Oleh: Polar Muttaqin
Wajah tiap Waraney dan Tanduk Putih di sana berubah kian cerah, sementara yang lainnya tercenggang kehabisan kata-kata. Di hadapan mereka berdiri sesosok pemimpin yang jubahnya berkibar kian agungnya. Benih-benih harapan tumbuh, dan rasa takut mereka perlahan sirna ditelannya.
"Manggala… seorang Vasurha?" Ghanimah melongo melihat pemuda itu, mulutnya terbuka lebar, ia lupa bagaimana cara menutupnya.
"Tak hanya Vasurha, dia calon Kepala Suku, jubah itu menunjukkan bahwa dia seorang pemegang tahta api sejati, Tuan Hakan dan Tuan Agung Amartya juga memilikinya." Wajah Devan kian berseri, ia terlihat begitu bangga dengan Manggala saat ini. Pemuda itu telah menunggu masa ini untuk datang bertahun-tahun lamanya.
"Tunggu, lantas kenapa nama belakang Manggala itu Kaukseya? Nama samaran?" Raut wajah Ghanimah berubah bingung.
"Enggak kok, nama dia emang benar begitu."
"Lah!?"
"Itu nama hasil pernikahan dia sama Lalita."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com