Apalagi aku dalam keadaan marah seperti ini, sudah pasti perang dunia ke sepuluh akan terjadi lagi. Bukan hanya dengan Elmeera, tapi pak Bramantyo juga akan ikut-ikutan mengomeli ku.
Hah, ribet lagi kan? Ujung-ujungnya pasti akan membuat suasana semakin panas dan panas lagi. Maka dari itu, aku putuskan untuk pergi secara diam-diam, tanpa bicara pada siapapun termasuk Elmeera.
"Mas, mas Raka!"
Baru saja aku berjalan di ruang tengah, Elmeera sudah mengetahui keberadaanku.
Menoleh ke arah asal suara itu berada, melihat jika dia memang Elmeera.
"ngapain sih, dia pake keluar segala? bikin pusing kepala saja," umpit ku dengan tatapan yang begitu malas.
Tak lama setelah memastikan sipemilik suara itu, aku kembali memalingkan pandangan ke arah depan. Meskipun dia berusaha untuk menghentikanku, aku tetap berjalan tak mau menunggu dirinya.
"Mas Raka! Please, tolong dengarkan aku!" Teriak Elmeera sambil berlari menghampiriku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com