webnovel

AYAHKU SEORANG MALAIKAT

Danastri Kenes Sartika adalah anak yang cantik bak bidadari dari pasangan suami istri bernama Cakara dan istrinya Candrawati. Namun saat ia masih berusia lima tahun ia telah ditinggalkan ayahnya karena sebuah urusan yang tak ia ketahui. Dan ibunya pun tak pernah menceritakan urusan apa yang membuat ayahnya meninggalkan mereka saat ia masih butuh sosok ayah disampingnya. Danastri Kenes Sartika yang biasa dipanggil Astri ini kini telah menginjak usia 17 tahun dan ia memiliki teman bernama Adara Utari Gita yang biasa ia panggil Gita. Sekarang ini ia bersekolah di SMA Harapan Bangsa di wilayah Jawa. Gita sahabatnya ini ternyata tertarik dengan teman laki-laki di kelas mereka yang bernama Bhanu Bisma, laki-laki yang bersahabat dengan Aditya Aji Byakta ini sangat aktif dan ceria dia juga ramah. Berkebalikan dengan sahabatnya Aji yang terkesan dingin dan cuek. Di masa remajanya ini akankah Astri menemukan cinta sejatinya? Dan akankah ia tahu rahasia dibalik perginya sang ayah? Teka teki kehidupannya tentang sang ayah akankah ia bisa menerimanya jika ia tahu yang sebenarnya? Mari ikuti kisahnya.

Kia_chan279 · Fantasia
Classificações insuficientes
12 Chs

Danastri Kenes Sartika

Namaku adalah Danastri Kenes Sartika nama yang memiliki arti yang begitu panjang yaitu anak cantik bagai bidadari yang lincah dan selalu bisa mendamaikan sekitar. Nama dengan makna indah ini begitu berharga bagiku karena ini adalah nama pemberian ayahku yang entah dimana dia berada.

Ibuku bernama Candrawati, dan ayahku bernama Cakara, aku heran dengan ayahku bukankah arti namanya adalah yang melindungi? Tapi sekarang bukannya melindungiku sebagai anaknya malahan ia tak tahu berada dimana. Dan setiap kali aku bertanya kepada ibu, ibu selalu saja mengalihkan topik tentang hal lain. Huh kesal jadinya, yang aku tahu semenjak aku berusia lima tahun ayah pamit untuk pergi dan berjanji akan kembali. Tapi sampai sekarang boro-boro kembali kabarnya aja aku tidak tahu, Aaaahhh benar-benar membuatku kesal.

Sekarang ini aku sedang menuju rumah Gita sahabatku untuk berangkat sekolah bersama. Sesampainya di rumah Gita, aku langsung memanggilnya agar cepat keluar dan segera berangkat ke sekolah.

"Gita.... ayo segera berangkat sudah semakin siang ini" teriakku di depan rumah Gita. Maaf jika terkesan tidak sopan tapi karena kami berteman sejak kecil jadi orang tua Gita tidak mepermasalahkan dengan tingkahku ini.

"Iya iya tunggu sebentar kek, ini lagi pakai sepatu" jawab Gita yang sudah berada di depan pintu rumahnya.

"Huh kebiasaan lama deh, udah tahu aku akan sering jemput, bukannya sedia di tempat, agar aku nggak kelamaan nunggunya eh lagi-lagi harus nunggu lama" gerutu Astri kesal.

"Iya iya cerewet amat sih" balas Gita sewot.

"Ah udah ayo cepetan entar telat malah di hukum lagi" ajak Astri menggandeng tangan Gita dan berlari.

"Woii jangan main tarik aja kali" kesal Gita yang tiba-tiba ditarik dan di ajak lari.

"Udah diam aja ngggak usah protes, emang kamu mau apa di hukum karena telat?" kata Astri.

"Ya nggak mau lah, ya kali" balas Gita.

"Ya udah makanya kita harus cepat" Astri tetap berlari hingga....

Brugh

"Aduh hidungku" Astri menabrak punggung seseorang.

"Heh kau punya mata nggak sih?" kata orang yang ditabrak Astri.

"Ya punya lah emang aku buta apa" balas Astri geram.

"Kalau punya kenapa nabrak orang huh?" katanya lagi dengan nada kesal.

"Ah elah aku buru-buru tahu" jawabnya cuek.

"Bisa nggak kau minta maaf saja daripada adu argumen kayak gini?" ucap orang itu.

"Ya ya ya aku minta maaf oke" kata Astri agak nggak ikhlas.

"Yang ikhlas dong" katanya tak terima permintaan maaf Astri.

"Ah elah yang penting kan aku udah minta maaf, udah lah aku duluan bye" Astri melanjutkan langkahnya yang terhenti karena orang yang ditabraknya tadi.

"Ji yang baik kek ke cewek, jangan galak-galak napa" sahabatnya yang sedari tadi diam saja kini berkomentar.

"Baik sama cewek kek dia? Ogah" jawabnya.

