webnovel

The Heir of Dark Sovereign

Perempuan itu menyarungkan pistolnya ke holster di pinggangnya, pedang panjang yang ia gunakan berubah wujud menjadi cair seperti darah dan masuk ketubuhnya lewat telapak tangan.

Ia membereskan mayat mahluk yang ia potong-potong dan melemparnya kembali ke dalam portal dan berkata

"Close!"

Portal itu perlahan menutup dengan sendirinya dengan satu gerakan tangan.

Anomali Dimensi berhasil ia netralkan dengan begitu mudahnya.

"Kau menyelamatkanku, terima kasih," ucap Ryo seraya menundukan kepala.

Namun reaksi perempuan itu membuatnya kaget

"HAH?! Menyelamatkanmu? Hanya seekor binantang lemah seperti itu bukanlah apa apa!"

Ryo heran kenapa perempuan itu terlihat kesal.

"Maaf jika aku membuatmu kesal," kata Ryo berusaha untuk berdiri

"Tsk!" Perempuan itu mendecakan lidah dan mendekatkan wajahnya ke Ryo.

"Aku paling tidak suka ketika melihat orang lemah yang tak berdaya dan malah hidup bermalasan seperti ini, aku tak mengerti kenapa Ryuji begitu memanjakanmu, penerus White Raven malah sangat lemah seperti ini!" lidahnya berdecak-decak ketika beberapa kali mengumpat kata.

Ryo tak memperdulikan ejekannya, akan tetapi kata "Ryuji" menyambar dirinya bahkan lebih keras dari guntur.

"Ryuji? kau mengenal ayahku? Siapa kau sebenarnya?"

"Elena, Elena Katyushka, Rifter Rank S. Dan tentu aku mengenalnya, Ryuji adalah pendiri White Raven."

"Tidak mungkin!" Ryo terperanjak saat mendengar kata White Raven, "Maksudmu, Asosiasi Rifter White Raven? Kau pasti salah orang! ayahku hanya pekerja jasa transportasi logistik perusahaan kecil."

Perempuan itu tidak mendengarkan Ryo dan justru mengamati ruangan dengan sangat santai, berjalan dengan angkuh dan lalu ia berhenti di depan altar kecil.

"Katana hitam mengkilap, dengan pola Hammon menyerupai sisik naga, tak salah lagi, Pedang Surga Terkutuk. Ryuji sengaja menutupi identitas aslinya, agar kau tidak terseret dunia ini."

Elena kemnudian mengambil sebuah bingkai foto yang ada di altar. "Lalu fotomu saat berusia sepuluh tahun bersama Ryuji ini tepat di berlatar belakang Akademi White Raven, walaupun sudah kusam, tapi aku bisa mengenal postur tubuh Ryuji yang tinggi kurus itu."

Mendengar semua hal itu, Ryo duduk terjatuh, pikirannya yang masih dilanda shock akibat serangan sebelumnya.

"Siapa sebenarnya pria yang selama ini dianggapnya ayah? siapa sebenarnya dia?" Ryo berpikir sangat keras, akan tetapi itu tidak penting, karena saat ini dia tidak tau tujuan wanita di depannya yang mampu merenggut nyawanya dengan mudah ini.

Bagaikan seperti dapat mengerti pikiran Ryo wanita itu berkata

"Aku mendapat perintah untuk menjemputmu," balas Elena.

"Menjemputku? Why? No! aku tidak kenal siapa kau, untuk apa?"

Elena menarik kerah baju Ryo dan mendekatkan wajahnya di depan matanya lalu berkata, "Listen carefully, youngling. Next week, that Abyssals Creatures will come back for your life."

Ryo menampik cengkraman Elena di kerah bajunya. Situasi ekstrim yang dihadapinya barusan membuat ia tak bisa berpikir jernih, ia juga tidak bisa begitu saja percaya dengan orang yang semena-mena terhadap dirinya.

Perempuna itu kemudian terliaht berusaha menenagkan diri dan lanjut berkata

"Percaya atau tidak, semua ini sudah diramalkan oleh Ryuji, dia ingin kau hidup aman tetapi kita tidak bisa menghindari takdir selamanya, you will follow me now!"

Diramalkan? mengikuti perempuan angkuh ini?

Tidak! Ryo muak dengan orang yang berusaha mengatur hidupnya

"No! i dont believe you! and the hell will i follow you!"

Elena menggeritkan giginya hingga dua gigi taringnya sedikit terlihat. "This Fool!" Elena mengepalkan tangan saking kesalnya dan urat nadinya terlihat, namun mengurungkan niat untuk memukul Ryo.

