webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasia
Classificações insuficientes
402 Chs

Bab 259 - Kemunculan Sosok Yang di Tunggu

Saat dia berjuang untuk berdiri, seorang prajurit mayat hidup mampu menikam pedang di kaki kanannya. Dewi membalas dan menghancurkan mayat hidup dengan tongkatnya, tetapi sekarang dia tidak bisa bergerak. Para penyihir di dinding mampu memberikan dukungan, tetapi sekarang tidak bisa bergerak sama sekali.

Dia bahkan berdarah sangat deras yang menurunkan peluangnya untuk bertahan hidup. Ketika dia berbaring di tanah menunggu kematiannya, Dewi mulai melihat halusinasi. Dia melihat dirinya tersenyum sambil menggendong seorang anak di tangannya, dan di sana di depannya ada seorang lelaki tersenyum padanya.

Dia tidak tahu mengapa lelaki itu ternyata adalah dia, tetapi Dewi merasa itu baik-baik saja. Dia kemudian tersenyum ketika dia mulai menangis.

'Kenapa menunjukkan padaku sesuatu seperti itu pada akhirnya. . . Aku . . Aku tidak ingin mati. . .' Ketika kesadarannya perlahan memudar, dia merasakan energi Aura yang sangat kuat dan haus darah menelan medan perang.