Oleh: Polar Muttaqin
"Iya, kenapa ya kak? Bahkan si raksasa-raksasa Mitralhassa (Dubalang) mulai merekrut gadis-gadis generasi ke-4 sebagai Dubalang Kipeh (kipas) untuk berada di barisan support, hmm kenapa ya…?" Lalita merenung dengan pandangan ke atas, selagi memainkan bibir kecilnya dengan jari telunjuknya.
"Kurasa kita bisa mempertanyakan itu nanti, sekarang ada baiknya kita langsu—"
*BUMM!*
"Hah!?"
Belum selesai Manggala berbicara, tiba-tiba langit menjadi terang kemerahan, dipenuhi asap hitam yang mengebul pekat.
*BAM!* *BAM!* *BAM!*
Ledakan bertaburan di tiap sisi kemah, suaranya begitu menggelegar, di saat yang sama serpihan tanah dan tenda yang hancur merinai di atas kepala Manggala dan Lalita. Kemah ini benar-benar dibombardir habis-habisan, angankan didatangi sebuah azab yang keji.
"Apa-apaan ini!?" Manggala benar-benar tercenggang melihatnya. Namun kepanikannya seketika terhenti setelah sosok seseorang mulai terbayang di benaknya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com