webnovel

Bab 02

Kebahagiaan Octa melebihi hari-hari biasanya, rupanya apa yang terjadi semalam itu masih menyisakan rasa bahagia di dalam hatinya. Itulah mengapa dia menyanyikan lagu cinta yang berjudul cinta luar biasa saat tiba di sekolah.

Waktu pertama kali

Kulihat dirimu hadir

Rasa hati ini inginkan dirimu

Hati tenang mendengar

Suara indah menyapa geloranya hati ini tak ku sangka

Rasa ini tak tertahan

Hati ini selalu untukmu

Hati ini selalu untukmu

Terimalah lagu ini dari orang biasa

Tapi cintaku padamu luar biasa

Aku tak punya bunga

Aku tak punya harta

Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu

Kenapa tuh si Octa?

Octa makin hari makin cantik yaa

Suaranya Octa ternyata bagus juga

Sok cantik bangat si dia

Kek nya si Octa lagi bahagia bangat sampai nyanyi gitu.

Itulah kira-kira yang diomongin orang-orang yang Octa temuin saat berjalan di koridor sekolah. Namun, sekarang Octa tidak berminat untuk meladeni mereka karena hatinya hari ini sangat bahagia.

Rasanya ingin sekali cepat sampai ke kelas, agar bisa cepat membagi-bagi rasa bahagianya kepada Lia dan Amanda yang pasti telah menunggunya.

Tinggal melewati ruang kepala sekolah baru kemudian Octa akan sampai ke kelas nya, tapi dari kejauhan aku Mala melihat beberaa orang bergerombol. Sepertinya sengaja menghadang jalannya. Lia, Amanda, Tristan dan beberapa teman kelasnya yang lainnya juga berada di kerumunan. Tidak ketinggalan juga pak bayu datang sambil membawa pentungan di tangannya

"Hai semuanya" seruku saat semakin mendekat pada gerombolan kecil teman-temanku lengkap dengan petugas keamanan bersama mereka. "Ini ada apa sih? Pakai acara bergerombol segala, ada pembagian sembako yaa? Haahah"

"Enggak ada apa-apa, pingin aja kayak gini nungguin Lo. Yah, seperti ini ngumpul-ngumpul dan lo dengan Teganya datang jam segini. Trus ngomong dengan santainya ada pembagian sembako"

"Oya? Terus Lo ngak capek apa dari tadi gua perhatiin senyam-senyum sendiri, kayak orang kurang waras aja". Tukas Amanda sengit karena merasa kebahagiaan saat itu mulai tersaingi oleh senyam-senyumku.

"Tau ngak. gue sangat bahagia hari ini." Ujarku sambil memamerkan senyuman manisku sampai Tristan menatap tanpa berkedip.

"Jelas ngak tau lah, Lo juga belum ngasih tau ke kita apa yang bikin Lo bahagia banget." Gerutu Lia dengan wajah terlihat tak acuh.

"Ternyata hanyalah gue selama ini menjadi kenyataan.Gue sama sekali ngak nyangka akan menjadi cewek yang paling beruntung di skul kita, ahhhh jadinyaa gua senang banget."

"Emangnya Lo itu suka hayalin apaann sih selama ini?"

"MMM....hehehe gue pingin diajak date sama cowok cakep."

"Terus Lo udah ngedapetin apa yang Lo inginkan itu, Octa?"

"Yaa,iyalahhh."

"Tadi malam?"

"Iyaaa hahah, tadi malam adalah malam terindah sepanjang hidup gua. Duh,senang banget rasanya." Aku merasa separuh anganku melayang-layang ke langit biru. Menyatu dengan awan putih yang ada di langit.

"Jadi itu alasannya Lo tidak mengaktifkan handphone Lo itu hanya gara-gara diajakin jalan sama cowok, gitu?" Sergah Lia memandang dengan sebelnya.

"Gue kan ngak mau diganggu, lagian itu pun mimpi yang selama ini gue tunggu-tunggu untuk jadi kenyataan. Dan kini mimpiku udah kenyataan, walahhh rasanya bahagia banget." Aku merasa seperti lagi bermain kejar-kejaran dengan sang khayalan di taman penuh dengan bunga.

"Siapa orang yang ngajakin Lo date itu? Kita semua kenal ngak sih?." Tanya Amanda dengan penasaran karena tidak menemukan satu orang cowok pun yang cocok ngajakin aku date dalam benakku.

