webnovel

ALIEN DAN AIREN WPC 94

Alien, mendengar nama makhluk yang satu ini pasti sudah sangat menyeramkan dan terlihat sangat membahayakan kehidupan dunia saat ini. Lalu bagaimana jika ada Alien yang baik hati dan malah membantu dalam keselamatan di Bumi? Dia dibantu dan dipertemukan dengan Airen, manusia yang suka membantu dan mencintai kedamaian di bumi untuk menyelamatkan yang lemah. Alien ini hadir ke bumi melalui lorong waktu secara tiba-tiba, bentuknya yang tidak seperti manusia menjadikan dia anti menunjukkan wujud aslinya, Alien ini menyamar dalam bentuk sebuah wajah dan bertemu dengan Airen tadi, gadis yang berjiwa satria dalam membela kebenaran. Bagaimanakah sepak terjang Alien dan Airen di muka Bumi?

Lika_FR · Fantasia
Classificações insuficientes
11 Chs

8 Terbakar Api

Terlihat Gir yang sudah siuman itu masih celingak-celinguk seakan mencari seseorang yang tidak ia lihat dari tadi karena kedatangan Narez dan beberapa petugas medis dan perawat laki-laki kepadanya. Bukankah dirinya memanggil Airen? Kenapa yang datang bukan dia? Gumamnya dalam hati.

"Kau mencari siapa Manusia asing? Aku dan temanku ini yang akan membantumu, kau mencari orang lain, hum?" Gelagat Narez yang genit sambil bersoal kepada Girleon.

"Alat apa ini yang menempel di tanganku?" Akhirnya pertanyaan itu muncul juga dari mulut Gir itu.

"Ini alat infus Yang mulia, cairan berisi sari-sari makanan agar kamu cepat pulih, kamu tak tahu, ya? Airen yang tadi mencemaskanmu lhoo dan meminta suster memasangnya sendiri di tanganmu itu, dia sangat sedih," ucap Narez berlebih-lebihan karena dia memang mengemban sebuah misi tersendiri.

"Dimana dia?" celetuk Gir bertanya-tanya.

Narez berbicara sambil melepaskan infus di tangan Gir.

"Siapa? Kapten Darren, kah atau siapa, nih?" tanya Narez sambil menggoda? Sebenanya Nares tertawa-tawa di dalam hati karena berhasil mengompori Girleon tentan Airen da Kapten Darren itu.

"Dimana Airen?" tanya Girleon.

"Ooh, Prajurit Airen? Hehe, dia menitipkan banyak makanan ini untuk. Ini semua baru datang lhoo. Kalau tanya dia dimana, dia diluar sedang sibuk dan tak bisa diganggu. Sepertinya berbicara serius dengan Kapten Darren, karena ... Mereka sejak tadi berduaan." Senyum-senyum sendiri tanpa dosa si Narez menyampaikan sebuah kebohongan.

Rona muka Gir seketika berubah mendengar ucapan Narez didepannya ini.

"Aku dengar sudah dari lama dokter Darren menaruh hati kepada Airen sebagai anak buahnya, Tuan tampan. Karena Airen memang ada darah campuran, selain itu dia sangat baik dan banyak prestasinya dalam bidang keprajuritan ini. Dia terkenal mementingkan orang lain dibanding dirinya lho. Dia gadis yang sempurna." Lagi-lagi Narez menebar racun kepada pria tampan itu.

Narez sangat senang melihat wajah pria yang ia tangani ini sepertinya memerah dan terbakar api cemburu. Hatinya terbahak-bahak gembira.

"Lagipula siapa yang tak mau bersanding dengan pria setampan dan segagah Kapten Darren? Kapten muda dan luar biasa itu. Dia juga orang kaya yang bisa menunjuk siapa saja untuk jadi pasangannya. Kalau aku jadi Airen, aku akan terima dengan senang hati cinta sang Kapten itu. hummm sayangnya Kapten tidak menaruh hati kepadaku. Ckckck." Wajah Narez penuh semangat menceritakan itu semua sambil geleng-geleng kepala, membuat Gir seperti makin bersungut-sungut. Ia sangat senang dan merasa berhasil mengadu domba 'dalam misinya itu'. Narez berpamitan dan pergi meninggalkan Gir lalu mengalihkan itu semua dengan memeriksa yang lain.

Gir segera turun dari Bed pasien, ia berjalan perlahan dan segera menuju pintu keluar base camp yang hanya terbuat dari kain tenda yang sangat tebal, Ia menyibakkan kain itu lalu mengintip apa yang sedang terjadi diluar. Benar saja ia melihat Airen sedang tersenyum-senyum bersama Kapten Darren entah mereka berbicara tentang apa.

