webnovel

Asmarandana

Malam yang beranjak pagi, meninggalkan sepi yang bergilir menjadi harapan.  Bersama Sang pagi yang kini telah merindukan malamnya. "Kau tau pagi dan malam bagaikan tembang Asmarandana, ya itu sebuah perumpamaan dimana mentari di pagi hari membara tatkala menemui bulan," kata laki-laki itu yang kini tengah berdiri di depan sang gadis. Gadis yang kini telah berumur 19 tahun itu biasa dipanggil dengan nama Anatasyia Viona Hammid. Dia kini telah berada dipinggiran sungai menikmati mentari yang tengah tenggelam bersama seorang laki-laki yaitu Anandra Jeno Ardiansyah.

Tulisan_Pyy · Ficção Científica
Classificações insuficientes
56 Chs

3. His

"Terkadang malam hanya mengantarkanmu pada mimpi, tapi bukan semata-mata mimpi yang hilang begitu saja setelah kau terbangun, melainkan mimpi itu menghantarkanmu pada sesuatu yang bisa saja engkau gapai tanpa adanya penyesalan" -Anandra Jeno Ardiansyah

.

.

Hari ini adalah ospek terakhir setelah selama lima hari para maba melakukan tugas yang diberikan anggota DPM dan BEM, maba mendapat istirahat libur selama dua hari sebelum melakukan KRS online dan memulai kuliah aktif, ya lumayanlah dari pada enggak.

Tadi pagi Viona berangkat bareng Yangyang anak dari adiknya bunda Sooyoung yang ngekos tak jauh dari rumahnya, rumah Yangyang lumayan jauh dari kampus dan sebenarnya keluarga Viona mengizinkan Yangyang untuk tinggal di rumahnya, tapi Yangyang nggak mau ngerepotin katanya jadi dia ngekos di sebelah gang rumah keluarga Hammid.

Sekarang ini seluruh maba berkumpul di aula graha, menunggu giliran fakultasnya dipanggil untuk mengambil ponsel yang selama masa ospek kemarin tidak diperbolehkan memakainya. Dan dikarenakan ini adalah ospek terakhir anggota DPM pun mengembalikan ponsel mereka.

Maba memiliki waktu setengah jam untuk beristirahat dan menunggu pembicara selanjutnya datang. Sesekali Viona celingak-celinguk mencari keberadaan abangnya yang entah sejak pagi abangnya tidak memasuki ruang kelasnya, mungkin sibuk mempersiapkan final party nanti sore. Ya nanti sore setelah ospek berakhir, para anggota BEM dan DPM telah mempersiapkan pentas kecil-kecilan, seenggaknya untuk acara penutupan ospek tahun ini.

Viona dan teman-temannya kini tengah fokus dengan ponsel masing-masing yang telah dikembalikan oleh seorang laki-laki yang wajahnya mirip orang China.

"Gess gess, nanti malem chill yuk," ucap Yeri.

"Ide bagus tuh, ngopi di wagu aja gimana," sahut Suhyun. Suhyun tuh tipe cewe yang pendiam tapi sering hangout buat ngopi atau sekedar jalan-jalan keluar.

"Kalo gue sih oke-oke aja, gimana yang lain?" Tanya Felix. Viona, Haechan, Hyunjin, dan Jaemin yang sedang fokus pada ponsel masing-masing hanya mengangguk.

"Bolehlah ajak temen kalian dari prodi lain," ucap Nada.

"Oke gue ajak sepupu gue." Sahut Jaemin sambil sesekali berdecak karena ava yang dimainkannya mati.

"Konsumsi konsumsi, laper nih." Gerutu Haechan sambil mengelus-elus perutnya.

"Noh dateng, pasti isinya roti kemarin," cerocos Hyunjin.

Beberapa anggota dari sie konsumsi datang membawa plastik besar berisi kotak-kotak kardus dan membagikannya kepada maba.

"Nah kan bener," lanjutnya setelah membuka sekotak kardus, memang selama ospek konsumsi yang diberikan anggota sie konsumsi selalu roti dan sebotol air mineral, masih mending sih dari pada kelaperan di aula.

"Gitu-gitu tetep lu makan," timpal Jaemin sambil mencomot roti coklatnya. Tidak menghiraukan ucapan Jaemin, Hyunjin pun segera memakan rotinya.

Tidak lama kemudian, anggota DPM memulai acara kembali, Viona dan teman-temannya segera memasukkan ponsel ke dalam tas masing-masing. Acara kali ini adalah sambutan sekaligus ucapan terima kasih dari Rektorat kampus karena maba telah selesai melakukan ospek, dan dilanjutkan presentasi dari berbagai organisasi dan UKM kampus yang menunjukkan skill agar menarik maba untuk ikut serta dalam kegiatan mereka.

