webnovel

8 - Confessions

"Dee, boleh tanya-tanya?" Tidak ada angin, dan tidak ada hujan, tiba-tiba saja Rizal duduk di sebelah Deera dan membisikkan pertanyaan tersebut. Jiwa introvert Deera pun berteriak meminta tolong, mengirimkan signal S.O.S pada Fani yang duduk di sebelah kanan Deera.

Merasakan teriakan bisu desperate Deera, Fani mendorong Rizal menjauh dan duduk di antara mereka berdua.

"Apa si, Zal?"

"Bentar, mbak. Aku lagi penasaran nih. Dee, boleh tanya?"

"Of course." Jawab Deera singkat, dia masih sibuk dengan laptopnya, berharap Rizal akan menyerah dan meninggalkannya.

"Kamu udah punya pacar belum?"

Seketika, tangan Deera berhenti bergerak, perlahan kepalanya menoleh ke arah si pemberi pertanyaan. Untuk sesaat, dia memproses dan mencerna pertanyaan tersebut di otaknya.

'Mas Rizal udah punya istri, kita juga gak akrab, dia juga bukan tipe cowok kayak gitu. Jadi, satu-satunya kemungkinan adalah, dia hanya iseng seperti biasanya. Atau...'

"Emang kenapa, mas?"

"Gak papa, udah punya apa belum?"

"I don't know."

Fani kembali merasakan ketidaknyamanan di dalam jawaban Deera, jadi dia kembali mendorong Rizal dan mengalihkan topik pembicaraan. Untung saja, Rizal adalah tipe orang yang suka mengobrol. Jadi, cara tersebut sangat ampuh untuk mengalihkan perhatiannya.

Tiba-tiba, suara tawa Rizal menggelegar dari samping dan Fani terlihat syok. Keduanya kompak menatap Deera yang memberikan tatapan bingung kepada keduanya, "Ra, kamu denger?"

Deera yang memang terbiasa mengacuhkan semua hal yang ada di sekitarnya, menatap Fani dengan tatapan bingung.

"Denger gak, Dee barusan kita ngomong apa?" Timpal Rizal.

Deera yang masih kebingungan hanya menggelengkan kepalanya, kemudian menatap mereka seolah meminta penjelasan. Namun, keduanya sudah asik tertawa lagi dan meyakinkan Deera itu bukan apa-apa. Gadis itu hanya mengangkat bahunya, tidak peduli. Kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya.

...

Di kos,

"Dek, aku mau ngomong sama kamu tapi bingung harus ngomong gimana."

"Eh? Ada apa mbak?"

"Jadi gini, tapi kamu gak boleh berubah ya abis ini? Maksudku, sikap kamu biasa aja."

"Okee?"

"Jadi, tadi Rizal pas abis deketin kamu tuh dia bilang ke aku kalo sebenernya Tirta naksir sama kamu."

"Haa?!"

"Itu juga ekspresi ku tadi, dek. Maksudku, kemarin kan ada rumor tuh kalo Tirta lagi deketin Mirna. Tapi, gara-gara postingan Mirna yang di Jogja sama cowok, dia berhenti suka sama Mirna."

"Terus sekarang targetnya aku gitu?"

"Who knows, Rizal juga gak tahu sampe sejauh itu."

"Wahhh, belum apa-apa udah jadi second choice ini?😂"

"But, menurut kamu gimana dek?"

"Hmmm, gak ada impression khusus mbak. Kemarin kita boncengan dua kali juga biasa aja, tuh. Pas ngerjain projek, aku juga ngerjain biasa gak ada gimana-gimana ke dia. I mean, selayaknya temen aja."

"Terus abis ini mau gimana?"

"Gimana? Gak gimana-gimana mbak, hehe. Orang wa aku aja gak pernah, ngomong ke aku secara pribadi aja engga. Jadi, aku bakalan nganggep gak pernah denger yang tadi. Tapi ngomong-ngomong parah si mas Rizal."

"Hahaha iya, salah Tirta juga percaya kok sama Rizal yang ember."

"But, really..."

'I don't know why, it is so flat. I mean, dulu kalo aku denger ada yang suka sama aku, aku langsung seneng banget. Tapi sekarang...'