Meski karakter dalam diri manusia sulit diubah menurut sebagian masyarakat namun bukan berarti tingkah laku seorang manusia tidak bisa diperbaiki menjadi lebih baik.
Zaedan paham betul akan apa yang dirasakan oleh sang mama. Setidaknya Zaedan memiliki pandangan tersendiri tatkala mendapati sorot mata sang ibu yang tertangkap mata hazelnya. Sayangnya apa yang ada di benak Zaedan belum tentu 100% benar, karena yang mengetahui itu semua hanya si pemilik tubuh dan Tuhan.
"Kamu ngobrol apa saja sama mama?" inilah kalimat yang memang ingin Zaedan lontar kan sedari tadi. Namun dia tidak mau ada yang mencurigai dirinya. Hingga pada saat pintu kamar ditutup Zaedan langsung bereaksi.
"Tidak ada percakapan yang berat, hanya tentang keseharian saja" jawab Aluna tersenyum.
"Benarkah..?!"
Zaedan sedikit terkejut, tapi bukan isi dari jawaban Aluna yang membuat pria itu terkejut. Zaedan terkejut akan pesona Aluna saat gadis itu tersenyum ke arahnya dan membuat jantungnya memompa lebih cepat.
"Akang kenapa?" tanya Aluna panik ketika melihat Zaedan sedikit terkejut lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, bahkan lelaki itu sempat memukul-memukul bagian pelipis.
"Ti..tidak..!" jawab Zaedan cepat
Ia sedikit merasa tak nyaman ketika Aluna mencoba mendekat ke arah dirinya. Aluna yang mengetahui hal tersebut perlahan mundur dengan raut wajah sedikit kecewa. 'Sebegitu bencinyakah sang suami hingga ia diperlakukan seperti itu?', batin Aluna.
Namun Aluna tak tahu saja jikalau bukan itu alasan Zaedan sedikit membentak ketika Aluna mendekat. Alasan yang tepat karena Zaedan merasa sakit di bagian dadanya akibat kerja jantung miliknya seperti ia sedang lari maraton.
Zaedan tak tahu pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi. Namun Zaedan bukan lelaki bodoh atau anak kecil yang terlalu polos. Ia tahu ini seperti rasa jatuh cinta, tapi yang jadi pertanyaan 'apa iya dia sudah mulai menyukai dan mencintai wanita berstatus istrinya itu?', Zaedan tak yakin. Dirinya bukanlah lelaki yang seperti itu, cepat jatuh cinta. Tidak, itu bukan Zaedan Akbara sama sekali.
"Siapkan air hangat, aku ingin mandi" titah Zaedan.
"Baik kang", tanpa berkomentar Aluna langsung bergegas menuju kamar mandi.
Zaedan membaringkan tubuhnya di kasur sembari menunggu Aluna menyiapkan apa yang ia perintahkan. Saat ia memejamkan matanya, serentetan peristiwa yang sebenarnya tak mau ia ingat kembali hadir tanpa diminta. Segera Zaedan membuka matanya dan mencari keberadaan air mineral yang biasanya terdapat di nakas dekat kasur.
Dengan tubuh yang dibasahi keringat dingin dan jantung yang berdegup kencang, Zaedan kembali meminum air di dalam gelas kaca itu hingga tandas. Namun rasa tak nyaman dalam dirinya masih kentara, bahkan sekarang tubuhnya bergetar. Meski tak lagi menutup mata, tapi bayangan di kepala tercipta begitu saja sehingga membuat pria ini kalut dan sedikit berteriak.
Mendengar hal tersebut, Aluna keluar dari kamar mandi dan melihat Zaedan sedikit aneh ketimbang sebelumnya. Namun keanehan ini bukan seperti biasanya, namun lelaki tersebut tampak ketakutan dan kesakitan. Melihat hal tersebut, Aluna segera keluar dari kamar menuju kamar mertuanya. Dia ingat sebelumnya Zaedan tak mau bersentuhan sehingga dia memutuskan agar orang terdekat Zaedan saja yang membantu.
***
"Cepat ya dok.." panggilan telepon tersebut berakhir dengan ucapan terima kasih penuh harap dari nyonya Melinda.
"Dan..hei..Dan.., sadar nak.." nyonya Melinda sedikit menampar pelan pipi Zaedan, berusah menyadarkan lelaki yang meringkuk dengan tubuh bergetar.
"Nak.., jangan seperti ini, dilawan Zaedan!" ucap nyonya Melinda frustasi.
Setelah Aluna mengatakan apa yang terjadi dengan Zaedan, Melinda dan tuan Yudistria bergegas menuju kamar pasangan pengantin itu. Tuan Yudistira hanya berdiri dengan tongkat di tangan kanannya tanpa berekspresi sedikit pun, datar dan dingin. Sedangkan Melinda sudah khawatir tetapi tidak panik seperti Aluna.
