webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasia
Classificações insuficientes
402 Chs

Bab 238 - Judul Bab Kosong

Ketika Arlina mendengar apa yang dikatakan masternya, dia kagum. Kata-kata yang dia ucapkan dengan santai dan senyum bodoh di wajahnya yang dipenuhi kepercayaan diri, hampir sama persis dengan yang biasa dikatakan Andi kepada lawannya ketika dia berada di puncak kegembiraannya. Semuanya sama, yang mengguncang hati Arlina.

"Master yang sangat bagus! Aku akan menunjukkan kepada kamu semua yang harus aku berikan saat ini!" Arlina kemudian mulai mengumpulkan energi Aura sebanyak yang dia bisa. Ratusan lingkaran sihir muncul di udara di sekitar Andi.

"Master, terima ini! Hujan es!" Begitu tehnik Aura Arlina diaktifkan, banyak tombak es muncul dari lingkaran sihir di sekitar Arman. Satu demi satu tombak es keluar dari lingkaran tehnik Aura dan mencoba menembus Andi. Menanggapi hal ini, Andi tidak melakukan apa-apa selain memotong es. Dia memanfaatkan mantra ini untuk terbiasa dengan tubuhnya saat ini. Perlahan tapi pasti cara dia menangani tubuh Arman menjadi lebih efisien.