Jia seorang wanita lulusan terbaik di sekolah kepolisian negara, dengan prestasi akademiknya serta sepak terjangnya dalam kepolisian kota Arcanum, yang beberapa kali berhasil memecahkan kasus-kasus yang tidak wajar.
Bahkan ada sejumlah kasus yang dikategori kasus dingin berhasil dipecahkan olehnya, oleh karena itu dia dipercayakan untuk memimpin satu tim investigasi kriminal 2 di kepolisian kota Arcanum.
Kini...
"Cepat..!! Kita harus segera bergerak sebelum dia berhasil kabur dari tempat itu," kata Jia memimpin teamnya, untuk segera melakukan pengejaran terhadap seorang tersangka kasus pembobolan dan pembunuhan yang belakangan ini kerap terjadi di kota Arcanum.
"Ni... No.. Ni.. No.." suara sirene mobil polisi yang saling sahut menyahut menghiasi malam ini.
"Bruummmm.."
"Ciettttt..." Suara decit ban dan deru mesin melaju kencang malam itu.
"CEPAT..!! kamu membuat kita terlambat menemukannya.." bentak Jia kepada Jack rekannya yang saat ini sedang mengemudi mobil.
"Aku sudah cepat Jia, tidakkah kamu merasa ini sudah amat sangat laju" sahut Jack sedikit berteriak, karena suara deru mobil menghalangi suara mereka.
"Cepat Jack.. Cepat..!! Jika aku katakan cepat berarti kamu sangat lambat.." mata Jia menatap tajam ke arah Jacky.
"Brummm.." Jack yang sedikit kesal, menekan pedal gasnya semakin dalam, sehingga mobil berjalan semakin cepat.
"Kanan Jack..!!" perintahnya.
"Cieeeetttt.." derit ban yang berbunyi nyaring tak kala Jack memutar kemudi dengan cepat ke arah kanan, dia hanya bisa mengikuti arahan Jia dari pada gadis barbar itu mengamuk, bahkan bisa jadi dia mengambil alih kemudi mobilnya.
"Tambah lagi kecepatannya..!!" Jia mengomando Jack.
"Brummmm..." Semakin dalam, bahkan Jack sendiri merasa sedikit ngeri dengan kecepatan ini, dia hanya bisa berharap dirinya masih waras dan tetap bisa mengendalikan kemudi.
"Berhenti di depan sana Jack..!" Jia menunjuk sebuah jembatan, dengan sigap Jack memutar kemudi ke arah kiri lalu tak berapa lama memberhentikan mobilnya.
"Kenapa kita berhenti disini Jia?" tanya Jack heran.
"Bukankah tujuan kita masih didepan sana satu kilometer lagi," tunjuk Jack pada arah yang dimaksud.
"Percayalah padaku.." kata Jia tegas dia lalu langsung keluar dari mobil itu, dan bergegas menuju ke arah jembatan.
Terlihat tubuh rampingnya dengan lincah memanjat pagar jembatan dan berdiri di bagian pinggirnya.
"Shittt..!" Jack langsung bergegas menyusulnya begitu melihat gadis itu sudah berdiri diluar pagar pembatas jembatan.
"Jia.. apakah kamu gila.." teriak Jack memperingatkan dia.
"Perhatikan Jack, dengan kecepatan kalian mengejar seperti itu bisa dijamin pelaku akan segera kabur."
"Bukankah mereka menggunakan mobil truk pengangkut untuk mengamankan barang-barang mereka, dan jalur dibawah ini adalah jalur aman untuk truk-truk pengangkut" kata Jia.
"Tapi Ji, itu hanya asumsimu..!?" sanggah Jack.
"Kamu tahu jam operasional truk pengangkut bukan, jika masih ada yang lewat pada jam segini. Bisa dipastikan bahwa itulah mereka, jangan sampai lolos.." kata Jia tegas.
"Sial..." Jack langsung berlari mendekat pagar pembatas, dan segera memanjatnya begitu menyadari apa yang dikatakan Jia adalah benar.
Batas arus lalu lintas untuk truk-truk pengangkut adalah pukul 17.00 sampai dengan pukul 04.00 dini hari dan sekarang pukul 05.45 yang berarti truk yang akan muncul adalah truk yang diduga pelaku kejahatan.
"Gila Jia.. ini tinggi sekali.." kata pria itu agaks sedikit gemetar ketika melihat ke bawah, sebuah jalanan yang kosong melompong tanpa ada kendaraan yang melintas.
