Kudengar suara mobil yang datang setelah kutengok lewat jendela ternyata mobil Lucy dengan cepat segara kuhampiri dirinya.
Lucy membuka pintu mobilnya mempersilahkanku masuk didalam mobil sudah ada Jihan, Irene dan Ciara.
"Ibu aku pergi dahulu yah" Pamitku.
"Tante kami pergi dahulu yah" Sambung Lucy.
"Iya kalian hati-hati dijalan yah! jangan ngebut-ngebut " Kata Ibu aambil melambaikan tangan.
Mobil berjalan meninggalkan rumahku,tujuan kami berikutnya adalah "entah ke mana?".
Sebuah kaus crop top putih polos yang dilengkapi cardigan panjang berwarna biru dengan celana pendek breast short berwana hitam melengkapi diriku.
Sedang Lucy dengan potongan rambut model layer mengenakan dress hitam pendek dilengkapi dengan jacket jeans denim yang besar membuatnya terlihat perfect.
Irene sendiri mengenakan sebuah kaus putih yang meperlihatkan bentuk tubunya yang besar dengan sebuah trousear jeans,yang menarik adalah tulisan berwarna hitam tebal yang menggantung di kaus putihnya"Girl with Curves "
Jihan sendiri tampak begitu manis dengan balutan hijab cokelat yang senada dengan celana kulot beserta long stripe blouse dan jacket jeans membuatnya terlihat sederhana namun menarik.
Untuk Ciara apapun yang dikenakannya pasti terlihat amazing dengan potongan rambut sebahu dan poni yang terurai dengan warna ombre hitam dan abu-abu yang membuatnya tampil lebih edgi mengenakan sleeveless blouse berwarna jingga muda yang diapadukan dengan shortpants jeans.
"Kita ke mana nih ?" tanya Lucy.
"Kekolam renang saja" entah apa yang merasuki pikiranku tiba-tiba mengajukan kolam renang sebagai pilihan.
"Hah kamu yang benar saja Bell mana mungkin aku pergi kolam berenang pakai Black dress ? " Sambung Lucy.
"Ya sudah kita ke mall saja" Ajak Ciara.
"Setuju" Ucapku.
"Sepakat" Kata Irene.
"Bungkussss" Sambung Lucy sambil memoncongkan bibirnya kedepan dengan penuh semangat.
Delapan Menit perjalanan berakhir disebuah pusat pembelajaan terbesar dikotaku kami bertiga pun segera turun dari mobil menuju kedalam mall,banyaknya brand-brand yang dijual mulai dari fashion, elektronik, hingga makanan membuat kami kebingungan hendak ke mana? beginilah jadinya jika hangout tanpa perencanaan.
Setelah beberapa detik berlalu akhirnya Sogo menjadi lokasi Dep store pertama yang kami kunjungi,aku terkekeh dengan sejumahlah harga yang bergelantungan manis didepanku.
"Andaikan Aku adalah Bruce Wayne si miliarder kaya bisa membeli segala macam kebutuhan bernilai ratusan dolar pasti uangnya sudah kupakai untuk memborong habis seisi Sogo hari ini daripada membeli kebutuhan untuk menjadi Batman" Gumanku.
Alhasil Ciara membeli sebuah Blouse Brocade Putih merek Neu'mor dan sebuah Basic Skrit berwarna putih dengan merek yang sama.
Setelah mengajukan beberapa pilihan Lucy memutuskan untuk membeli sebuah Dress payet hitam milik Lyne Halim yang harganya luar biasa untuk ukuranku.
Sedang Jihan sedang kebingungan dengan dua hijab ditangannya yang satunya berwarna mustard dan yang satunya berwarna velvet dari Vanylla hijab, aku dan Ciara memberikan suara umtuk hijab berwarna velvet sedangkan Lucy dan Irene memilih hijab berwarna mustard setelah pertimbangan yang matang Jihan akhirnya memilih untuk membeli keduanya sekaligus.
"Bella ayo kesini sebentar" Panggil Ciara yang sedang memegang sepasang sepatu.
"Iya Ci " Jawabku sambil menghampirinya.
"Tolong coba sepatu ini,sepertinya cocok untuk kamu " Ciara menyodorkan sepasang sepatu jenis Selena Sling Back milik Winston Smith.
"Aduhh aku tidak bisa Ci" Tolakku halus sambil meletakkan sepatu itu kembali ketempatnya.
