Lelaki yang masih mengenakan beskap berwarna putih dengan rambut sedikit berantakan berjalan lesu menaiki anak tangga. Sesampainya di kamar ber-dekorasi bunga mawar, Zaedan bergegas menuju kamar mandi.
Bersamaan dengan derai air mengalir ke tubuh, pikiran lelaki berambut sedikit cokelat dengan mata hazel ini mengembara. Setiap kalimat yang terlontar dari mulut lawan bicaranya terus menghantui dan meresahkan. Mengapa jadi semakin sulit?!.
Setelah beberapa waktu menyibukkan diri di kamar mandi, Zaedan ke luar dengan melilitkan handuk di bagian bawah tubuhnya. Dada bidang serta perut seksi nan eksotis itu terpampang jelas di hadapan seseorang. Pupil mata berwarna hitam pekat milik manusia itu melebar luas, bahkan bola matanya melotot. Tak lama rona merah disertai rasa panas menjalari pipi mulus itu.
Zaedan pun ikut kaget, dan sejenak ia terpaku di tempat lalu tersadar dan berusaha sekuat tenaga untuk tenang kemudian beranjak menuju letak koper di sudut ruangan.
Hari ini benar-benar hari yang mengejutkan.
Ada banyak serangkaian peristiwa dan tragedi yang bahkan tidak pernah terlintas di benak masing-masing.
"Sejak kapan berdiri di situ?!" kalimat ini mengundang rasa resah di dada.
"Ba...b..b..barusan kang" jawab Aluna terbata-bata.
"Kenapa kau masih berdiri di situ!. dan wajah mu.." diam sejenak -"mengapa merah seperti habis terbakar?", Zaedan memicing, "habis berjemur kau?".
"Em..tidak, saya ingin istirahat" Aluna beranjak menuju kasur dan membenamkan diri di dalam selimut. Padahal cuaca sedang terik dan kamar tersebut tidak ada pendingin ruangan selain kipas di sisi kanan dan kiri tempat tidur.
Apa tidak panas? menutupi tubuh dengan selimut tebal di siang bolong? apa kipas angin cukup membuat gadis itu tidak kepanasan?.
Zaedan tak mau ambil pusing, ia kembali melangkah pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
Setelah memastikan Zaedan sudah masuk ke dalam kamar mandi, Aluna bergegas keluar dan pergi ke ruang keluarga.
***
Beberapa waktu kemudian,
Zaedan sudah berada di tengah-tengah dua keluarga untuk sekedar berbincang-bincang. Ia masih punya akal dan pikiran untuk tidak membuat citra buruk keluarganya di depan keluarga pak Hasan akibat tingkah lakunya. Terlebih setelah percakapannya dengan sang kakek sedikit membuat Zaedan merasa telah berbuat salah selama ini. Tidak..tidak, bukan hanya salah, melainkan juga sudah menyia-nyiakan kesempatan. Sungguh menyesal.
Yah, penyesalan memang datangnya belakangan, jika datangnya di awal itu namanya pendaftaran bukan.
Kedua keluarga berbincang-bincang santai, menikmati hangatnya suasana dalam lingkaran keluarga. Terlebih keluarga pak Hasan memang sederhana, namun terasa harmonis dan saling menyayangi. Orang lain saja dapat terbawa suasana jika melihat dan berdekatan langsung.
***
Malam hari pukul 19.00 WIB
Hiruk pikuk orang-orang tampak terasa di mata. Semua yang ada terlihat memiliki kegiatan tersendiri. Ada yang saling bercengkrama, tertawa, bahkan suara tangisan anak kecil juga mengisi keramaian. Ada pula beberapa orang, baik lelaki maupun perempuan dengan pakaian yang sama sesuai gender terlihat mondar mandir ke sana ke mari. Ada juga kumpulan manusia di atas panggung dengan seperangkat alat musik tersedia.
"Selamat malam hadirin semua". Seketika perhatian semua orang tersita ke arah sepasang anak manusia di atas sana. Mereka secara serempak menyapa sekumpulan orang di bawah sana.
"Kami selaku perwakilan pemilik acara ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran bapak ibu tamu undangan yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk acara pada malam hari ini". Kalimat-kalimat tersebut masih diucapkan secara bersama.
Gedung megah itu semakin terkesan mewah dan mahal tatkala ornamen dan hiasan terpasang di setiap sisi dan sudut ruangan.
"Acara pada malam hari ini merupakan sesi kedua dari serangkaian resepsi pernikahan tuan muda keluarga Akbara yaitu tuan Fadhil Zaedan Akbara dan nona Aluna Azzhra Putri" kali ini suara dari sang pria yang terdengar.
"Benar sekali Daniel, dan saat ini kita lagi menanti kedatangan dari kedua mempelai untuk hadir di tengah-tengah kita", wanita bernama Amanda melengkapi kalimat pertama yang diusung oleh rekan se-profesinya.