Tiap-tiap UKM memberikan brosur dan selembar kertas formulir anggota baru, masing-masing organisasi dan UKM juga membuat stand pendaftaran di halaman kampus, setelah acara perkenalan organisasi selesai maba dapat mendaftarkan diri ke stand tersebut. Banyak diantara mereka yang ingin mendaftar jadi anggota DPM maupun BEM masing-masing fakultasnya.

"Gue mau daftar taekwondo ah, kali aja pelatihnya cogan," ucap Viona setelah berkeliling bersama teman-temannya di halaman kampus dan berhenti di depan stand taekwondo.

Seseorang cowo mendekat dan mengambil formulir dari tangan Viona.

"Gue juga mau ah," ujar cowo itu sambil memasang muka tak acuh, padahal Viona sudah membelalakkan mata ingin meneriakinya.

"Ya elah yangyang bahlul kalo dateng tuh permisi dulu," Viona menjitak kepalanya, cowo itu hanya mengaduh sambil tertawa.

"Lah lu masih aja sepaket ama bakpao," sahut Yangyang yang sadar dengan keberadaan Nada disamping Viona.

"Iyalah gue kan sohibnya, untung beda prodi sama lo, kalo sekelas lagi sama lo mending gue pindah kampus," sahut Nada yang dulu saat SMA juga sekelas dengan Yangyang.

"Eh kenalin sepupu lo ini dong vi, masa cowo ganteng ga di kenalin,"

"Hemm....kenalin gess doi sepupu gue, yangyang abdi pratama dari fakultas fisio," ucap Viona memperkenalkan sepupunya. Yangyang hanya senyum-senyum sok ganteng banget.

"Percaya sih kelakuannya kayak lo vi," sahut Yeri.

"Gue yeri," lanjutnya lalu mengulurkan tangan bersalaman dengan Yangyang.

"Gue suhyun," ucap Suhyun.

Akhirnya Yangyang dan Viona pun mengisi formulir pendaftaran untuk UKM taekwondo itu, sedangkan Yeri mendaftar dance dan Suhyun mendaftar DPM, Nada tidak ingin mengikuti UKM di kampus karena dia sudah mengikuti suatu forum di luar kampus.

"Yang nanti malem ikut join ngopi yok," ajak Nada.

"Oke aja gue mah, gue ajak temen deh,"

"Lebih bagus tuh gue setuju banget," sahut Viona excited.

"Lu mah selalu gercep kalo sama cowo tapi pas di deketin malah kabur, cuek, dih."

"Iya dong jual mahal," ucap Viona dan langsung beralih meninggalkan teman-temannya.

"Yee dasar belut," ketus Yeri lalu berjalan bersama Suhyun dan Nada mengikuti Viona yang kini sudah bersama Jaemin, Hyunjin, Haechan, Felix yang berada di kantin kampus.

Kampus mereka itu memiliki dua kantin, satu berada di lantai pertama berhadapan langsung dengan halaman dan satunya lagi berada di lantai empat gedung baru adipadma.

04.30 p.m Viona kini sedang membereskan kamarnya karena beberapa hari setelah pelaksanaan ospek kamarnya sangat rusuh dengan kertas dan tempelan karton dimana-mana.

Tak berapa lama terdengar notifikasi line dari ponsel Viona, dia membuka room chat yang muncul paling atas sebuah group chat dengan nama Bala-bala echan. Sesekali Viona tertawa saat membaca gurauan chat dari temannya.

"Dasar begajulan kumat stresnya," gerutu Viona sambil meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Kakkkkkk anaaaaa,"

"Ihhhh nggak usah teriak bisa kan dek," ketus Viona saat Jisung tiba-tiba masuk ke kamarnya dan duduk di tempat tidurnya.

"Apa?" Lanjutnya.

"Kak...anu itu," sahut Jisung sambil menggigit bibir bawahnya.

"Apa sih anu-anu mulu yang jelas napa, kebiasaan ih."

"Bantu bilangin ke bunda ya kak nanti malam gue mau nobar basket bareng chenle, terus rencananya mau nginep bareng temen-temen di rumah chenle, ya kak pleaseeee." Ucap Jisung sambil memelas kayak anak kucing gitu.

Beberapa hari yang lalu sesuai janji ayah Changwook, Jisung dibelikan PS 5. Dia seneng banget sampai tiap waktu dia mainin, sepulang sekolah dia main sama Chenle, sorenya main sama Doyoung sampai malam hari.

Sedangkan Viona, dia dibelikan tas backpacker yang diinginkannya, dibilangin juga ayahnya tuh selalu menuruti demi kebahagiaan anak-anaknya tak jarang bunda Sooyoung marah-marah karena sering memanjakan anak-anak, tapi tetap saja ayah Changwook selalu memberikan apa yang diinginkan anaknya karena pikirnya dia sendiri jarang berada di rumah.

