"Jadi Kau menghentikan pencarian Cinta SMA mu itu", tanya Ferdinand, Ferdinand saat ini berada di ruangan Adrian. "bahkan aku mendengar dari sektretaris mu seharian kemarin kau tak menjawab telpon dari Claudia?" lanjut Ferdinand, "hmmmmm," jawab Adrian dingin yang masih tetap pada posisinya berdiri dan menatap lurus ke luar jendela nya sedangkan Ferdinand duduk di sofa, "apa ini karena Nona Ariani?" Tanya Ferdinand, namun Adrian tak menjawab dan tetap pada posisi nya. melihat reaksi sahabatnya Ferdinand paham betul sikap dan sifat Adrian, dia tak ingin melepaskan Ariani tapi ada sesuatu di hati nya yang masih mengganjal. "dengar Adrian , kau harus mengambil keputusan, dan pertegas hubungan mu dengan Claudia" ucap Ferdinand, "ini bukan karena Claudia" jawab Adrian, "namun ntah mengapa aku ingin memutar waktu dan menyelesaikan semuanya di masa SMA ku, dia wanita yang bisa membuat ku membuka mata dan hati ku, kemudian dia juga yang membeku kannya kembali, namun di hari itu aku bisa melihat bahwa dia pun merasakan hal yang sama dengan ku, tapiiii?" jelas Adrian dan menghentikan ucapannya. "tapiii apa Adrian?" sahut Ferdinand "jika dia merasakan hal yang sama dia tidak akan mempersulit dirinya dan diri mu saat itu" lanjut Ferdinand, "itu karena dia berbeda Fer, hatinya terlalu kuat dan logika nya tak pernah salah" sahut Adrian , "jadi kau dan Ariani?" tanya Ferdinand "saat bersamanya aku merasa menjadi diri ku sendiri , bagian hati ku yang terganjal pun rasanya seperti terlepas dari ganjalan itu, tapi dia wanita yang sulit, aku tak pernah paham , kadang dia seakan milik ku namun kadang dia begitu jauh untuk ku gapai" jelas Adrian, Ferdinand melihat sahabat nya dan tersenyum, dia berdiri dan menepuk pundak Adrian "kau harus cepat ambil keputusan Adrian, jika tidak ingin kehilangannya" sahut Ferdinand, Dia merasa bahwa Ariani mampu merubah sisi dingin sahabat nya, tapi keegoisan Adrian bisa membuat nya kehilangan sesuatu yang berharga darinya dan akan terlambat menyadari nya. "bersiap lah kita ada meeting jam 10 pagi", ucap Ferdinand dan melangkah keluar dari ruangan Adrian.
------------_----------
"Karina meeting di mulai jam berapa?" tanya Ariani ke asistennya nya itu saat Karina masuk mengantar kan secangkir teh untuk nya. "jam 10 pagi nona, masih setengah jam lagi" jawab asistennya.
tookk, tokk pintu ruangan Ariani diketuk
"masuk" ucap Ariani
dua orang pelayan pun masuk dengan membawa bunga dan makanan, Ariani kaget begitu pun Karina, Karina menerima bunga itu dan meminta meletakkan makanan nya di meja depan sofa. "siapa yang mengirim ini?" tanya Karina "kami tidak tahu, kami hanya diminta untuk mengantarnya ke Nona Ariani" jawab seorang pelayan, "baiklah, terima kasih" ucap Ariani, dan kedua pelayan itu pun meninggalkan ruangan Ariani. Ariani melihat bunga itu dan makanan nya, omelette dan roti coklat, dia ingat itu sarapan nya di bali, 'apa ini Adrian' pikir Ariani tapi tidak mungkin Adrian bukan pria seperti itu. Tanpa pemberitahuan apapun Adrian masuk ke ruangan Ariani, Ariani dan Karina pun langsung melihat ke arah pintu masuk "selamat pagi Tuan Adrian" sapa Karina Seperti biasa Adrian tak menggubris nya. Pandangan nya jatuh pada bunga dan makanan di meja dekat sofa, pandangan Adrian semakin dingin dan suram. "kenapa kau masih disini" ucap Adrian dingin yang di maksud adalah Karina. "kalau begitu saya permisi" ucap Karina dan meninggalkan ruangan Ariani. "kenapa kau kesini pagi-pagi, aku bisa ke ruangan mu jika ada pekerjaan untuk ku" tanya Ariani , dia mengetahui bahwa suasana hati Adrian sedang tak bagus saat ini saat mendengar ucapan Adrian ke Karina. "Apa kau tak suka aku disini," Adrian menjeda omongan nya "ohhhh, apa orang lain yang pagi pagi sudah kemari" , Lanjutnya dengan nada sedikit keras dan emosi yang tertahan. Ariani paham maksud Adrian tak salah jika dia berpikir begitu karena melihat bunga dan makanan itu , tapi itu artinya bukan dia yang mengirim ini jadi siapa yang mengirim nya. Belum sempat Ariani bicara Adrian mendekatinya "siapa yang mengirim ini semua Ariani" tanya Adrian dan melihat tatapan Adrian , Ariani bisa melihat bahwa dia sedang marah saat ini, tapi kenapa dia marah, pikir Ariani, Ariani mundur kebelakang dan berkata "Adrian jika tidak ada masalah pekerjaan lebih baik kau kembali ke ruangan mu kita akan ada meeting sebentar lagi" ucap Ariani, dia malas untuk ribut dengan Adrian dan menjelaskan nya pun akan percuma. "Ariani siapa yang mengirim ini semua ini" teriak Adrian .
Teriakan Adrian terdengar hingga meja Karina dan saat itu ada Tasya dan Nina yang sedang bersama Karina sebenarnya mereka ingin menemui Ariani, namun Karina memberitahukan bahwa Ariani sedang bersama Adrian "apa itu suara tuan adrian, tapi kenapa dia berteriak" ucap Tasya, Karina hanya tersenyum karena dia sudah menebak nya. "Karina kenapa kau malah tersenyum" tanya Nina, "itu pertengkaran orang dewasa bukan pertengkaran pekerjaan" ucap Karina.
"Aku tidak tahu" jawab Ariani seadanya dan mengabaikan teriakan Adrian. Adrian menarik Ariani dan memeluknya. "Adrian lepaskan kita di kantor saat ini" ucap Ariani pelan, "cium aku sekarang" ucap Adrian "haa' kau bercanda kan" ucap Ariani "tidak,,, kita akan meeting, dan kau membuat ku marah , jadi kau harus mereda kannya" ucap Adrian menggoda Ariani "kau marah sendiri tidak ada hubungannya dengan ku" sahut Ariani , Adrian tersenyum dia tau wanita yang dihadapinya adalah wanita yang keras kepala "kalau kau tidak mau tidak apa2 , maka meeting hari ini , kau pasti tau kan akan seperti apa" ucap Adrian sambil melepas pelukannya dan berpura pura berjalan keluar, Ariani mengejarnya dan berdiri dihadapan Adrian, "apa kau mengancam ku" ucap Ariani, "tidak" sahut Adrian "yaa baiklah, kau boleh keluar" ucap Ariani tak mau kalah menyingkir dari hadapan Adrian seolah memberikan nya jalan. Adrian benar benar penasaran dengan wanita ini, Dia pun kembali memeluk Ariani dan tanpa basa basi mencium Ariani, setelah beberapa detik Ariani menghentikan nya. "kita harus meeting sekarang" ucap Ariani lembut.