webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#SYSTEM

Chapter 30: Coldless Heat

"Gila dah itu anak-anak, makan kagak ngira-ngira."

Aku dan Lalita pun kembali ke rumah tim 69, sementara Lavani dan Lavanya kembali untuk merayakan peresmian mereka dengan anggota tim mereka masing-masing.

"Hehehe… gapapalah kak, sekali-kali."

"Iya sih… tapi gajiku kepotong setengah kalo ditambah sama 4 hari ekspedisi kita."

Rumah ini terasa sangat sepi dan… hampa? Memangnya ruang makan seluas ini ya? Dan dapurnya…

"Ta. . ."

"Kenapa kak?" Lalita tampak begitu buntu melihat wajahku yang tiba-tiba membeku.

"Dapur kita… kenapa kosong?"

"Dapur?" Gadis itu pun menoleh konter yang ada di sebrang ruang makan.

"Hah!? Iya! Barang-barangnya kak Imah kemana!?"

Tempat itu bener-benar tak berisi, hanya terdapat lantai dan tembok yang berdiri di sana. Kumohon… aku harap dugaanku salah.

"Cih!"

Aku pun segera berlari menuju kamar Devan dan Ghanimah dan membuka paksa pintunya.

*Brak!*