webnovel

Alexa's Dream And Love

Tentang perjuangan Alexa untuk meraih impian dan juga cintanya. Alexa terjebak diantara ambisi sang Papa yang merupakan pengusaha sukses sekaligus bos mafia yang ingin menjadikan Alexa sebagai pewaris tunggalnya. Di sisi lain, Alexa juga terjebak dalam rencana balas dendam Daniel Ayden. Daniel berusaha menghancurkan perusahaan papa Alexa dengan segala cara. Termasuk menggunakan Alexa sebagai alat untuk membalaskan dendamnya. Mampukah Alexa meraih impian dan juga cintanya tanpa harus memilih salah satu diantara kedua pilihan itu?. Hai semua!! Ini adalah Novel pertama saya. Tentang Romansa, perjuangan meraih impian yang sedikit di bumbui thriller. Semoga kalian suka dengan cerita saya. Mohon dukungannya, agar saya bisa terus bersemangat membuat karya yang bisa menghibur kalian semua. Jangan lupa vote, collection, review dan power stonenya, ya. Terima kasih banyak kepada kalian yang sudah support. Follow my Ig @feny032.

Fenie_Anjilina · Urbano
Classificações insuficientes
264 Chs

Bab 13. Sisi Jenius Alexa.

"Apa mereka sudah gila? Kenapa mereka menggambar gedung seperti ini? Apa mereka mau membangun gedung hanya untuk membunuh banyak orang saat gedungnya Roboh?!" gumam Alexa.

Alexa masih mengamati desain dan cetak biru yang sedari tadi ia pegang. Mata gadis itu memicing sambil sesekali berpikir. "Aneh!" ucap Alexa.

Tanpa Alexa sadari, Indra dan Daniel sedang berdiri mematung tepat di belakang Alexa seraya memperhatikan gerak-gerik Alexa.. Kedua lelaki itu sekilas terlihat saling memandang, mereka berdua terlihat bingung karena ucapan Alexa.

"Apa maksud kamu dengan gedungnya pasti akan roboh?" tanya Indra tiba-tiba dan membuat Alexa terlonjak kaget.

"Astaga!!" ucap Alexa seraya memegangi dadanya yang berdegup kencang.

"Alexa! Jawab pertanyaan papa! Apa maksud dari perkataanmu tadi?!" Indra mendesak Alexa untuk memberikan jawaban atas pertanyaannya.

Alexa memperlihatkan desain itu ke Indra. "Lihat baik-baik desain ini, memang terlihat indah. Tapi ...." Alexa menggantung perkataannya dan terlihat ragu untuk mengatakannya.

"Tapi apa?" desak Indra lagi.

"Sebelum Alexa jelaskan. Bolehkah Alexa bertemu dengan orang yang mendesain ini?" tanya Alexa seraya mengangkat desain.

Indra terlihat keberatan. "Jelaskan saja pada papa! Kenapa harus memanggil karyawan yang sudah papa pecat?!" ucap Indra.

"Apa? Mereka sudah dipecat? Kenapa bisa begitu? Ada masalah apa sebenarnya?" tanya Alexa bingung.

"Alexa .... Kamu masih kecil! Dan kamu tidak tahu apa-apa tentang bisnis! Lebih baik kamu diam saja!" ucap Daniel ketus.

Alexa merasa diremehkan. Darah gadis itu mendidih mendengar kata-kata pedas Daniel. "Apa kau sudah gila?! Kenapa kata-katamu kasar sekali! Apa kau manusia tidak punya hati, hah!!" Alexa mengepalkan tangannya dan hendak meninju muka Daniel tapi seketika dihentikan oleh Rian.

Alexa mendorong Rian yang masih melinsungi Daniel. "Minggir!! Atau kau juga mau aku hajar juga?" geram Alexa.

"Kalian berdua, berhenti! Alexa, hentikan!" teriak Indra dan Alexa seketika menurunkan kepalan tangannya.

Melihat putrinya sudah lebih tenang, Indra lalu menatap ke arah Leon dan hendak memberi perintah.

"Leon! Cepat panggil Andi dan timnya ke ruanganku, sekarang!" perintahnya lagi.

"Baik, Tuan," ucap Leon lalu pergi meninggalkan ruang kantor Indra.

Daniel terlihat kesal, pria itu lalu berjalan menuju sofa dan duduk. Sorot mata Daniel begitu tajam, pria itu takut kalau rencananya yang sudah hampir berhasil menjadi gagal gara-gara campur tangan Alexa.

5 menit kemudian ....

Leon datang diikuti oleh Andi dan tiga orang lainnya yang berjalan masuk ke dalam kantor Indra. "Saya sudah membawa mereka, Nona Alexa!" ucap Leon.

Indra menatap Alexa. "Sekarang jelaskan kepada papa! Maksud dari pembicaraanmu tadi dan juga alasan kamu memanggil mereka!" ucap Indra.