Gir termenung sejenak, ia juga tak tahu ada gejolak apa dalam dirinya sekarang karena memang selama ini tidak pernah ia merasakan seperti yang ia rasakan saat ini. Ia bergerak mencari tongkatnya, ia bawa keluar melewati Airen dan kapten itu dengan cepat-cepat. Tak pelak Airen pun menyapanya karena melihat Gir yang sedang terburu-buru.

"Kamu mau kemana?" ucap Airen.

"Aku mau berlatih tenaga dalam di tanah lapang kemarin," jawabnya sedikit ketus.

"Eh?! Bukannya kamu harus istirahat untuk memulihkan tenagamu?" lanjut Airen terheran.

"Aku sudah beristirahat sepuluh jam. Aku mau berlatih karena disini ... sangat membosankan!" Gir segera berlari cepat bagai seorang ninja yang ada di televisi.

Kapten Darren mulai keheranan melihat baru sedikit saja kelebihan pria itu, berlatih dan berlari secepat kilat. Waow ... mungkin itu yang keluar dari mulutnya tapi hanya ia sebut dalam hati.

Gir memang tahu sehabis siuman tenaganya tak cukup kuat, tapi dia merasa powernya cukup tinggi karena dorongan rasa yang dia sendiri tidak tahu dorongan rasa apa itu? Dia juga berniat untuk bermeditasi di luar sana, menjauh dari keramaian dan kebisingan untuk mengumpulkan kekuatannya lagi.

"Kapten sudah memberikan informasi kepada pusat tentang dia? Dia harus diberi perhatian lebih oleh pusat, karena dialah satu-satunya orang yang mungkin akan membantu melawan Negara musuh. Dia harus mendapat asupan lebih dari yang lain agar dia jangan sampai lemah jika tiba-tiba Negara Adidaya itu membalas kekacauan kemarin kepada kita. Aku hanya memikirkan ketakutanku. Tidak ingin merasakan kepedihan peperangan lagi yang lebih dari ini." Airen berucap dan bersedih hati.

"Ya, aku sudah menginformasikan ke pusat tentang hal ini, mungkin mereka juga masih mengagendakan untuk bertemu dengan orang asing ini. Mereka juga menanyakan apa pria itu penyihir? Kalau iya darimana dia?" Airen menggeleng pura-pura tidak tahu.

Meskipun Airen tahu banyak tentang Gir, ia tak akan menceritakan detail tentang siapa dia sebenarnya, karena dijelaskan pun tak akan masuk logika. Daripada pusing sendiri, jadi sekedarnya saja dia sampaikan yang perlu ia sampaikan dan ia simpan untuknya apa yang perlu ia simpan.

Gir segera berlatih sambil memukulkan tongkatnya ke pepohonan dan beberapa bangunan runtuh yang masih ada sisi dinding, yang masih menjulang tak utuh. dia terlihat gesit menaiki dan menuruni pepohonan, melompat dari pohon satu ke pohon yang lain atau ke ujung bekas reruntuhan bangunan, dari kejauhan juga nampak sosoknya yang dengan cepat berpindah-pindah tempat itu, Benda-benda mati dan pepohonan tadi seakan bagi dia adalah seorang lawan. Suara benturan dan benda--benda itu sangat keras, membuat semua penghuni base camp mendengarnya.

Airen merasa sedikit risih dengan suara yang bising. Dia juga merasa aneh dengan mimik wajah Gir tadi, terlihat sangat kecut dan berbeda sekali dengan tampilan wajahnya ketika hendak berbaring tidur sepuluh jam yang lalu, sangat sumringah menyapa dan berpamitan kepadanya sambil mengucap selamat tidur. Harusnya dia senang karena sudah sadar dari pingsannya tadi. Humm ... pemuda yang aneh. ucapnya lirih.

"Oiya, Airen, tadi dia bilang kepadaku, jangan ada yang mengganggunya disana. Dia akan bermeditasi untuk waktu yang lama?" Sahut Narez kepada Airen.

"Lama itu berapa jam atau hari, Narez? Lalu dia butuh apa untuk membantunya bermeditasi disana? Makan atau minum kah?" Airen mencerca Narez banyak pertanyaan.

"Waah aku tidak tahu ya?"

"Harusnya kamu menanyakan seperti aku yang tahu dia tidur hanya butuh sepuluh jam untuk beristirahat. Sebelum tidur sepuluh jam dia harus makan banyak. Sekarang dia meditasi itu butuh apa kita tak tahu. Semoga Negara blok Adidaya sana itu tak membalas serangan dia kemarin, untuk saat-saat ini karena dia masih lemah.