webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 4: Receptionist Girl

Oleh: Manggala Kaukseya

Di hadapan kami ialah gedung yang berwarnakan coklat terang, bagaikan pasir layaknya bangunan lainnya. Hanya saja ukurannya benar-benar tak masuk akan untuk para Kaoma, semenjak tinggi mereka hanya setara dengan anak Genka berumur 7 tahun, yaitu 120an cm.

Tapi yang hendak kami masuki bahkan memiliki pintu yang bisa dilewati Dakruo tanpa membungkuk. Tak hanya tinggi, gedung ini juga sangatlah luas, hingga bangunan-bangunan di sekelilingnya terlihat seperti kumpulan anak-anak bayinya.

"Baiklah… ini dia."

Pintu berdecit, dan kami membukanya selebar yang kami bisa. Udara di dalam sangat berbeda dengan yang ada di luar sana, begitu sejuk dan menyegarkan, seakan mereka menggunakan… kristal angin?

Di belakang pintu yang terbuka sudah tergelar karpet yang menunggu untuk kami injak. Sementara dibawahnya bukanlah tanah-tanah subur, melainkan ubin-ubin dari bebatuan berwarnakan kelabu.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com