Agra's cafe adalah tempat yang dijadikan Alfie untuk bertemu dengan penggemarnya. Agra's cafe merupakan cafe yang sangat populer di kalangan remaja, karena banyak area berfoto yang sangat instagramable. Cafe ini merupakan cafe milik kedua orang tuanya Alfie, hanya saja cafe ini dikelola Elina, sedangkan Ferry sibuk mengurus perusahaanya, Lexander corp.
Para penggemar Alfie yang ingin bertemu dengannya hanya cukup menjawab pertanyaan yang telah Alfie berikan di status instagram pribadinya dan yang menjawab pertanyaan dengan benar dan cepat itulah pemenangnya. Tapi, Alfie hanya mengambil 20 orang saja. Karena jika tidak seperti itu akan ada banyak penggemarnya yang datang lalu menimbulkan kerusuhan.
Alfie mengotak-ngatik ponselnya, ia sedang memantau status instagramnya karena sudah ada beberapa orang yang menjawab pertanyaannya. Pasalnya 2 hari lagi kegiatan pertemuannya dengan para penggemar akan dilaksanakan, atau istilahnya meet and greet. Di dalam hatinya ia benar-benar berharap sosok gadis yang ingin ia temui adalah salah satu dari 20 orang pemenangnya.
"Gimana, udah ketemu pemenangnya?" tanya kak Rio yang baru saja mengambil minuman dari dapur
"Ada, baru 9 orang," jawab Alfie dengan matanya yang masih fokus pada layar ponselnya
Kak Rio melirik ponsel Alfie sekilas, "Ada gak?"
Alfie menoleh menghadap kak Rio dengan alisnya mengerut sehingga keningnya berlipat-lipat, "Siapa?"
"Gak usah pura-pura, deh!" ledek kak Rio
***
Di sisi lain Alika sedang berada di dalam kelasnya dengan ponsel yang ada di hadapannya, ia sedikit menyesal karena telat menjawab pertanyaan yang diberikan Alfie. Karena gara-gara Rangga yang sedari tadi terus mengajak Alika ke perpustakaan. Untungnya saat ini kelas Alika kosong, jadi ia bisa meluangkan waktunya. Jujur di dalam hatinya ia merasa tidak karuan karena takut jika dirinya kalah dan tidak bisa bertemu lagi dengan sang pujaan hati, Alfie.
"Woi, fokus amat!" teriak Chika
Alika terlonjak kaget, "Bisa gak, sih, gak pake teriak?" tanya Alika kesal
Chika terkekeh, "Gak bisa, udah kayak gini dari sananya."
Alika hanya memutar bola matanya malas lalu matanya kembali fokus pada ponselnya. Chika dan Angel ikut melihat apa yang dilakukan gadis itu di ponselnya sampai membuat dirinya fokus.
"Cuman buka instagram doang, tapi segitunya," gumam Chika
"Lo lagi ngapain, sih, Lik?" tanya Angel heran
Melihat tidak ada jawaban dari temannya, Angel pun menepuk bahu Alika keras membuat sang empu terlonjak lagi.
Alika berdecak kesal, "Apa, sih?"
"Lo lagi ngapain?" tanya Angel dengan gemas
"Kalian gak akan ngerti!" Keduanya memutar bola matanya malas
Davi dengan kurcacinya baru saja memasuki kelas, Alex langsung berlari ke kursinya dan merapatkan dengan kursi milik Naufal, lalu merebahkan tubuhnya.
"Heh! gue duduk dimana bego?!" sewot Naufal saat berada di hadapan Alex yang sudah berbaring ria
Alex bergumam, "Lo bisa duduk di tempat lain dulu!"
"Gak! lo kalo mau tidur, tuh di bawah!" perintah Naufal jengkel
Davi menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya yang seperti anak kecil saja meributkan tempat duduk, hingga matanya tak sengaja menatap Rangga, begitupun dengan Rangga yang balik menatap mata Davi tajam. Bukannya merasa takut dengan tatapan Rangga, ia membalas tatapannya dengan mata elangnya. Tersirat di antara keduanya seperti tatapan terhadap musuh?
Alika menutup ponselnya dan melihat kepada kedua temannya yang sedang menelungkupkan kepalanya di antara lipatan tangannya yang ditumpukkan pada meja.
Mata hitamnya menatap ke arah Davi dan Rangga yang sedang adu tatap, Alika merasa takut sekarang saat melihat tatapan Davi yang tajam. Karena biasanya Davi tidak pernah memberikan tatapan itu padanya, tapi ini melihatnya saja takut, padahal tatapan itu bukan diberikan untuknya. Ia benar-benar merinding saat ini, tapi ia juga bingung mengapa mereka berdua adu tatap seperti itu?
Davi yang tersadar jika ada orang yang tengah memperhatikannya dengan cepat ia mengalihkan tatapannya,
Deg,
Tatapannya bertemu dengan Alika yang merasa ketakutan disana, dengan cepat Davi menetralkan kembali tatapannya lalu menghampiri Alika.
