webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 7: Temporary Home

Oleh: Ghanimah Himesh

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, kami kembali ke markas dengan cara berjalan kaki. Walau pada kenyataannya banyak dari kami bisa dengan mudah kembali ke Guild dengan cepat, termasuk aku dengan sihir teleportasiku. Namun pemandangan di tempat ini memang tiada bandingnya!

Oh iya, Dakruo berjalan dengan wujud naganya. Menurutnya, lebih mudah membawa box-box besar itu ketika ia berjalan dengan 4 kaki. Punggung yang biasa diisi kamar untuk membawa kami saat ini ditempati oleh box besar berisikan bijih besi.

Kami memakan waktu cukup lama berada di gua itu. Kini jam sudah menunjukkan pukul 15.04, dan Mentari sudah mulai berdiri rendah.

Aku menyukai suasana ini, biru langit mulai perlahan meredup menjadi merah, sinar sang surya tak terlalu menyilaukan, apalagi dengan banyaknya awan yang bernaung di bawahnya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com