"Kalian yang membuat desain ini, bukan?" tanya Alexa seraya menyodorkan desain dan cetak biru kepada Andi.

"Benar, memangnya kenapa?" tanya Andi bingung..

"Coba lihat ini baik-baik!" Alexa menunjuk ke desain biru.

Andi mengamati cetak biru itu baik-baik. "Tidak ada yang salah dengan gambar desain ini," ucapnya.

Alexa menghela napas panjang, mata gadis itu menjelajah ruang kerja Indra seperti sedang mencari sesuatu. Alexa menandang ke meja kerja Indra dan menemukan sebuah penggaris, gadis itu berjalan menuju ke meja kerja Indra lalu ia bergegaa mengambil penggaris itu sepanjang 30 cm dan memberikannya kepada Andi.

"Coba ukur fondasi bangunan itu! Ukur juga tembok pembatas untuk parkirannya! Dan tolong paman cek juga kepadatan tanah di area yang akan dilakukan pembangunan?" perintah Alexa.

Semua orang di ruangan itu dibuat bingung oleh ucapan Alexa. Andi lalu membentangkan desain yang ia bawa ke atas meja dan melakukan semua yang Alexa minta. Indra yang dibuat penasaran oleh perkataan putrinya itu langsung berdiri dan mengamati..

Andi juga mengecek data tentang kondisi lahan yang akan dilakukan pembangunan, semuanya ia cek dengan teliti sesuai dengan arahan Alexa.

Setelah mengukur dan mengecek data-data mata Andi langsung terbelalak, pria itu sangat terkejut. " Ti–tidak mungkin! Bagaimana nona bisa tahu tanpa mengukurnya?" ucapnya tidak percaya.

"Sekarang sudah tahu letak kesalahannya?" tanya Alexa.

"Ada perbedaan ukuran yang jelas terlihat dan signifikan . Terlebih jika bangunan itu dibangun di atas tanah yang miring atau labil, pastinya Anda tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, bukan? Selain itu fondasi bangunannya juga kurang kokoh dan tidak cocok dengan lahan yang akan dibangun nantinya, ini tentu saja akan berakibat sangat fatal," imbuhnya.

"Bagaimana Nona bisa tahu, nona 'kan hanya sekilas melihat desainnya saja?!" ucap Andi tidak percaya.

Alexa pura-pura berpikir. "Hmm .... Mungkin karena mendiang kakekku adalah seorang Arsitek yang hebat makanya aku bisa mewarisi bakatnya." ucapnya bangga.

Setelah mendengar penjelasan dari Alexa, Andi dan timnya terlihat lemas, mereka terlihat pasrah dan mengakui kesalahan mereka. "Maafkan kami karena telah membuat kesalahan yang fatal dalam mendesain," aku Andi sambil menundukkan kepalanya.

"Sekarang kami tidak akan melakukan aksi protes lagi karena kami sadar telah melakukan kesalahanl. Tapi .... Kami tidak akan pernah mau mengakui tuduhan tentang membocorkan desain ke tangan saingan bisnis perusahaan," imbuhnya.

Alexa mengernyit. "Oooh! Jadi karena itu paman dipecat lalu melakukan aksi protes di depan gedung?!" Alexa mengangguk paham. "Bukankah itu bagus kalau desain ini jatuh ke tangan musuh?" lanjut Alexa.

"Apa maksud kamu?" tanya Indra.

"Ya ... bagus! Coba bayangkan! Kalau desain ini diajukan untuk tender lalu menang. Kalau bangunan sudah beroperasi lalu roboh dan memakan banyak korban, tidakkah itu berakibat fatal?" jelas Alexa. "Seharusnya perusahaan bersyukur untuk itu, bukan?" lanjut Alexa sambil menyandarkan punggungnya ke dinding.

"Lalu ... apakah ada jalan keluar atau solusi untuk masalah ini?" tanya pegawai Indra yang lain.

"Sudah terlambat! Proses seleksi desain hanya tersisa 2 hari lagi! Kalau memulai dari awal, rasanya sangat mustahil," ucap Andi pesimis.

"Apa kalian menyerah? Bukankah kalian sudah bekerja selama bertahun-tahun di perusahaan Indra Prayoga?! Hanya karena masalah sekecil ini kalian menyerah? Wuuuaahh .... Hebat sekali! Salut," ucap Alexa sambil bertepuk tangan.

"Maksud nona Alexa apa?" tanya Leon.

"2 hari .... Itu semestinya lebih dari cukup untuk membuat desain, bukan? Apalagi kalian berempat! Harusnya bisa!" ucap Alexa sambil memainkan rambutnya.

"Tapi .... Mereka sudah dipecat! Dan tuan Indra sudah tidak mau lagi melihat mereka lagi," ujar Leon mengingatkan.

