Diandara White dan Carl Wellington setelah mendengar cerita Angela Wellington yang terdengar tidak masuk akal kemudian berdiskusi di ruangan lain.
Carl Wellington terlibat percakapan serius dengan Diandara White selama beberapa saat, membicarakan perihal keponakannya.
"Kita harus segera merekut orang baru, menggantikan Tony, Carl." Diandara White membuka pembicaraannya setelah memastikan Angela Wellington tidak mendengar percakapannya dengan sang paman, Carl Wellington.
"Apa kau yakin, Tony Sark benar-benar mati dalam tugasnya, Di?" Carl Wellington masih tidak percaya apa yang baru didengar dari mulut keponakannya barusan.
Tidak mungkin pengawal sekuat dan selincah Tony Sark bisa mati dengan mudah.
"Kau dengar sendiri apa yang diucapkan, Angie. Apa kau pikir, keponakanmu berhalusinasi?" Diandara White duduk di kursi yang ada di ruangan.
"Akan sangat sulit menemukan pengawal sebangsa Tony Sark. Tidak banyak yang mau mengemban misi itu, meski kau menawarkan uang yang banyak sekali pun, Di."
Karena tanpa diketahui Angela Wellington, Tony Sark diutus sang ayah untuk menjaganya dengan satu misi rahasia.
Rahasia yang dibawa pergi bersamaan dengan menghilangnya sang ayah, Brad Wellington. Kemudian disusul Tony Sark.
"Apa kau tidak memperhatikan penampilan keponakanmu yang berbeda hari ini Carl?" Diandara White menguji pengamatan Carl Wellington hingga sejauh mana atau sejeli apa.
"Rambut pirangnya, apa Angie baru mewarnai rambutnya?" Carl Wellington bergumam.
Diandara White menggeleng. "Angie tidak kuijinkan keluar rumah. Semalam adalah bulan purnama, Carl. Dan sesuatu terjadi pada keponakanmu."
"Benarkah?" Carl Wellington tampak sangat tertarik dengan pembahasan ini. Ia pun mengambil tempat duduk di hadapan Diandara White.
"Ceritakan."
Diandara White pun bercerita saat malam bulan purnama sempurna, Angela Wellington berteriak di dalam kamarnya. Suaranya terdengar hingga ke lantai satu, kamar Diandara White berada.
Angela Wellington tengah meringkuk di pojok kamarnya dan tampak kesakitan saat Diandara White tiba di kamarnya.
Diandara White dibuat terkejut saat mengetahui, mata Angela Wellington yang biasanya berwarna hijau bak zambrud, berubah menjadi keperakan.
Entah apa yang telah terjadi pada Angela Wellington ketika putrinya itu menghilang hampir dua bulan lalu bersama pengawalnya.
Angela Wellington sepertinya mulai berubah menjadi seperti seseorang. Tidak hanya warna matanya yang berubah. Rambut pirang Angela Wellington pun berubah menjadi lebih gelap.
Diandara White menemani Angela Wellington sepanjang malam, terjaga hingga pagi harinya, demi memastikan Angela Wellington tidak mengalami perubahan yang lebih dari itu.
Diandara White baru bisa merasa tenang setelah pagi harinya, dan semua kembali normal, seolah perubahan Angela Wellington yang terjadi pada malam itu bukanlah sesuatu.
"Apa kau sudah melihat kalender bulan tahun ini?" Diandara White mengambil sebuah buku catatan yang ada di dalam laci yang terkunci.
Carl Wellington mengerutkan dahi.
"Ini, lihatlah." Diandara White menyerahkan buku catatan kecil ke hadapan Carl Wellington.
"Itu catatan ayah Angie, sebelum menghilang, yang ditemukan oleh orang kepercayaannya." Diandara White melanjutkan penjelasannya, saat Carl Wellington mulai membuka halaman demi halaman dan menelitinya.
"Brad menghitung semuanya dengan sangat akurat, dan sudah memastikannya. Aku pun pernah mengecek perhitungannya dengan seorang ahli astronomi."
"Supermoon?" Carl Wellington menutup buku catatan kecil itu.
"Bertepatan dengan hari ulang tahun Angie yang ke delapan belas." Diandara White mendesah lelah.
"Kau tahu apa artinya, Carl?"
"Harinya semakin dekat. Kau benar, kita harus segera merekut orang baru untuk menjaga keponakanku."
