Saat itu Reza Qiao sangat gembira, setelah membeli sarapan dan kembali ke hotel, wanita cantik itu pun sudah menghilang, dia mengira sudah melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan wanita itu, sayang sekali, tetapi dia tidak menyangka bahwa begitu cepat bisa bertemu dengan wanita cantik itu kembali, dan juga wanita itu adalah CEO perusahaan Foursea, ternyata hal baik yang dia lakukan adalah atasannya sendiri, jadi tidak tahu Rini Liu akan membalasnya seperti apa, apakah dia akan memberi imbalan sebagai rasa berterima kasih atau menaikkan jabatannya, atau...
Semakin dipikir Reza pun semakin senang.
Saat itu Rini Liu pun sangat ketakutan, dia tidak menyangka bahwa setan yang merampas keperawanannya itu muncul di sampingnya, dan setan itu yang mengantarnya.
Terlalu mengerikan.
Rini Liu yang sedang duduk di dalam mobil pun terkejut: "Tolong, tangkap si mata keranjang ini..."
"Datang datang, bos, di mana mata keranjang itu?"
"Di sini, kamu, kamulah si setan itu!" Rini Liu menunjuk ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao pun tidak mengerti: "Bos, sepertinya anda salah, bagaimana caranya aku menangkap diriku sendiri?"
"Setan, kenapa kamu bisa membawa mobilku?" tanya Rini Liu.
"Aku adalah supir baru, semalam baru saja aku menolongmu, dan hari ini kita bertemu lagi, wah, bos, kita benar-benar berjodoh."
"Kepalamu, semalam kamu mana menolongku, jelas-jelas kamu cabul."
"Bos, anda dengarkan dulu penjelasanku mengenai semalam..."
"Tidak mau, tidak mau, setan, pergi kamu..."
Reza Qiao rem mendadak, lalu membuka pintu mobil.
"Apa yang kamu lakukan?" Rini Liu dengan panik melihat ke arah Reza Qiao.
"Bukankah kamu menyuruhku untuk pergi?"
Rini Liu terdiam, dia berpikir sejenak, sekarang dia sangat tergesa-gesa ingin bertemu dengan walikota, dan jika menyuruh setan itu untuk pergi, tentu saja hal besarnya akan tertunda, karena itu adalah proyek bernilai 4 miliaran RMB (sekitar 8 triliun rupiah).
Rini Liu menenangkan dirinya sejenak, dia pun berpikir bahwa setelah semuanya selesai baru menyuruh setan itu untuk pergi.
"Lanjut menyetir."
Reza Qiao menutup pintu mobil, sambil menyetir sambil mengoceh: "Bos, kamu orangnya sangat panik sekali, kata-kataku masih belum selesai."
"Diam, setan." Rini Liu sangat marah, bagaimana pun hal itu sudah terjadi, dan keperawanannya sudah tidak ada, masih mau menjelaskan apa lagi.
Reza Qiao pun menutup mulutnya dan hanya menyetir.
Rini Liu melihat ke arah jam dan kembali panik, masih ada 16 menit 9 detik, jika dengan kecepatan seperti ini, tentu saja akan terlambat, kehilangan kepercayaan walikota, tidak bisa dimain-mainkan.
"Menyetir lebih cepat." Kata Rini Liu dengan panik.
Reza Qiao tidak menjawabnya.
"Dengar tidak, cepat sedikit."
Reza Qiao masih tidak menjawabnya.
"Bisu ya?" kali ini Rini Liu marah.
"Bukankah kamu menyuruhku diam?"
Rini Liu seketika terdiam.
Reza Qiao tertawa dan berkata: "Bos, kamu ingin secepat apa?"
"Paling cepat berapa, ya segitu saja."
"Bagaimana kalau terbang saja?"
"Memangnya kamu punya keahlian itu?" Rini Liu mengejeknya.
"Tidak percaya? 15 menit saja aku bisa sampai di kantor walikota."
Rini pun menjawabnya: "Iya kalau kamu benar-benar bisa terbang."
"Kalau tidak percaya, kita taruhan saja."
"Taruhan apa?" tanya Rini Liu penasaran.
"Dalam 15 menit jika aku tidak bisa, terserah kamu mau apa, tetapi jika tepat waktu, kamu akan mencium mulutku..."