"Abangg Givan" jawab ku dan membuat semua orang yang sempat mendengarnya menatap tidak percaya.

"Hah!!Abang Givan!" Semua orang menjadi kaget tidak percaya kalau akhirnya givan mau mengajakku berkencan.

"Ternyata Lo benar, Do... semalam octa jalan sama Givan" gumam bintang sangat kecil sampai tidak bisa kedengaran oleh Octa.

"Jadi Lo itu serius jatuh cinta sama bang Givan?"

"Iyalah, gue serius banget. Gue kan berkali-kali bilang sama kalian kalo gue suka banget sama bang Givan. Dan ada lagi yang lebih heboh dari itu semua"

"Apaan" ujar mereka semua bersamaan

"Dia ngajakin gue ke kafe yang suasananya romantiiis banget"

"Hah? Kafe?!" Mulut mereka sama-sama meng-anga dengan lebar. Sementara bintang dan Fadil siap-siap menjaga kemungkinan yang akan terjadi pada fadil.

"Bang Givan ngajakin gua dansa." Ujarku dengan semangat memamerkan deretan gigiku yang putih dengan tertawa riang.

"Hah?! Dansa?!" Mulut Lia dan Amanda semakin terbuka lebar dengan mata sama-sama melotot. Dan fadil mulai shock dengan mulut tertutup rapat tidak kuasa mengeluarkan kata-kata lagi. Mala mukanya keliatan pucat tidak bersemangat ketika mendengar ucapan Octa barusan. Cerita Octa saat ini membuat hatinya terasa tercabik-cabik. Bidadari paginya yang terus dia impikan akan datang dengan membawa satu cinta untuknya ternyata akan terus berujud mimpi dalam tidur malam nya.

"Dan yang paling heboh lagi adalah...."

"Memangnya ada lagi yang lebih heboh, Octa?"

"Masih ada, kalian dengerin yaa baik-baik. Pasang tuh telinga bagus-bagus dan buka lebar-lebar hahahhaa."

"Cepat bilangin Napa sih!" Lia benar-benar penasaran dengan apa yang akan Octa katakan.

"Iyaa, iyaaa. Bilangin dong, cepaaaatt!" Celetuk Amanda lebih mendekatkan wajahnya kearah Octa.

"Dia nembak gue wahhhhh"

"Hah?!!! Itulah respon mereka kaget dengan apa yang ku ucapkan.

BRUAKk!!

Padil terduduk dengan wajah penuh penderitaan. Tenaganya benar-benar terkuras habis sampai membuatnya tidak kuat lagi untuk berdiri. Dunianya terasa sudah berhenti berputar saat itu, saat dia mendengar ucapanannya Octa yang terakhir kalinya lengkap dengan segala keceriaannya. Padil lebih memilih jatuh ketimbang harus memukul jidatnya memakai pentungan yang pak bayu. Kau dia sampai memukul kepalanya dengan pentungan itu pasti akan terasa sangat sakit dan membuat jidatnya akan benyok berbulan-bulan.

Dilain sisi, Lia dan Amanda baru tersadar dari keheranganya setelah mendengar adaa suara ribut-ribut didekat mereka. Keduanya berbalik arah dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Bersamaan itu Octa pun sudah memasang tatapan herannya.

"Apa yang terjadi dengan padil?" Tanya kami bersamaan dengan nada yang sama, penuh keherangan. Ternyata disamping ceritaku barusan masih ada yang ingin menambah deretan kejadian heboh hari ini.

"Enggak.... enggak papah, gue hanya merasa perutku tiba-tiba mules berat sampai enggak kuat berdiri." Jelas fadil dengan gugup.

"Iyaa udah Tristan, cepatlah bawah padil ke ruang UKS." Perintah Octa dengan wajah ikut perihatin atas penderitaan fadil. Dia sama sekali tidak tau kalau apa yang terjadi pada fadil disebabkan oleh dirinya.

"Kalu enggak panggilin ambulance aja" usul Amanda juga ikut perihatin dengan keadaan Fadil.

"Makasih semuanya, enggak usah....entar juga akan baik-baik lagi." Ucap Fadil masih sempat menatap Octa.

"Ayok ke UKS aja." Ajak Tristan ingin menyelamatkan temannya dari omongan-omongan yang mungkin saja bisa membuat Fadil berpikiran untuk bunuh diri. Dia berpikir lebih baik mencegah ketimbang benar-benar terjadi dan salah satu caranya mengajak Fadil menjauh dari Octa.