"Tampaknya kau sangat bersemangat sekali. Tapi apa kau bisa lebih berhati-hati sedikit?" tegur Bandung secara halus.
Sabah menjulurkan lidahnya. Anak itu langsung menatap Wina lekat-lekat seolah memberi sinyal mengenai kue yang ia berikan semalam.
Dan Wina sendiri langsung memahami maksud tatapan tersebut. Aneh selayaknya hubungan saudara yang kuat keduanya mampu bertelepati satu sama lain. "Apa kau berbicara mengenai kue itu semalam?"
Sabah mengangguk. Ia terlihat bersemangat untuk mendengar komentar mengenai kue pemberiannya tersebut.
Wina menepuk kepala Sabah yang bertubuh lebih pendek darinya dengan gemas sembari berkata seperti ini padanya, "Kuenya enak … tapi rasanya agak terlalu manis di lidahku. Maaf aku bukannya tidak menyukai makanan manis hanya saja kuenya semalam terasa terlalu manis di lidahku," jawab Wina jujur.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com