Esok paginya kedua Pelukis bersama dengan gadis kucing yang dikirim mengawal mereka hendak berangkat menuju tujuan mereka yaitu markas para bandit di Nefret.
Alea sebagai penanggung jawab Shanala tentu ikut mengantar mereka sampai perbatasan Umanacca-Tarauntalo, sekalian membimbing mereka berurusan dengan Genka yang berjaga di sana.
"Telpon? Atos dicandak?"
Semenjak ini pertama kalinya Shanala berkelana meninggalkan Umanacca, Alea memastikan dirinya membawa tiap barang yang harus disiapkannya.
"Atos teh…"
Sebagai anak yang baik, tentu saja Shanala tak memiliki masalah dengan Alea terlalu mengurusinya.
"Samisal teh aya nanaon kitu, langsung telpon teteh nya."
Wanita tua itu mengelus-elus kepala kucing itu dengan lembut, mengharapkan dirinya akan baik-baik saja selama petualangan kecilnya ini.
"Terang teh!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com