webnovel

Bab 22 Juara UMPTN

Clara tidak terlalu memikirkan masalah ini karena dia mengetahui sesuatu, "Kepala kelas tidak lulus ujian."

"Kamu bilang apa? Apakah ketua kelas memberitahumu kapan dia akan datang?" Amanda menutupi mulutnya karena terkejut, 'Apa yang akan dilakukan Bu Laura kalau ketua kelas tidak lulus ujian?'

Aldo adalah salah satu siswa favorit Laura.

"Bu Laura, saya ingin mengambil hasil ujian UMPTN." Clara mengulurkan tangan tanpa mempedulikan isi pikiran teman-temannya.

Tubuh Laura agak gemetar ketika menatap Clara.

Dia tidak merespon permintaan gadis itu. "Tidak apa-apa Bu Laura, saya tahu Clara adalah anak yang kuat dan dapat menerima kenyataan jika dia tidak lulus." kata Amanda.

Dia sudah tidak sabar ingin mengetahui hasil ujian teman sebangkunya. Clara berpikir sejenak, dan teringat kejadian di kehidupan sebelumnya. "Bu Laura, Amanda memang benar. Saya dapat menerima hasil ujian saya."

Amanda melirik teman sebangkunya, 'Apakah kamu dapat menerima kegagalan?'

Akhirnya Laura tidak punya pilihan selain mengambil hasil ujian Clara dari dalam laci. Tangan wanita paruh baya itu tampak gemetar saat menyerahkan transkrip nilai.

Para siswa dan guru lain tidak mengerti kenapa Laura bersikap seperti ini.

Clara mengambil transkrip nilai UMPTN dari gurunya dan melihat nilainya sekilas, lalu memasukkan transkrip itu ke dalam tas dan berbalik pergi.

Nilai yang ada di dalam transkrip sesuai dengan perkiraannya.

Masalahnya adalah Amanda dan beberapa orang guru yang melihat nilai Clara tampak terkejut.

Berapa jumlah nilai yang mereka lihat?

"Bu Laura, siswa di kelas Ibu ternyata ada yang memperoleh nilai 830!" Beberapa orang guru mengelilingi Laura dan berteriak, "Nilai Clara 830? Nilai tertinggi di program studi saintek adalah 830! Ibu tidak memberi penjelasan pada Clara dan membiarkannya pergi begitu saja?"

Para guru menuduh Laura bersikap tidak profesional sehingga menyebabkan mereka tidak memiliki kesempatan untuk memberi selamat pada Clara. Siswa dengan nilai tertinggi telah meninggalkan kantor guru, mana mungkin mereka mengejarnya?

Sedangkan Laura merasa malu memberi selamat pada Clara karena dia telah meremehkan kemampuan anak itu. Mana mungkin dia membiarkan rekan-rekan kerjanya memberi selamat?

Heru segera tersadar dan dia teringat nilai Bayu, "Bu Laura, bagaimana dengan nilai Bayu?"

Laura semakin kesal saat mendengarkan pertanyaan Heru, dia memukul meja dan membentak, "Kamu tidak usah bertanya berapa nilai temanmu!"

"Bu Laura, saya hanya peduli pada nilai teman sekelas saya ..."

"Kamu ingin tahu nilai Bayu, bukan? Nilainya lebih tinggi 50 poin dari nilaimu!" Setelah berteriak, Laura duduk di kursi dan terdiam untuk waktu yang cukup lama.

Sedangkan Heru merasa sangat malu karena dia telah mengejek Bayu. Sementara itu, Amanda juga merasa terkejut sekaligus kesal saat melihat nilai Clara.

Teman sebangkunya adalah putri seorang sopir truk, dia dan ibunya pernah mengatakan Clara tidak akan lulus ujian dan hanya bisa menikah di usia muda. Sekarang dia menjadi siswa dengan nilai UMPTN tertinggi secara nasional. Seluruh universitas dalam negeri pasti akan memperebutkan Clara. Dia tidak akan kesulitan mengambil jurusan kedokteran di Universitas Nasional.

Tiba-tiba kaki Amanda terasa lemas.

Sementara itu, Clara segera pulang ke rumah untuk memberitahukan berita baik ini pada ibunya.

Esther merasa cemas saat menanti kepulangan putrinya. Para tetangga mengatakan hasil ujian UMPTN akan diumumkan hari ini. Dia ingin pergi ke sekolah untuk menemani putrinya, tapi dia takut Clara mendapat nilai jelek atau bahkan tidak lulus ujian.