Diandara White pun melontarkan kekhawatiran lainnya. Bahwa saat Angela Wellington berada di dalam Hutan Terlarang, ia benar-benar telah bertemu dengan Alphanya, dan bisa jadi sang Alpha telah menandainya.
"Tapi aku sudah memeriksa setiap inci tubuh Angie. Tidak kudapati luka bekas gigitan." Diandara White menopang dagu.
"Jika belum ditandai, bagaimana Angie bisa berubah pada malam bulan purnama?" Carl Wellington merasakan kejanggalan.
Perubahan Angela Wellington pun belum sempurna. Hanya sebagian.
"Aku akan mencari tahu tentang hal ini. Kau terus awasi keponakanku itu. Aku pamit dulu."
Beberapa pekan kemudian, Diandara White kembali menghubungi Carl Wellington. Dan mengatakan, jika malam nanti adalah malam bulan purnama, apa yang harus dilakukannya?
Diandara White belum siap, jika Angela Wellington berubah sempurna pada malam itu. Tidak, sebelum ia dan Carl Wellington menemukan penjaga baru bagi Angela Wellington.
Carl Wellington memberikan saran yang sedikit ekstrim. Dan itu belum pernah dicoba pada objek mana pun. Jika Diandara White mau mencobanya, malam nanti ia bisa mulai memberikan obat untuk mengatasi kesakitan yang dialami Angela Wellington.
Tidak ada pilihan lain, Diandara White harus mengambil resiko itu. Jika tidak, nyawa orang lain taruhannya. Dan di sore harinya Carl Wellington datang membawa dua jenis obat untuk diberikan kepada Angela Wellington.
"Berikan kepadanya dengan sukarela. Itu lebih mudah. Dari pada kau diam-diam memberikannya di dalam makanan atau minumannya." Carl Wellington berpesan sebelum pergi.
"Pastikan Angie merasakan sakitnya terlebih dahulu, baru kau tawarkan obat penawarnya."
Dan sejak saat itu, di setiap malam bulan purnama, Angela Wellington selalu mengkonsumsi dua jenis obat yang diberikan oleh ibunya.
Satu pil untuk menghilangkan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dan pil yang lain akan membuatnya tertidur hingga bulan purnama menghilang. Sehingga Angela Wellington dan yang lainnya bisa terhindar dari malapetaka.
***
Masa sekarang.
"Carl, apakah menurutmu pelakunya adalah Angie?" tanya Diandara White setelah berita ditemukan korban ke tujuh yang mati tidak wajar terekspos di pemberitaan lokal di televisi dan media cetak. Begitu pula dengan hewan-hewan para peternak yang turut menjadi korban.
["Kau selalu memastikan Angie berada di kamarnya, kan, setelah malam tiba? Dan di malam-malam bulan purnama?"] Carl Wellington menjawab melalui sambungan telepon.
"Ya, aku selalu memastikan itu selama enam bulan lalu, Carl."
Diandara White lantas menceritakan kejadian sebulan yang lalu, bahwa Angela Wellington, keponakan Carl Wellington hampir saja mengalami pelecehan seksual oleh seorang pria dewasa yang berpakaian serba hitam. Sedikit nyentrik, jika mengambil istilah yang disematkan Angela Wellington untuk selera berpakaian pria itu.
Diandara White pun mencari informasi tentang pria itu, hingga datang berita mengejutkan beberapa hari kemudian. Tentang ditemukannya jasad pria yang tidak lagi utuh, dan mengenakan pakaian seperti ciri-ciri yang disebutkan oleh Angela Wellington, di malam ia hampir mengalami pelecehan.
Carl Wellington merasa geram dengan kabar pelecehan yang hampir menimpa keponakannya. Dan menyayangkan, mengapa Diandara White tidak menceritakan tentang hal itu.
Diandara White pun meyakinkan paman Angela Wellington, bahwa keponakannya berhasil lolos, karena ada seorang pria lain yang menolongnya dan memastikannya pulang dengan selamat.
["Apa Angie mengatakan keadaan pria nyentrik itu saat ia meninggalkan TKP?"] Carl Wellington butuh kepastian.
"Ya, kurasa, Angie mengatakan pria itu terhempas ke jalanan. Hanya itu, tidak seperti yang diberitakan media, pria itu tewas mengenaskan."
"Carl, apa kau sekarang juga mencurigai keponakanmu?"
["Yang pertama mungkin. Tapi korban selanjutnya, aku rasa bukan Angie."]