"Cia? Kamu kenapa nya?"
Suara gadis itu membuat kaget si gadis kucing yang telah menyamankan dirinya di pangkuannya.
"Gak kenapa-kena—"
Belum sempat gadis itu sempat menjawab, Gumara semakin menggarangkan tusukannya, bagai gergaji yang memotong kayu, bergerak menyepat, tak tahu kapan harus berhenti.
"Hick!"
Shanala terkejut, tiba-tiba saja Costancia menggengam erat sepasang buah yang menggantung di tubuhnya, meremasnya keras-keras, hingga cairan nektar dari Sarma itu dipaksa mengalir keluar.
"Kalian— ngapain sih— grrrhh!"
Si kucing tak kuasa menahan kejutan listrik yang membuat tegang seisi tubuhnya. Kedua teman lautnya benar-benar liat tak tahu ampun. Kegiatan mandi mereka kini tak lagi hanya bersih-bersih.
Mereka menghabiskan waktu sangat lama di dalam bak mandi, hingga akhirnya memutuskan untuk melanjutkannya kembali di atas ranjang, karena tak satupun dari ketiganya yang puas.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com