Mursal duduk di kursi depan meja pimpinan universitas Dharmawarman. Dia menatap wajah pimpinan itu dengan santai, menunggu hingga dia buka suara lebih dulu.
"Ini soal undangan yang kamu berikan untuk saya dan juga soal permasalahan kamu dengan dengan Vero."
Mursal diam saja, menanti ucapan selanjutnya. Tampak pemilik universitas itu menautkan jarinya di meja, menatap Mursal dengan tatapan serius.
"Kamu mau menikah, hmm?"
"Benar, kenapa, Pak?"
Pemilik universitas itu tersenyum. "Itu kabar yang baik, semoga dipermudah hingga hari H, ya? Saya penasaran dengan siapa yang akan menjadi calon kamu itu. Siapa namanya?"
Mursal menghela napasnya perlahan. "Maaf, Pak. Itu adalah privasi saya, bukan dalam kategori pembahasan pekerjaan. Jadi, saya berhak untuk tidak menjawab secara gamblang, bukan?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com