Seketika Rini Liu merasa kacau, mata keranjang, semalam tidak tahu sudah berapa kali dia mainkan, dan tidak tahu sudah cium berapa kali, dan sekarang malah masih belum puas juga dan masih mau minta lagi, menjijikkan.
"Setan, pergi kamu."
Reza Qiao kembali mengerem mobilnya secara mendadak, membuka pintu dan berkata: "Setan akan pergi."
Rini Liu pun panik, si setan itu sedang mempermainkannya, benar-benar buat emosi.
Gigi Rini Liu pun menggeram: "Kalau begitu taruhan ya taruhan, dalam 15 menit kalau kamu tidak tepat waktu sampai di kantor walikota, cepatlah pergi dari hadapanku."
Tentu saja Rini Liu tidak percaya Reza bisa dalam 15 menit sampai ke kantor walikota, sulit sekali menghindari keterlambatan hari ini, tetapi bisa mencari alasan untuk mengusir setan itu juga sudah lumayan.
"Baiklah diterima, duduklah dengan baik." Reza Qiao menutup mobil dan langsung menginjak gas mobil, mobil BMW itu pun dengan sangat cepat dan liar berjalan.
Tubuh Rini Liu bergoyang dengan kuat, dengan sigap dia pun memegang erat pegangan mobil, seakan-akan hatinya naik ke tenggorokan dan matanya, bangsat, kecepatannya bertambah besar sekali.
Mobil BMW itu pun dengan cepat dan liar berlari dan memotong, perpindahannya sangat indah sekali di jalanan, sampai-sampai mobil dan pejalan kaki pun ketakutan dan menghindar, mereka semua melihatnya dengan terkejut, sedangkan Rini Liu yang berada di dalam mobil, hatinya sangat berdetak kencang karena ketakutan, seperti rohnya terbang dan hilang.
"Crittt..." terdengar rem dari mobil BMW itu yang berhenti dengan stabil.
"Bos, sudah sampai."
Rini Liu menghirup napas dalam-dalam, dan ketika melihat jam, waktu masih menunjukkan pukul 08.58, si setan itu benar-benar seperti terbang dan sampai dengan tepat waktu.
Tepat jam 9 Rini Liu muncul di kantor walikota, Steven Qiao.
Steven Qiao tampak seperti pemuda yang bertanggung jawab dan tenang.
"Wah, CEO Liu, tepat waktu sekali." Steven tertawa dan mengulurkan tangan kepada Rini Liu.
"Selamat pagi walikota Qiao." Rini Liu dengan senyuman dan baru saja ingin mengulurkan tangannya, tiba-tiba saja Reza Qiao muncul dari belakangnya dan duluan merebut tangan Steven Qiao, dengan ramah berkata: "Halo, selamat siang walikota Qiao."
Walikota Qiao pun terkejut melihat Reza Qiao: "Kamu adalah..."
Rini Liu pun terkejut, kenapa setan ini mengikutinya kemari?
"Aku adalah supir CEO Liu, namaku Reza Qiao, kita adalah satu keluarga, walikota Qiao."
"Oh, satu keluarga." Steven Qiao menjawabnya dengan datar, seorang supir rendahan berani-beraninya katakan satu keluarga dengannya, tebal muka sekali.
"Begitu muda sudah menjadi walikota, benar-benar membuat keluarga Qiao bangga, aku sangat bangga padamu, kamu bekerjalah dengan baik, aku lihat masa depanmu sangat cerah."
Steven Qiao dan Rini Liu pun tertawa, Rini Liu berkata: "Aku dan walikota sedang ingin membahas sesuatu, kamu pergilah melakukan sesuatu yang lain."
"Baik, Baik, aku tidak akan menganggu kalian lagi." Reza Qiao dengan penuh senyuman pergi keluar, sepertinya walikota terlihat waras.
Setelah Rini Liu dan Steven Qiao selesai membahas proyek mereka, Reza Qiao pun sedang mondar-mandir di depan mobil.
Baru saja Rini Liu mau membuka pintu mobil, Reza berkata: "Tunggu sebentar bos."
"Ada apa?" Rini Liu pun menatap ke arah Reza Qiao.
"Tadi kamu sudah kalah taruhan, bukankah sekarang seharusnya membayar janjimu?" kata Reza Qiao dengan yakin.