webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 20: Plans for the Journey

"Oke, semua sudah selesai."

"Ah… ini lumayan nyaman…"

"Hehehe Yang Mulia, rasanya seperti sedang menyelam di dalam selimut~"

Gumara dan Costancia pun lekas mengenakan pakaian yang telah dibuatkan Alea terkhusus untuk mereka berdua. Layaknya Nu Manah pada umumnya, ia tak perlu report-repot mengukur tubuh dari kedua Pelukis, karena talenta tinggi mereka sebagai penenun yang alami.

"Tidak terlihat aneh kan?"

"Enggak kok, kalian tampak seperti pengelana Samudra yang telah mengelilingi seisi Dunia."

Pakaian mereka mirip dengan apa yang dikenakan oleh para Kaoma di gurun. Longgar, namun tertutup rapat guna melindungi diri dari teriknya sinar mentari.

Hanya saja ketimbang mirip dengan warna pasir, apa yang dikenakan kedua pelukis itu dipenuhi dengan corak hitam dan biru. Alea juga menjahitkan motif-motif gelombang samudra untuk menyesuaikan dengan selera seni para Pelukis.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com