Dan sekarang pun ayahnya sudah kembali bekerja ke luar kota dan akan pulang dua atau tiga minggu lagi.

"Hmmm...oke gue bantu izin ke bunda, tapi bersihin kamar lo dulu,"

"Siappp kakakku yang paling cantik, ahsan bersih-bersih dulu, makasih kakkk." Sahut Jisung lalu berlari keluar kamar kegirangan.

"Idihhh muji-muji kalo ada maunya doang," dumel Viona.

Sorenya Viona sudah siap dengan pakaian yang simple dengan slingbag kecil, Jisung berjalan mendekat sambil membawa syal layernya.

"Bunda ana mau ngumpul keluar sama temen-temen ya bun,"

"Jangan malem-malem ya kak, terus itu adek mau kemana kok bawa-bawa syal?" Tanya bunda saat tau Jisung berdiri dibelakang Viona.

"Adek izin mau nginep di rumah chenle, mau nonton bareng bun," jawab Viona.

"Boleh kan bun, besok kan minggu hehe," ucap Jisung sambil nyengir.

"Ya udah hati-hati, jangan ngerepotin keluarganya chenle loh dek," tutur bunda sambil menyalami anaknya.

"Siap bunda sayang, assalamualaikum," sahut Jisung lalu ngacir keluar rumah duluan.

"Waalaikumsalam,"

"Abang mana bun?"

"Tadi keluar katanya ada rapat di kosan temennya,"

"Ohh ya udah bun ana pergi dulu, di rumah sendiri nggak apa-apa kan bun?" Ucap Viona ragu meninggalkan bundanya sendirian di rumah.

"Ya nggak apa-apalah, asal jangan malem kalo pulang,"

"Iya bun, ana pergi dulu assalamualaikum," ucap Viona sambil mencium tangan bundanya.

"Waalaikumsalam hati-hati kak," sahut bunda Sooyoung dan hanya mendapat anggukan.

Viona dan Nada sampai di kedai kopi wagu, kedai itu sangat ramai dengan kalangan anak muda, mahasiswa maupun masyarakat di sekitaran kedai tersebut, di sebelah pojok kanan sudah ada teman-temannya.

"Mba vio dan neng nada akhirnya datang juga," ucap Hyunjin. Viona dan Nada segera duduk di kursi sebelah Hyunjin.

"Suhyun yeri belum dateng?" Tanya Nada.

"Otewe katanya," sahut Felix.

"Loh bentar, bukannya lo anak fkg ya?" Tanya Viona ketika melihat seorang cowo yang duduk di samping Jaemin.

"Udah kenal lu," tanya Jaemin.

"Bentar lupa namanya hehe,"

"Iya, gue yang pas ospek pertama lo minta tanda tangan," ujar laki-laki itu sambil memperlihatkan eye smile-nya yang indah.

"Oh iya anandra jeno kalo nggak salah, iya gak sih?"

"Iya panggil aja jeno,"

"Kok bisa sama jaemin," ucap Nada.

"Sepupunya," bukan Jaemin yang jawab tapi Haechan, dan Nada hanya manggut-manggut paham.

"Noh bakpao kedua sama mbaknya udah dateng," lanjut Haechan saat melihat Suhyun dan Yeri yang turun dari motor.

"Helloww gaess, siape nih?" Ucap Yeri heboh dan duduk disebelah Felix, dan Suhyun duduk disampingnya.

"Sepupu gue, jeno." Sahut Jaemin, Yeri hanya mengangguk.

"Lah si yangyang kok belum dateng sih." Dumel Viona lalu mengirim pesan pada room chat Yangyang.

Tak lama kemudian, sebuah motor Ninja yang dikendarai cowo berkaos putih berhenti dipekarangan parkir kedai wagu. Yangyang dengan temannya berjalan mendekat setelah memarkirkan motornya.

"Lama dah," gerutu Viona.

"Ini sepupu gue yangyang sama temennya nggak tau gue, kenalin yang." Lanjutnya.

"Namanya lucas," sahut Yangyang lalu duduk di sebelah Nada, diikuti Lucas yang duduk disebelahnya.

"Gue yeri," ucap Yeri mengulurkan tangan dan digapai oleh Lucas.

"Yeee si mbak gercep amat," ketus Hyunjin.

"Nggak papa mble, lu bisa cari yang lebih kok, sabar ya mble." Sahut Haechan.

"Paan sih lu pada, iri aja kalo temennya lagi usaha," cetus Yeri.

"Cewe lu mana chan kagak lu ajak?" Tanya Jaemin.

