webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Fantasia
Classificações insuficientes
413 Chs

Chapter 19: Link

Oleh: Manggala Kaukseya

"So? sekarang mo gimane? Devan ama Dakruo aje kagak bisa ngintip seisi ini kota?"

Kami semua berada di luar kota besar milik para Uhndak ini, dan bang Asger benar. Tempat ini terlalu luas untuk hanya diamati dari luar bahkan dengan penglihatan lebih.

"Van yakin gak bisa?" Tanyaku memastikan.

"Mungkin kalau aku pakai banyak Manguni bisa… tapi melihat begitu cermatnya para Uhndak Gurun sejauh ini, aku ragu kita akan bisa terus mengintai mereka tanpa ketahuan."

Devan tampak berpikir kian keras, ia menggigit jempol kanannya, sedikit stress, terfokus memikirkan berbagai macam cara untuk melihat di dalam benaknya.

"Ah ada benarnya… lalu bagaimana? Kita tak mungkin masuk kan? Mereka pasti akan memburu kita di dalam sana."

"Apa kita mau tetap di luar saja? Siapa tahu akan ada sesuatu yang terjadi di luar atau di sisi-sisi kota untuk membantu kita mengetahui alasan pemanenan generasi muda mereka."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com