Setelah selesai makan, ketiga pengelana itu pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Pos Baratan. Kali ini mereka sekali lagi membawa bekal dari restoran yang mereka kunjungi.
Langit gelap kian gulita, dan layaknya sebelumnya, di sepanjang jalan mereka bisa melihat para Genka yang aktif berpatroli beberapa puluh meter dari sisi jalan, di area yang sedikit menanjak dengan bukit-bukit kecil.
Anjing-anjing yang mereka bawa menggonggong dan melolong kian kencang, tiap kali mereka bertemu Taanji yang tersasar mendekat.
Dan pada malam itu… aku tak yakin kata sunyi bahkan hadir di antara tiap langkah mereka.
Suara tembakan dan ledakan bergema di mana-mana, begitu pula dengan jerita dan auman para Taanji yang tiada habisnya berdatangan.
Daerah di sekeliling jalanan benar-benar ramai dan terang benderang oleh api dan asap yang merayap tinggi di udara.
"Darah?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com