webnovel

Ingin Sekolah Bersama (5)

Editor: Wave Literature

Meskipun Cheng Zhiyan hanya berdiri di pintu masuk, pandangannya tak lepas dari Xiaotu. Ketika anak laki-laki itu melihat Xiaotu dan Guru memandang ke arahnya, perasaan tidak enak pun muncul dalam dirinya.

Setelah beberapa saat terlihat bingung, dia akhirnya menghampiri Xiaotu.

"Kakak Jus Jeruk!" Xiaotu yang melihat Cheng Zhiyan menghampiri dan langsung merangkulnya. Anak perempuan itu lalu menggandengnya dan berdiri di hadapan Guru.

Hmm… anak muda yang tampan nan gagah, dan juga gadis kecil yang putih nan imut.

Guru melihat dua tangan yang bergandengan di hadapannya, seperti lukisan boneka anak kecil di tahun baru. Dia terharu, anak kecil yang baru berusia tiga tahun sudah memiliki pacar, sedangkan dia wanita yang sudah berusia 23 tahun, bahkan bayangan pacar masa depannya saja belum ada.

"Guru..guru.." Xiaotu memanggil nya berkali-kali barulah dijawab oleh guru.

"A...apa??"

"Apakah aku boleh pulang??"

"Oh ya. I-iya, boleh..boleh.." Ibu guru menganggukkan kepalanya dan berdiri. Guru menepuk punggung Xiaotu dan mengantarnya keluar kelas. "Pulanglah, pulanglah, hati-hati di jalan ya, genggam erat tangan pacarmu." 

"Selamat tinggal, Guru!!" Xiaotu menoleh kebelakang dan melambaikan tangan ke arah guru, lalu mengikuti Cheng Zhiyan selangkah demi selangkah.

Selama perjalanan pulang, Cheng Zhiyan menggandeng tangan Xiaotu. Dengan lembut dia bertanya: "Apa yang tadi kamu bicarakan dengan gurumu?"

"Ha?" Xiaotu menoleh ke arah Cheng Zhiyan, memandang wajah tampannya, lalu menjawabnya sambil tersenyum: "Aku bilang, kalau kau adalah pacarku!"

Cheng Zhiyan sedikit mengernyitkan alisnya dan balik memandang Xiaotu. Dengan suara lirih dia berkata :"Bukankah aku sudah bilang, aku belum mempertimbangkannya??" 

"Hmm, baiklah, kakak pertimbangkan baik-baik." Xiaotu mengangguk, dan mengedipkan matanya lalu tersenyum: "Kata Bibi Zhou, hasil pertimbanganmu tidak penting, yang terpenting adalah Bibi Zhou setuju jika aku menjadi pacarmu."

  "..."

"Dia juga mengatakan, hanya aku yang bisa menjadi menantunya!!" Dia dengan bahagia menjelaskan hal itu kepada Cheng Zhiyan.

  "..."

"Kakak Jus Jeruk, kapan aku bisa tumbuh dewasa?? Aku bisa menikah denganmu saat aku sudah umur berapa tahun?"

  "..."

"Apakah itu benar-benar sama seperti yang kakak katakan, setelah menikah, aku bisa tidur denganmu setiap hari??"

"Sampai Jumpa lagi..." Cheng Zhiyan melepaskan tangannya dari genggaman Xiaotu, lalu berbalik arah dan berlari ke pintu rumahnya.

"Ah! Kakak Jus Jeruk, tunggu aku! Kenapa kamu diam saja!? Kenapa kamu berjalan cepat sekali!? Aku tidak bisa mengejarmu…!" Kedua tangan Xiaotu menenteng tasnya dan, dan dengan kedua kaki pendeknya, anak itu berusaha mengejar Cheng Zhiyan.

Lima hari kemudian, kalender sudah menunjukkan tanggal 1 September. Cheng Zhiyan sudah mulai sekolah.

Cheng Zhiyan sudah naik ke kelas 4 SD. Setiap hari pukul 8 pagi dia harus sudah sampai di sekolah, namun, Sekolah TK Xiaotu masuk pukul setengah sembilan, oleh karena itu dia tidak bisa mengantar Xiaotu ke sekolah.

Di sisi lain, Cheng Zhiyan pulang pukul setengah lima sore, sedangkan Xiaotu pulang pukul empat sore, oleh karena itu, Cheng Zhiyan juga tidak bisa menjemput Xiaotu.

Tanpa antar jemput Cheng Zhiyan, setiap hari Xiaotu selalu menangis di sekolah. Tangisannya yang memilukan membuat guru TK mengira bahwa anak manis itu sedang patah hati.