Oleh: Manggala Kaukseya
Setelah bertemu dengan Lalita dan kedua saudariku, aku pun meminta mereka untuk menerbangkan diri mereka dan mencari anggota tim 69 lainnya.
"Kak, ada banyak manusia pohon raksasa di sana, kayaknya ada anak kecil juga deh." Lavani berkata padaku setelah kembali dari penerbangannya bersama Lavana
"Anak kecil? Ah pasti itu teh Sena, ayo kita bergegas ke sana!" Pintaku.
"Kak Mang, aku numpang ya~"
Lalita pun berubah menjadi kupu-kupu api dan menempel dirinya pada seragamku. Santi Waraney, terutama diriku, merupakan pelari tercepat yang ada di muka Bumi ini, dengan bertengger padaku, ia bisa menumpangi kecepatanku ke teh Sena.
"Ih! Manja!" Lavani memang terkenal pemarah, tapi aku dan Lalita maupun Lavanya sudah terbiasa dengan sikapnya.
Kami pun beranjak dengan cepat ke teh Sena. Phoenix Waraney mungkin bukan seorang Ilmuan Langit, akan tetapi kecepatan mengerak mengudara jauh lebih kencang dibandingkan mereka.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com