Sepasang anak manusia yang tengah berbicara menggunakan microphone tersebut merupakan MC (Master of Ceremony) dalam pesta malam ini. Keduanya ialah MC kondang yang diterbangkan langsung dari Jakarta.
Setelah beberapa kalimat tercipta demi mengisi kekosongan acara sembari menunggu pemeran utama datang. Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Daniel yang mendapat pesan singkat berisi informasi mengenai dua keluarga penting dalam acara ini sudah menapaki halaman depan gedung secara sigap memberi kode kepada rekannya untuk bersiap-siap.
"Baiklah hadirin sekalian, tampaknya yang ditunggu-tunggu sedari tadi sudah hadir di tengah-tengah kita" Amanda mengawali acara penyambutan dua mempelai sekaligus keluarga besar.
"Dan para tamu undangan, mari kita sambut kedua mempelai pengantin malam hari ini tuan Fadhil Zaedan Akbara dan nona Aluna Azzahra Putri" setelah kalimat ini meluncur dari bibir seksi milik Daniel, seketika pintu utama yang sebelumnya ditutup untuk sementara perlahan terbuka.
Hadirlah dua sosok utama dalam pesta malam ini. Sepasang manusia tersebut tampil bak pangeran dan puteri di negeri khayalan.
Zaedan tampak gagah dengan setelan tuxedo mahal berwana maroon dilengkapi dasi kupu-kupu dengan warna senada dan kemeja putih di dalamnya. Penampilan Zaedan memang acap kali mencuri perhatian dengan kontur wajah memukau. Mata hazel yang menawan, bibir merah yang seksi, alis tebal, lesung pipi dan dagu yang sedikit terbelah, serta deretan gigi putih yang rapi menampilkan kesan manis tatkala tersenyum. Tidak hanya itu, rambut yang sedikit kecokelatan membuat Zaedan semakin digilai kaum hawa.
Aluna tak luput juga dari perhatian tamu undangan. Gadis yang biasanya berpenampilan sederhana sekarang tampak luar biasa. Aluna dapat dikategorikan wanita cantik, namun penampilan sederhananya membuat ia terlihat biasa-biasa saja. Aluna berjalan berdampingan dengan Zaedan, keduanya tampak serasi dengan tinggi yang tak jauh beda. Dengan bantuan sepatu bertumit tinggi, Aluna dapat mengurangi ketimpangan tinggi badannya terhadap Zaedan.
Tamu undangan yang hadir merupakan keluarga dan kerabat terdekat pihak keluarga pak Hasan. Tentu mereka terpukau dengan pesta yang digelar. Sangat mewah dan berkesan. Terlebih mempelai wanita, Aluna diibaratkan Cinderella yang baru saja bertemu pangeran tampan. Bisa dikatakan Aluna merupakan Cinderella zaman global. Cinderella modern.
•
•
"Hadirin sekalian, dapat kita lihat begitu tampan dan cantiknya pasangan pengantin kita pada malam hari ini" Amanda berbicara untuk mengiri perjalanan pasangan pengantin menuju pelaminan di atas panggung.
"Betul sekali Amanda, mempelai pria tampak gagah dengan setelan tuxedo yang dikenakan dan mempelai wanita tampak anggun dengan gaun indah yang memukau".
"Kami ucapkan selamat berbahagia kepada kedua mempelai, semoga menjadi keluarga yang bahagia dan semoga selalu ada cinta dan kasih yang mengelilingi" Daniel menambahkan ucapannya.
'Hah? berbahagia?, Ya Allah, semoga saja apa yang diucapkan MC itu terkabul, aamiin'. Ada kalimat resah dalam hati seseorang.
"Tak lupa pula kami ucapkan selamat berbahagia kepada keluarga tuan Yudistira dan ibu Melinda serta keluarga pak Hasan dan ibu Rosita".
"Gaun dan tuxedo yang dikenakan kedua mempelai kali ini merupakan karya dari desainer ternama tanah air Ivanna Vantie".
Acarapun digelar secara meriah. Tamu undangan berdatangan memberi ucapan dan doa terbaik bagia pasangan pengantin.
Namun mereka tak menyadari, ada sepasang mata yang terlihat tak gembira. Tatapannya sendu, padahal ia bukan pemilik mata sendu. Entah apa yang dipikirkan serta yang ia rasakan. Yang jelas hanya ia sendiri yang tahu.
***
Author butuh support ini, caranya gampang
1. Jangan Lupa sedekah Power Stone (PS) setiap hari
2. Masukkan cerita ini ke koleksi kalian ya
3. Beri review yang baik dan positif
4. Komentar positif dan membangun
5. Share cerita ini kepada orang-orang terdekat kalian
Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....