kan aku nggak bisa beli oleh-oleh buat ibu," jawab Fina bersandar dipundak ibunya ketika mereka sudah duduk di ruang tamu rumahnya.
"Kalau kesini tidak usah repot-repot bawa oleh-oleh, kamu datang aja ibu sudah seneng banget," ucap ibunya sambil mengusap lembut kepala Fina yang tertutup jilbab.
"Yaudah ibu masuk ke dalam dulu buatin minum untuk kalian, pasti capek tho," lanjut ibunya hendak beranjak dari tempat duduknya.
"Fina ikut ya bu," ucap Fina membuat ibunya tersenyum menganggukkan kepala.
Ibunya pun berjalan ke dapur terlebih dahulu diikuti Fina setelahnya. Namun sebelum menyusul ibunya, Fina sempat menatapnya tajam dan mengepalkan tangan kepadanya sehingga membuatnya tertawa.
Setelah kedua wanita yang dia sayangi ke dapur, Rayhan berjalan ke kamarnya untuk menaruh tas dan berganti pakaian. Dia merebahkan tubuhnya sejenak diatas ranjang sambil memandang langit-langit kamarnya.
Dia membayangkan awal-awal kedekatannya dengan Fina. Gadis yang cukup cuek kepada lawan jenis. Awal-awal mereka dekat adalah ketika mereka bertemu di alun-alun kota satu tahun yang lalu. Waktu itu Fina di alun-alun bersama teman perempuannya, sedangkan Rayhan seperti biasa bersama ketiga temannya.
Radit yang kenal dengan teman Fina pun menyapa mereka dan berakhir mereka duduk sambil mengobrol bersama ditengah-tengah alun-alun kota. Ketika hendak pulang, Rayhan memberanikan diri meminta nomor Fina karena dia tertarik kepada gadis tersebut yang waktu itu banyak diam dan hanya sesekali nimbrung ke dalam obrolan.
Namun waktu itu Fina menolak memberikan nomor ponsel kepadanya sehingga dia menjadi bahan tertawaan teman-temannya selama tiga hari. Rayhan pun tidak menyerah begitu saja, dia mencari sosial media Fina dan memberanikan diri mengirim pesan kepada gadis tersebut.
Hingga akhirnya mereka bertukar pesan dan berakhir dengan Fina yang memberikan nomor ponselnya kepadanya. Rayhan tersenyum sendiri membayangkan awal-awal perjuangannya mendekati Fina sambil memandang langit-langit kamarnya.