"Memangnya mengapa?" Tanya Irene.
"Harganya terlalu mahal,soal belanja biasanya aku pergi ketempat yang menyediakan .. yah kalian mengerti maksudku .. Aku hanya mampu berbelanja ditempat yang harganya dapat kujangkau " Jawabku.
"Sudah kamu coba pakai saja kalau pas nanti kita berempat akan patungan untuk membayar sepatu itu" potong Ciara sambil memegang kedua tanganku.
"Aduhhh aku merasa tidak enak " sambungku yang mulai gugup (first time ditraktir teman BARANG MAHALL).
"Sudah .. Sudah tidak usah dipikirkan soal harganya,coba kamu pakai saja " Jihan kembali menyodorkan sepasang sepatu tadi.
Aku memasukan kedua kakiku pada sepasang sepatu mahal tersebut dan PASS
"Ternyata cocokkan sepatu itu dengan kakimu" Irene berkomentar.
"Ya sudah kita langsung bayar saja yah, soalnya aku sudah mulai merasa pegal.. butuh makan" Lucy menarik tanganku sambil mengelus perutnya.
Setelah membayar kami berempat segera mencari tempat untuk mengganjal perut yang kelaparan dan,restoran yang kami kunjung adalah Excelso.
Excelso merupakan salah satu restaurat with smoking area yang ada di Mall ini, selain dikarenakan Ciara adalah "Perokok" kami berlima juga sangat menyukai Kopi.
Excelso merupakan kafe yang menawarkan beragam jenis kopi baik cita rasa nusantara maupun internasional jadi itulah alasannya kami berlima menjatuhkan pilihan untuk nongkrong di Excelso.
Dekorasi yang luar biasa, suasana nyaman,pelayanannya cukup cepat dan bersahabat dan gegar dan yang paling menyenangkan adalah duduk di kursi empuk sambil menikmati wifi gratis,menu yang kupilih adalah Pasta ,Crispy Cass dan Avocado Coffe.
Crispy cass nya bener-benar crispy dibalut dengan cokelat meses dan keju parut yang kenikmatannya tiada tara. Avocado coffee nya juga enak perpaduan rasa dari kopi dan Avocado menyatu apalagi dilengakapi sama Ice cream vanilla diatasnya,sayangnya rasa kopinya juga tidak terlalu stong karena aku sangat suka dengan kopi pahit.
Lucy dan Jihan memesan menu yang sama Dori sambal matah ,Oriental Chikend salad dan Coffee Float,tercium aroma wangi dari potongan bawang merah ditumis dengan cabai merah dan terlihat pedas dari sambal matahnya,ukuran Dori yang di goreng dengan tepung garing juga cukup lebar.
Sedangakan Irene hanya memesan Milkshake Vanilla katanya sedang dalam proses diet,Ciara sendiri Memesan Java Arabica ,Iced Fruit Tea Lemon dan Tuna Salad.
Kumpulan asap rokok dengan manis keluar dari bibir Ciara,dia menghisap Rokoknya dengan kuat dan penuh penghayatan,sambil menarik rokoknya dalam-dalam peralahan-lahan Ciara mengepulkan asapnya dengan penuh kenikmatan sambil menghirup Java Arabica yang dia pesan tadi.
"Sejak Kapan Ci?" Tanyaku sambil menunjuk rokok ditanganya.
"Sudah sejak SMA Bell" Jawab Ciara kembali menghisap rokoknya.
"Tetapi kalau terus-menerus bisa membahayakan kamu juga"
"Iya Bell,aku juga ingin berhenti tetapi ..."
"Tetapi mengapa? " Potong Irene yang sedang menikmati Milkhsake-nya.
"Ada beberapa alasan mengapa aku merokok,alasanku mungkin bodoh dan dangkal, tetapi ini semua dengan pertimbangan matang" Jawab Ciara dengan raut wajah yang muram namun tetap mencoba untuk tetap tersenyum.
"Aku tidak membenarkan kalau merokok itu tindakan baik untukku,aku juga tau konsekuensi yang akanku terima dari perbuatanku... aku sebenarnya merasa tak enak dengan kalian,sedari tadi beberapa pasang mata terus menatap kearah kita,aku tak bermakud agar mereka menilai kalian sama denganku, maafkan aku" Ucap Ciara sambil mematikan putung rokok ditangannya.
