Tak lama kemudian air sudah mendidih. Kemudian Xiaotu mengambil teh dari dalam lemari makanan. Lalu menuangkan air panas yang dicampur sedikit air dingin. Dengan hati-hati Xiaotu membawakan teh itu ke kamar Cheng Zhiyan.
Cheng Zhiyan masih tertidur di atas kasur. Biasanya Cheng Zhiyan hanya berbaring tanpa menggunakan selimut. Kali ini dia tidur dengan dibalut selimut tebal. Kedua alisnya mengerut, sepertinya Cheng Zhiyan sangat kedinginan.
Xiaotu menaruh teh nya di meja sebelah kasur, lalu melepas sandalnya dan naik ke kasur dengan hati-hati. Kemudian Xiaotu mencolek-colek Cheng Zhiyan dengan lembut. "Kakak Jus Jeruk, Kakak Jus Jeruk…" Panggil Xiaotu dengan lirih.
Dalam tidurnya, Cheng Zhiyan bermimpi malam hari berjalan di jalanan es yang tandus. Dia merasa sangat kedinginan. Meskipun dia sudah dibungkus selimut dengan rapat, namun tetap saja merasa dingin. Jalan yang gelap itu memanjang tanpa akhir. Seakan-akan ada mulut lebar terbuka yang ingin melahapnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com