Alih-alih ingin memukulnya ia malah membuat wajah mereka sangat berdekatan, Ryo menatap dalam-dalam pupil mata berwarna merah milik Elena, menyala terang seperti batu ruby.

"Shhh, you know nothing Ryosuke! sekarang kau tidurlah." Dengan satu sentuhan di tengah kening Ryo, Elena membuatnya tertidur begitu saja.

"Kita akan bertemu lagi."

Suara Elena sayup terdengar kala kesadarannya semakin memudar dan akhirnya tenggelam dalam gelap.

—---

Ryo terbangun dikamar rumah sakit dengan penyangga leher. Selang infus dan berbagai macam sensor tertempel pada tubuhnya, perawat yang mendapati Ryo tersadar segera berlari keluar kamar dan kembali bersama tim dokter yang dengan cekatan memeriksa kondisi Ryo.

"Syukurlah tidak ada yang aneh ataupun cedera lainnya," ujar seorang dokter berkumis tebal dan bertubuh sedikit gempal.

"Apa yang terjadi, di mana ini?" tanya Ryo dengan suara parau.

"Rumah sakit pusat tokyo, aku Kawashima, doktermu. Petugas penyelamat membawamu kemari, syukurlah kau selamat dari insiden itu," ujar dokter itu sambil menulis catatan di tabletnya.

Ryo mencoba mengingat hal terakhir sebelum ia sampai disini, namun hanya beberapa potongan ingatan yang bisa ia ingat

"Laporan resminya, kau ditemukan tak sadarkan diri di apartemenmu, semua perabotan rusak seperti ada gelombang kejut yang meladak di dalam apartemenmu, dan tak ada jejak lainnya."

Mendengar penjelasan Kawashima, ia menyadari bahwa sang dokter tidak menegtahui hal yg terjadi malam itu. Kejadian dimensional rift yang pastinya merusak satu apartemen dan menjadi perhatian banyak orang bagaikan seperti tidak pernah terjadi

"Hanya orang yang memiliki pengaruh sangat kuat dan dana tak terbatas yang bisa menyembunyikan sebuah fakta itu," gumam Ryo.

Si dokter sedikit kebingungan ketika melihat hasil pemeriksaan tubuh Ryo di layar yang menandakan regenerasi tubuh yang pesat.

"Kau akan membaik setidaknya dalam waktu seminggu, untuk sekarang istirahat dan jangan banyak pikiran,"

Ryo bernapas lega karena tubuhnya tidak terkena racun atau terinfeksi bakteri karena bersentuhan dengan monster itu.

Tetapi ia justru lebih khawatir soal biaya rumah sakit daripada kondisinya yang mulai pulih dan bertanya kepada dokternya dengan sedikit canggung, "Bagaimana dengan biaya rumah sakitnya?"

Dr. Kawashima melepas kacamata dan meletakan di dahi pelontosnya lalu menjawab, "Soal itu tidak perlu khawatir, semuanya sudah di bayar oleh seseorang."

Ryo ingin menanyakan siapa akan tetapi ia memiliki beberapa tebakan. Ia langsung terbayang akan wajah Elena yang begitu dekat dengannya tak disadari pikiranya berkecambuk. "huh! wanita aneh!"

"Kalau begitu aku pamit, perawat akan membawakan obat yang sudah aku resepkan, istirahatlah dan jangan banyak pikiran," ucap Dr. Kawashima setelah selesai mencatat kondisi Ryo.

Dengan begitu Ryo menghabiskan waktu membosankan di rumah sakit.

Setelah satu minggu di rawat ia diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik lebih cepat dari yang diperkirakan dokter.

Ryo teringat akan kata-kata Elena sebelum dia menghilang entah kemana setelah insiden itu.

Hari beranjak petang, ketika dia sampai di apartemennya dengan taksi, semua kerusakan apartemen saat insiden untungnya dapat ditutup oleh pihak asuransi. Dan itu sangat melegakan bagi Ryo.

Perkataan Elena tempo hari sukses membebani pikirannya ketika ia dirawat di RS. Semua terjadi begitu cepat bahkan Ryo masih sulit untuk percaya dengan semua itu.

"Monster sialan!" umpat Ryo seraya melempar tubuhnya ke kasur.

Ryo merebahkan tubuhnya yang sudah amat lelah di kasur, rasa kantuk tak bisa ia tahan lagi dan matanya akhirnya menyerah.

***

Sirene keras membangunkan Ryo dari tidurnya, lehernya terasa linu ketika ia tersentak bangun dari kasur, ia melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 8.30 PM.

Hanya ada satu arti jika sirene berbunyi tengah malam bencana besar akan terjadi.

"God! You must be kidding me, right?" ucap Ryo ketika bisa merasakan sensasi yang sama ketika sebuah Dimensional Rift terbuka.