Nikita menikmati kopi buatannya. Sesekali meniup uap yang keluar dari gelas tersebut, dan meneguknya perlahan.
Jemari telunjuknya memainkan pinggiran gelas untuk mengusapnya. Tatapan mata kosong karena terus teringat akan sikap Delvin yang dingin, juga kasar pada Lavanya.
"Mau sampai kapan kamu terus bersikap seperti itu?" gumam Nikita. Dan ia kembali meminum kopinya, sembari mengambil cemilan yang tersedia di atas piring kecil.
"Lagi mikirin apaan sih, Mi?" Agung kini ikut duduk di samping Nikita, dan merangkul bahu istrinya tersebut.
Nikita menoleh untuk tersenyum tipis. "Aku sedang memikirkan Delvin."
"Memangnya kenapa dengan anak itu? Apa membuat masalah lagi, atau bagaimana?"
"Dia seperti banyak masalah, mungkin Papi bisa bicara dengan dia sekarang, dan coba cari tahu ada masalah apa," suruh Nikita pada Agung dengan mata yang mengerling.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com