Awalnya Aluna tidak ingin lebih tepatnya takut untuk menyentuh tubuh suaminya karena insiden beberapa waktu lalu. Namun melihat kondisi semakin kacau, Aluna memberanikan diri saja untuk membantu mamanya menyadarkan Zaedan.
"Permisi.." ucap seorang dokter tampan dengan usia kira-kira 30 tahun.
"Oh Bram, ayo Bram sepertinya Zaedan mulai lagi" ucapan Melinda sebenarnya sedikit membingungkan Aluna, namun ia tak berani bertanya saat ini. Nanti saja ketika waktunya sudah sesuai, pikir Aluna.
"Kok bisa Mom..?" sang dokter malah kembali bertanya
"Sudahlah Bram, periksa dulu baru bertanya" suara datar dan dingin ini milik tuan besar keluarga Akbara.
"Ba..baik opa" bergegas dokter dengan name tag bertuliskan 'Bramantio Zaedan Akbara' itu melakukan tugasnya.
***
"Kenapa lho bro?, kusut banget?, habis kouta internet ya?, jadinya nggak bisa main mobile legend, hahaha" celetuk si rambut gondrong dengan VAPE di tangan kanannya.
"Ngaco lho..kouta gue masih banyak" jawab lelaki yang dituduh habis kouta internet tersebut.
"Lah.., terus?" kata si gondrong
"Biasa patah hati" anggota yang lain ikut-ikutan nimbrung
"Patah hati..?" tanya beberapa orang serempak.
"Iya patah hati, soalnya si gembang kampus ternyata sudah menikah"
Mendengar hal tersebut, sontak membuat semua pria yang ngumpul langsung tertawa terbahak-bahak.
"Sabar Syad" kata si gondrong sembari menepuk pundak Arsyad dengan ekspresi wajah dibuat seperti sedang sedih.
"Bangke lho pada" ucap Arsyad dengan mimik menyeramkan.
"Dan kalian mau tahu si kembang kampus nikahnya sama siapa?" tanya pria yang sebelumnya mengetahui alasan murungnya Arsyad.
"Siapa-siapa?" beberapa anak dibuat penasaran, karena memang Aluna bisa dikategorikan wanita idaman, namun sebagian yang lain seperti biasa saja.
"Pewaris Akbaras's Group alias tuan muda Zaedan Akbara" jawaban itu sontak membuat mata mereka melotot, terkecuali Arsyad yang sedari tadi tetap murung.
"Serius lho..?" tanya beberapa dari mereka.
"Seribu rius"
"Kok Bisa..?"
"Mana gue tahu"
"Lho tau dari mana..?"
"Gue tahu dari postingan official instagramnya lah"
"Kok bisa..?"
"Apanya..?"
"Ya..kok bisa lho tau dari instagram?"
"Sebab gue follow, fans berat gue sama tuan muda satu itu, ckckck".
"Idiihhh, gay lho ya..?" celetuk satu orang
"Jangan sembatang woii..!"
Begitulah kehebohan teman-teman Arsyad tatkala mengetahui gadis yang sempat mereka bicarakan beberapa waktu lalu justru seketika menikah dengan pemilik Universitas tempat mereka menuntut ilmu.
"Nggak ada harapan lagi lho Sad, saingan lho langit, wkwkwkw" ucap si gondrong kembali memberitahu Arsyad. Padahal Arsyad tahu itu bukan sebuah nasihat melainkan ejekan teman-temannya.
***
"Kenapa Zaedan bisa kembali seperti itu lagi Mom?" tanya Bram setelah keluar dari kamar Zaedan.
"Mommy juga tidak tahu pasti Bram, Aluna bilang Zaedan tiba-tiba saja meringkuk dengan tubuh bergetar dan tubuhnya basah oleh keringat" jelas Melinda.
"Hemm..., sepertinya dia tak sengaja mengingat kejadian itu lagi Mom" jawab Bram sedikit lesu.
"Kau yakin..?" kini tuan Yudistira yang berbicara.
"Iya opa sepertinya demikian".
***
Author butuh support ini, caranya gampang
1. Jangan Lupa sedekah Power Stone (PS) setiap hari
2. Masukkan cerita ini ke koleksi kalian ya
3. Beri review yang baik dan positif
4. Komentar positif dan membangun
5. Share cerita ini kepada orang-orang terdekat kalian
Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....
Ingat...
1. Power Stone (PS)
2. Jadiin koleksi bacaan
3. Review ceritanya
4. komen
5. share
Follow ig author untuk dapat info-info terupdate
@pemujakhayalan