webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 9: Kendang

Oleh: Manggala Kaukseya

Letak Kendang yang memberkahi seluruh wilayah Provinsi ini sebenarnya terletak cukup jauh dari markas. Instrumen itu berada di tengah Provinsi di atas sebuah tugu yang dibangun untuk menghormatinya.

Bukankah benda itu penting? Bukankah ia sebuah pusaka? Mengapa menaruhnya di tempat yang jauh dari jangkauan orang-orang Guild? Jawabannya mudah.

Pusaka milik para Musisi, tak bisa dihancurkan. Bahkan serangan terkuat dari Tuan Verslinder tak mampu menggores mereka. Ditambah lagi, pribadi-pribadi yang bisa mengangkat mereka hanyalah orang-orang diberkati oleh pemiliknya.

"Jadinya gimana Mang? Dah malem banget ini."

"Besok aja, Malianis kita juga sedang tidak prima, akan sangat berbahaya pergi ke tempat itu gelap-gelapan seperti ini."

"Oke!"

Kami ber-8 pun setuju untuk menghakhiri hari ini, lalu beranjak tidur dan kembali bertemu lagi jam 7.00 esok hari, dan berangkat pada pukul 8.00.

*

Kemudan hari…

"Dah siap semua? Ayo kita langsung berangkat."