Ya orang yang ditabrak Astri tadi bernama Aji dengan nama lengkap Aditya Aji Byakta, laki-laki yang dingin dan cuek juga agak galak kalau dengan perempuan ini terbilang cukup populer di kalangan perempuan walaupun ia selalu bersifat kasar kepada lawan jenisnya. Namun ia akan sangat ramah jika itu kerabatnya atau teman dekatnya.

Sang sahabat yang tadi menasehatinya bernama Bhanu Bisma, laki-laki yang aktif, ceria dan ramah pada semua orang ini, menjadi satu-satunya orang terdekat Aji di sekolahnya. Dan walau sifat mereka cenderung berkebalikan tapi mereka bisa saling melengkapi kekurangan dari sifat mereka dan menjadi semakin dekat selayaknya saudara kandung.

Disisi lain Gita yang masih di tarik Astri berkomentar.

"As bisa nggak kamu itu tu sedikit saja bersikap manis di depan laki-laki? Jangan galak-galak kayak nenek lampir lah" nasehat Gita yang cenderung mengejek.

"Kau ini mau nasehatin apa ngejek sih? Nggak jelas" balas Astri.

"Ya.... dua-duanya hehe" cengir Gita.

"Ah sudah lah nggak usah ngebahas sikapku pada cowok, kita masuk saja ke kelas bentar lagi bel masuk" kata Astri menyudahi.

"Hmm ya ya" balas Gita.

Kelas telah terisi penuh dengan penghuninya dan guru pun masuk untuk memberi pengajaran di kelas tersebut. Pak Eko guru sejarah yang bersifat ramah menerangkan materi yang kini ia tulis di papan tulis. Sedangkan Astri yang memperhatikan dengan serius harus terusik dengan ulah Gita sahabatnya yang menoel-noel lengannya.

"Isshh apa sih sedang fokus nih" geram Astri yang tak suka diganggu saat sedang fokus.

"As nengok sini napa" kata Gita mencoba mengalihkan perhatian Astri dari papan tulis.

"Apa sih?" akhirnya dengan terpaksa Astri menoleh karena nggak mau terus-terusan di ganggu oleh Gita.

"As entar mampir ke toko buku ya sepulang sekolah, aku pengen beli novel nih" kata Gita memulai dengan bisik-bisik karena Pak Eko masih mengajar.

"Ya elah ngomongin ini kan bisa namti pas istirahat kenpa harus sekarang sih?" kata Astri sebal.

"Hehe takutnya aku lupa entar" cengirnya.

"Ah iya aku baru ingat kamu kan pelupa" sindir Astri.

"Isshh nggak usah diperjelas kali" sewot Gita.

"Ya deh entar aku temani, dah fokus dulu sama pelajaran" putus Astri.

"Yeaay makasih" ucap Gita senang.

Jam istirahat sedang berlangsung dan sudah banyak anak-anak keluar dari kelas masing-masing untuk pergi mengisi perut mereka di kantin, tak terkecuali Astri dan Gita. Mereka berjalan bersama mrnuju kantin, dan ternyata di depan mereka ada Aji dan Bhanu.

"As As ada Bhanu di depan kita kyaaa" heboh Gita yang memang menyukai sosok Bhanu.

"Aish mulai dah ngefangilrsnya" ucap Astri.

"Iiihh apaan sih aku kan suka dia karena dia ramah" bantah Gita dibilang fangilrs.

"Yakin bukan karena tampangnya?" tanya Astri.

"Eeemmm itu juga sih hehe" jawab Gita cengengesan.

"Huh dasar maniac orang tampan" dengus Astri.

"Biarin lah" balas Gita cuek.

Sesampainya di kantin, ternyata tempat telah terisi penuh hanya tersisa dua bangku yang bangku lainnya telah diisi oleh dua laki-laki di depan bangku kosong tersebut. Dan dua laki-laki itu adalah Bhanu dan Aji, membuat Astri berpikir dua kali untuk bergabung dengan mereka di bangku tersebut. Sedangkan Gita malah kesenangan karena ini kesempatannya untuk dekat dengan Bhanu.

"As ayo segera pesan makanan, ah tidak tidak kau yang pesan biar aku yang cari tempat" putus Gita tak mau tempat yang tersisa diambil orang apalagi itu berhadapan dengan Bhanu ah kesempatan ini tidak boleh di biarkan lolos begitu saja.

"Yang benar saja tempat sudah penuh kali Git, dan... aku nggak mau di dekat mereka" tolak Astri.

"Oh ayolah As.. ini kesempatanku untuk dekat dengan Bhanu" rengek Gita memelas.

"Aiiissshh yakin nih?" kata Astri ragu.

"Iya lah bantuin aku?" kata Gita dengan muka memohon.

"Iya iya deh aku bantuin" pasrah Astri.

Dan mereka pun akhirnya menempati bangku yang sama dengan dua laki-laki populer di sekolah mereka. Walaupun Astri tampak nggak ikhlas dengan itu semua, tapi ini demi membantu sahabatnya satu-satunya dan ia nggak mau melihat sahabatnya sedih karena melewatkan kesempatan dalam hidupnya untuk dekat dengan orang yang di sukainya.