"Lagi pulkam ke bandung katanya mau ngambil baju," jawab Haechan.

Haechan dan pacarnya anak kebidanan itu berasal dari daerah yang sama, mereka pacaran sejak SMA dan melanjutkan kuliah bersama juga.

Mereka membicarakan banyak hal, sesekali mereka tertawa karena perdebatan Yeri, Hyunjin, Jaemin, Haechan, dan Lucas. Kalau Jeno, Felix, Suhyun mah kalem-kalem aja sambil haha hehe pokoknya manut aja sama apa yang diomongin. Yangyang asik gibah flashback masa SMA sama Nada dan Viona.

Viona menyeruput good day yang baru saja diantarkan oleh seorang pelayan kedai itu. Tanpa sengaja matanya bertemu tatap dengan mata Jeno, Jeno yang tersadar hanya menyunggingkan senyum tipis. Viona segera mengalihkan pandangannya sambil menggaruk tengkuknya canggung.

Setelah mengantarkan Nada ke kosannya, Viona pun pamit untuk pulang. Nada ngekos bukan berarti rumahnya jauh dari kampus bahkan rumahnya hanya membutuhkan waktu 15 menit sampai ke kampus dan hanya 10 menit dari rumah Viona makanya Jisung sering sekali berkunjung kerumah Chenle adiknya Nada, dia sering sekali menginap bersama teman-temannya.

Nada ngekos karena dia menginginkan sendiri merasakan kehidupan kos, asal kalian tau aja waktu boyongan ke kos Nada dianterin hampir seluruh keluarganya karena papa sama mamanya yang nggak mau nada ngekoslah, Chenle yang nggak punya temen berantemlah sampe neneknya yang tinggal diluar kota juga ikut katanya biar tau kosannya itu hygenis apa nggak, ya secara nada anak cewe pertama dari keluarga Virendra yang kehidupannya sedikit lebih tinggi dibanding lainnya, kalian akan terkejut jika mengetahui rumahnya. Bahkan Chenle sempet nangis di rumah seharian, ya walaupun kakak beradik lumba-lumba ini sering berantem tapi kalau salah satunya nggak ada pasti nyariin.

Diruang tv ada Doyoung dan temannya yang sedang mengerjakan sesuatu pada laptopnya, mereka duduk berjajar di karpet.

"Bang taeyong lagi." Ucap Viona setelah tau siapa teman abangnya. Taeyong hanya melambaikan tangannya.

"Waalaikumsalam dek." Sahut Doyoung.

"Ehe assalamualaikum abang, bunda kemana bang?"

"Udah tidur kayaknya tadi masuk ke kamar,"

"Oh ya udah aku ke kamar dulu bang, jangan lupa kunci pagar dan pintu," Viona berjalan menaiki tangga yang berada di samping pojok ruang tv menuju kamarnya.

"Ahsan nggak pulang?"

"Nggak, nginep di rumah chenle." Setelah menjawab pertanyaan abangnya, Viona menutup pintu kamar.

Line

"Hah siapa nih," ucap Viona bermonolog setelah mendapatkan notif paling atas dari id line yang tidak dia ketahui.

"Ini lagi kenapa anggotanya echan jadi nambah, gue read yang atas dulu lah"

Viona segera menyimpan id line setelah tau siapa seseorang yang ada di seberang sana. Dia menyimpannya dengan nama Anandra Jeno.

"Dapet dari grup kali ya atau dari jaemin," Viona dari tadi hanya ngomong sendiri padahal tidak ada yang akan menjawab. Kalo ada yang ngejawab kan serem :')

Setelah membaca chat terakhir dari Jeno, Viona meletakkan ponselnya di atas meja belajarnya. Dia mengganti pakaiannya dengan baju baby doll lalu mencari buku catatannya di antara rak-rak bukunya.

Viona suka menuliskan sesuatu hal yang telah dia lakukan, menulisnya dalam bait sajak maupun tembang. Malam ini bulan bersinar terang masuk ke celah-celah selambu jendelanya yang berwarna putih transparan. Karena meja belajarnya berada tepat di samping jendela, maka rembulan itu terlihat jelas.

Gadis itu menyibakkan selambu dan membuka sedikit jendelanya, menghirup dalam angin malam yang segar.

Rembulan ing wengi

Tansah mbebasake ing ati

Sinar padhang nyorotake ketentreman swasana ing wengi

Agawe bungah kagem sopo wae

14/08/2018

-Anatasyia Viona♡

Ya gadis itu sangat suka belajar bahasa jawa, dia sering sekali mencari ensiklopedia tentang tembang macapat, jenaka maupun asmaradana sekali pun.

Creation is hard, cheer me up!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Tulisan_Pyycreators' thoughts