Terlihat dari matanya, gadis itu berusaha bersikap seolah-olah tidak merasa ketakutan.
"L-lo kenapa sama Rangga?" tanya Alika dengan gugup
Davi jongkok di hadapan Alika, "Enggak kenapa-kenapa, kok,"
Gadis itu berusaha mencari celah dengan tatapannya supaya Davi berkata jujur padanya, tapi Davi hanya menggelengkan kepalanya saja.
Seakan teringat sesuatu yang dapat mengalihkan topik, Davi menggeser kursi kosong yang tidak jauh dari tempatnya.
"Jadi kan ikut meet and greet?"
"Gak tau," Alika menyerahkan ponselnya yang sudah menampilkan sebuah postingan status instagram Alfie pada Davi, "besok di umumin pengumumannya."
Davi mengangguk paham, "Kalo menang, perlu gue anter?"
Hening, hanya ada suara teman sekelasnya yang ricuh, Alika tampak kebingungan dengan pertanyaan yang Davi berikan. Jika berangkat bersama Davi maka akan merepotkan cowok itu, tapi jika tidak bersama Davi, Alika datang seorang diri?
"Kok diem?"
Alika berdeham, "Kayaknya gue sendiri aja,"
"Bener, nih? tapi kan gue udah janji sama lo waktu itu,"
"Tapi, gak ngerepotin kan?" tanya Alika ragu
Davi menggeleng. "Ngerepotin apa, sih? lo gak ngerepotin gue sama sekali, Alika."
"Karena gue ..."
"PAK ILHAM DATANG! CEPET KE MEJA MASING-MASING!"
Ucapan Davi terpotong gara-gara teriakan sang ketua kelas yang sangat menggelegar, Satria namanya. Pak Ilham merupakan guru matematika di SMA Suka Bangsa, dengan ciri khasnya yang berpenampilan sangat alim dan Pak Ilham menjadi guru idola siswa-siswinya.
Davi kembali ke mejanya, sebelum itu tangannya sempat mengacak rambut Alika pelan.
"Assalamualaikum, selamat siang!"
"Waalaikumsalam, siang, Pak!"
***
Ketiga gadis cantik yang memiliki karakter berbeda-beda itu sedang duduk melingkar di atas karpet bulu, mereka berada di kamar milik Chika. Kamar gadis itu di dominasi dengan dinding berwarna pink dan putih, dan beberapa poster kartun hello kitty yang menempel. Gadis itu memang sangat menyukai salah satu kartun sedari kecil, karena menurutnya kartun itu sangatlah menggemaskan seperti dirinya.
"Kalian tau gak?" tanya Chika memecahkan keheningan
Keduanya mengalihkan atensinya menjadi ke arah gadis itu lalu dengan kompak keduanya menggelengkan kepalanya.
Chika mendengus lalu sesaat berubah menjadi tersenyum senang, "Tadi waktu gue ke toilet, papasan dong sama si Rangga!" hebohnya
Angel memang sudah mengetahui curhatan isi hati Chika yang menyebutkan bahwa dirinya menyukai Rangga, si cowok es. Begitu sampai di kamarnya, Chika langsung cerita begitu saja pada Angel. Karena Chika pun sudah mempercayai keduanya, sangat.
Angel memutar bola matanya malas, "Terus? lo gak caper kan?"
Alika terkekeh melihatnya,
"Oke, gue ceritain, kalian siap?"
Mau tak mau Angel mengangguk saat melihat Alika yang mengangguk juga.
Flashback on
Chika berlari menuju toilet wanita, dirinya benar-benar tidak bisa menahannya. Karena Chika berlari terlalu kencang sehingga tak sadar ia menabrak seorang lelaki bertubuh tinggi. Keningnya sedikit berdenyut karena keningnya mencium dada bidang yang keras, perlahan kepalanya mendongak menatap orang tersebut.
Deg!
Chika terkejut bukan main saat di hadapannya adalah orang yang selama ini ia sukai, gadis itu semakin melebarkan matanya saat merasa tangannya pun bertengger manis di kedua bahu lelaki tersebut.
Rangga berdeham membuat Chika tersadar dan dengan cepat memundurkan langkahnya juga tangannya yang sudah terlepas dari kedua bahu Rangga.
"Sorry, Rangga." Sesal Chika saat melihat mata Rangga yang tajam
Rangga mengangguk, "Hati-hati!" setelah mengucapkan kata yang membuat hati Chika berbunga-bunga Rangga pergi dari hadapan Chika.
Chika memegang dadanya yang sangat berdetak lebih cepat, ia memutarkan badannya melihat punggung Rangga yang semakin mengecil.
"Fiks, gue udah cinta sama dia." gumamnya
Chika kembali merasakan yang sebelumnya ia rasakan, "ADUH KOK SAMPE LUPA KALO KEBELET!" teriaknya dengan cepat berlari menuju toilet.
Flashback off
***