"Kamu tadi malam datang ke rumah, ya?"
Aini menatap Azizah yang baru bertanya, saat dia masuk ke roofhtop untuk makan. Suaminya itu kembali mengantarkan makanan untuknya, makanya dia tidak ke kantin. Apalagi sekarang Azizah juga membawa makanan dari rumah, hingga keduanya memutuskan untuk disini sambil melihat keadaan kampus dari ketinggian.
"Iya," jawabnya santai sambil melanjutkan langkah menuju meja yang kosong. "Tapi kalian tidak ada, makanya kami pulang."
"Jangan sedih, jangan tampakkan kesedihan kamu. Karena apapun yang mereka lakukan, kamu juga bisa melakukannya."
Itulah ucapan suaminya saat mengantarnya tadi pagi ke Universitas, pria itu melarangnya untuk menangis ataupun marah pada Azizah. Semuanya itu tidak perlu ditangisi atau di sesali, yang penting sekarang adalah bahagia sepertinya ajakan suaminya tadi malam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com