"Brummmmm..." Dari kejauhan sayup-sayup terdengar suara kendaraan yang melaju kencang
"ITU DIA..!" wajah Jia tersenyum lebar sambil menatap Jack, lalu Jia menatap ke arah bawah jembatan dan...
"Brukkkk..." belum sempat menghitung dan memperkirakan kapan truk itu akan sampai, tiba-tiba Jia menarik tangan Jack untuk turun terjun ke bawah begitu saja.
Kini Jack terdiam membeku seketika, ketika bahunya dengan keras menghantam bagian belakang truk pengangkut yang tertutup terpal.
"Bersiaplah..!!" kata Jia menepuk pipi Jack yang masih terbengong dengan situasinya, kini mereka sudah berada di bagian atas truk pengangkut itu.
Terlihat supirnya melajukan kendaraannya dengan cepat, karena dari kejauhan Jia dan Jack bisa melihat mobil-mobil polisi rekan mereka yang mengejar mobil itu dari belakang.
Laju kendaraan lain di belakang truk itu tidak bisa mengejar, namun mereka tetap mengikuti arah truk itu berjalan.
"JIA..!!" teriak Jack dia terkejut ketika melihat gadis itu tahu-tahu sudah berjalan dengan lincah di atas truk, bahkan dengan sigapnya jemari dan kakinya bergelantungan di pinggir truk mendekat ke arah kemudi.
Pengemudi yang panik dan terlalu fokus melihat ke depan karena laju truknya yang tidak normal. Membuatnya hanya berkonsentrasi kepada arah kemudi di depan agar bisa stabil membawanya.
"Syuttrr... Brakkkk" tahu-tahu tanpa aba-aba Jia langsung mengayunkan kakinya menendang telak ke kepala supir dan membuatnya tak sadarkan diri, dengan cepat Jia mendorong tubuh supir dan beringsak masuk ke kemudi untuk mengambil alih kemudi yang sudah mulai kehilangan arah.
Jack yang berada di atas atap truk bisa merasakan perlahan-lahan truk itu mulai berhenti, hingga akhirnya Jia memberhentikan truk itu di sisi kiri jalan raya.
"Jia.. Kamu gadis gila yang ku kenal.." teriak Jack yang masih belum hilang rasa terkejut melihat aksi Jia tadi.
Baru saja dia melihat Jia dengan lincahnya bergelayut di sisi truk, tiba-tiba gadis itu langsung berayun dan masuk ke dalam kemudi truk dan mengambil alihnya.
"Periksa bagian belakang Jack, aku rasa dia mengangkut barang bukti hasil jarahannya yang belum sempat dia jual" perintah Jia.
"Siap, boss..!" sahut Jack sambil memberikan hormat kepada gadis yang saat ini sedang turun dari truk itu.
"Ni... No.. Ni.. No.." suara sirene mobil polisi yang saling sahut menyahut mulai terdengar mendekat ke arah mereka.
"Jia.." beberapa polis terlihat turun dari mobil mereka dan menghampiri gadis itu.
"Bantu Jack, amankan tekape dan barang bukti. Bawa tersangka segera ke kantor.." perintahnya kepada mereka.
"Siap Laksanakan.." jawab mereka patuh, meski mereka cukup terkejut kapan gadis itu berada di sana bahkan bersama truk dan tersangka.
Jia mengabaikan pertanyaan mereka, gadis itu hanya berjalan masuk ke salah satu mobil polisi dan duduk sendiri di dalam sana.
"Hmmm.." hembusan napasnya terdengar jelas olehnya, dia yang berusaha menenangkan dirinya.
Dimana saat ini adrenalinnya lagi tinggi, jantungnya juga berdebar sangat cepat sekali.
Duduk hening sendiri di dalam mobil, sambil mengamati rekan-rekannya, tiba-tiba suara dering telepon membangunkannya dari lamunannya.
"Kringg... Kringg..." suara deringnya berbunyi, Jia mengernyitkan dahinya begitu melihat nama kontak yang tertera disana.
"Halo Bibi," jawabnya sopan.
"Ji, sebaiknya kamu segera kemari..!!" Kata tegas Bibinya.
"Ada apa Bibi,?" tanyanya penasaran.
"Kamu tahu apa maksud dari teleponku, pulanglah nak.. antarkan dia hingga ke peristirahatan terakhirnya..".