Melihat bagaimana setiap tombak air yang dilesatkan Gumara tak mampu bahkan untuk menggoresnya, naga itu tak sama sekali merasa terancam. Akan tetapi cahaya dari karya yang pemuda itu lukiskan cukup membuatnya kian terhipnotis di dalam pesonanya.
"Damian, kamu bilang ia tak sepenuhnya manusia kan?"
Tanya Gumara setelah melihat bagaimana sang naga masih saja terus terpaku pada lukisannya bahkan setelah menerima begitu banyak tombak air.
"Iyo, setengah naga lah!"
Jawab pria Ambawak itu dari kejauhan, tak berniat memicu apapun yang akan membuat raksasa itu untuk mendadak menyerang si pemuda air.
"Apa berarti otaknya lebih terbelakang dari Ambawak lainnya?"
"Tidak, kekuatan mereka itu dari berkah Sang Dewa Perang, bukan modifikasi tubuh."
Di tengah percakapan mereka berdua, mendadak naga itu tersadar, terlepas dari hipnotis penuh warna yang terpampang kian indah di depan matanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com