"Kamu jangan berbicara seperti itu Ci..kami hanya berusaha mengingatkan kamu, bukan berarti kami harus menjauhkan kamu hanya karena kamu itu perokok" Kata Lucy.
"Iya Ci orang boleh memandang kamu sebagai gadis tak baik karena merokok dan itu resikonya dan kami tak akan pernah meninggalkanmu karena pandangan tersebut karena kami lebih tau kamu dibandingkan dengan mereka " sambung Irene
"Maaf yah Ci ,aku menanyakannya hal itu bukan untuk menjelekkanmu karena sebuah batang rokok menyala yang kau pegang,aku hanya ingin kita berbagi".Aku merasa tak enak karena mungkin pertanyaanku tadi menyinggung perasaan Ciara .
"Maksudmu berbagi apa?" Sambung Ciara sambil menatapku dengan alis yang sedikit terangkat dikuti oleh Jihan,Lucy dan Irene dengan tatapan tajam padaku.
"Maksudku berbagi berita,berbagi masalah,bukan berbagi rokok heheheh " Tawaku dengan suara seperti sedikit tercekik,sontak mereka berempat seperti menjadi tertular sehingga suasana yang menengangkan seperti menjadi lenyap.
"Iya aku janji suatu hari nanti kalian akan kuberitahu bagaimana dan kenapa sampai rokok bisa menjadi teman penghiburku" Ciara masih stay dengan senyumnya yang manis walaupun matanya seperti berkaca-kaca.
"Tetapi jujur yah Bell, baru kamu loh yang berani menanyakan Ciara soal rokoknya,sebelumnya kami berempat enggan untuk menanyakan hal tersebut" Jujur Lucy.
"Oh ya ?"
"Iya makanya kalau Ciara sudah mulai merokok kami bertiga hanya melihatnya dan terus pura-pura tidak peduli, padalah kami juga ingin menanyakan alasan mengapa Ciara merokok" Sambung Irene.
"Oooo jadi selama ini kalian menyimpan rasa penasaran yang besar ya? mengapa tidak kalian tanyakan saja padaku" Ucap Ciara sedikit tertawa geli.
"Kami takut akan menyinggung perasaanmu,apalagi sampai kamu menjauhi dan menghindari kami karena merasa mencampuri urusan hidupmu " Ucap Jihan.
"Aku janji tidak akan meninggalkan kalian,dan aku ingin kalian juga mau terus berteman denganku walaupun aku ini perokok"
"Aku janji" Ucapku sembari menyodorkan jari kelingkingku tanda perjanjian,yang kemudian diikuti Oleh Ciara, Lucy, Jihan dan Irene.
Jari-Jari Kelingking kami bersentuhan isyrat menyetujui sebuah perjanjian dengan senyum lebar kami seolah-olah terhanyut dalam rasa sayang yang begitu besar.
----------------
Setelah Perut kami kekenyangan dan waktu terus berjalan Lucy segera menyelesaikan pembayaran.
"Waiter !" Panggil Lucy pada seorang pelayan yang langsung segera menghampiri meja kami.
"Have you finished?"Tanya Pelayan itu.
"Yes, we have"
"Would you like to have a dessert? Or another cup of tea or coffee"
"No. We'd like the bill, please"
"course. I'll just go dan get it for you"
Pelayan itu kemudian pergi sesaat untuk mengambilkan bill kita.
"Here is your bill" Kata Pelayan itu kemudian menyerahkan daftar tagihan.
Lucy meletakkan kartu kredit di bagian tepi meja kemudian pelayan tersebut datang untuk mengambil dan memprosesnya.
"If you could sein this, please"kata pelayan itu sambil menyodorkan sebuah pena untuk menandatangani kwintansi tagihan tersebut.
"Sure" jawab Lucy yang segera menandatangani kwintasi dan menyerahkannya pada pelayan tersebut.
"Thank you. Here's your card dan your receipt" kata pelayan tersenyum ditutup dengan senyum yang ramah.
Setelah semuanya beres kami segera mendapati escalator dan segera meninggalkan Excelso, tak ingin berlama-lama lagi kamipun dengan segera meninggalkan mall, hangout hari ini memberikan pelajaran berharga bagiku bahwa setiap wanita punya masalahnya tersendiri dan jalan keluarnya tersendiri serta risiko dan konsekuensi yang siap dia tanggung.