Dengan deru nafas yang masih berderu Ashlea keluar dari ruangan menuju ke atap untuk sekedar mencari angin, melampiaskan segala kemarahan yang ditimbulkan karena Devano. Sialnya pintu akses ke atap tertutup karena sedang ada perbaikan pemancar sinyal di sana.
Ashlea duduk tepat di depan pintu yang terkunci rapat, tak ada tempat terbaik untuk menenangkan diri kecuali atap. Di sana ada akses bebas angin dan juga meski ia berteriak sekencang mungkin tak ada yang mendengarkan, pas untuk meluapkan kemarahan.
Jika ia pikirkan kembali, Devano benar-benar menyebalkan. Kepalanya seperti batu dan Ashlea pikir tidak ada cara benar untuk mengalahkan keras kepala selain dengan keras kepala. Batu dilawankan dengan batu supaya hancur.
Karena tidak adanya akses untuk menuju ke aap, Ashlea kembali turun ke bawah, menjalani hari seperti biasanya ia pikir jalan terbaik saat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com