"Kalau mau menyerah sekarang 'ya terserah! Alexa tidak perduli!! 'Kan bukan Alexa yang rugi tapi perusahaan. Sudahlah! Alexa mau turun ke bawah! Alexa capek!" ucapnya sambil melangkah pergi.

"Tunggu, Alexa!" cegah Indra cepat dan Alexa menghentikan langkahnya.

"Kamu bisa 'kan membantu Papa dengan membuat desain hotel untuk tender ? Papa pernah melihat desain rumah impian yang kamu buat untuk mendiang nenekmu! Papa yakin, kalau kamu cukup berkompeten untuk membantu proyek ini," ucap Indra penuh harap.

"Kalau kamu mau membantu proyek papa, papa janji akan membayarmu dengan bayaran yang besar." Indra mengiming-iming Alexa, berharap Alexa mau membantunya.

Alexa menghentikan langkahnya, ia menghela napas panjang lalu berbalik. " Baik! Alexa akan mencoba membantu. Tapi dengan 3 syarat!" ucap Alexa.

"Sebutkan!" ucap Indra.

"Apakah syarat yang akan Alexa ajukan bisa dipenuhi?" tanya Alexa ragu.

"Indra Prayoga tidak akan pernah mengingkari kata-kata yang telah diucapkan! Jadi, sebutkan persyaratanmu!" ucap Indra.

Alexa berjalan mendekat ke arah sang Papa, ekspresi wajah gadis itu terlihat serius.

"Syarat yang pertama ... mohon papa tarik kembali keputusan papa terkait pemecatan keempat karyawan ini, mereka telah mengabdi lama untuk perusahaan dan mereka mempunyai keluarga yang harus dihidupi. Bagaimana nantinya dengan nasib istri dan anak-anak mereka? Jadi, Alexa mohon tarik kembali keputusan papa," paparnya.

"Syarat yang kedua ... tolong kembalikan semua akses komunikasi Alexa. Dan untuk syarat yang ketika adalah berupa hutang janji, jika sewaktu-waktu Alexa ingin sesuatu. Alexa akan tagih janji itu. Bagaimana? Apa papa setuju dengan syarat yang Alexa ajukan?" Imbuhnya.

Indra menghela napas panjang dan terlihat sedang berpikir. "Baik! Papa kabulkan semua syarat dan keinginanmu," ucapnya.

"Syukurlah! Terima kasih nona Alexa," ucap keempat karyawan Indra serentak.

Alexa merasa sangat lega, setidaknya ia bisa membantu orang lain agar tidak menderita atau kelaparan. Meski ia berasal dari keluarga kaya raya yang tidak pernah hidup kekurangan, ia tidak pernah merasa sombong dan ia suka membantu orang lain dengan ikhlas.

Hal berbeda kini tengah dirasakan oleh Daniel. Pria itu terlihat sangat marah dan kesal karena Alexa telah menggagalkan usahanya. Tangan Daniel mengepal, pria itu bergegas pergi meninggalkan kantor Indra dan menuju ke suatu tempat.

****

Di tempat lain ....

Setelah mendapat laporan dari mata-matanya tentang Alexa yang menggagalkan rencana jahat Daniel yang ingin menghancurkan perusahaan Indra, darah paman Daniel mendidih. Mukanya merah padam dan ia merasa tidak terima.

"Alexa Prayoga! Kau telah menggagalkan rencana Daniel! Tunggu saja, paman akan memberi pelajaran atas kenakalanmu!"

Paman Daniel menyayat-nyayat foto Alexa tepat di wajahnya, hingga foto itu menjadi rusak.

Dan itu tepat di bagian wajah Alexa sambil menyeringai dan memperlihatkan deretan giginya yang kusam akibat terlalu banyak mengkonsumsi kafein. Dan sepertinya ia sedang menyusun rencana untuk menyakiti Alexa.

Paman Daniel mengangkat gagang telepon, pria jahat berwajah bengis itu tengah menelepon seseorang atau lebih tepatnya orang suruhan. Dengan lihai pria itu memencet nomer telepon anak buahnya.

Telepon tersambung ....

"Halo, ini aku .... Aku ada sebuah pekerjaan untukmu!" ucapnya melalui sambungan telepon.

"Sebutkan , apa yang harus aku kerjakan?" ucapnya.

"Beri pelajaran kepada putri Indra Prayoga! Buat dia menyesal karena terlahir di keluarga Indra Prayoga!" ucapnya sadis.

Sambungan telepon di tutup.

"Hahahahaha .... Hahahaha," paman Daniel tertawa penuh kemenangan dan kebencian.

"Indra Prayoga!! Akan kubuat putrimu menderita dan bunuh diri!! Seperti yang telah kamu lakukan kepada putriku!! Aku akan membuat putrimu menebus kesalahnmu!!

To be continued.