"Ahhh." Pekik Melisa disaat tubuhnya terhempas kebelakang beruntung bagian belakang kepala dan punggungnya seperti ditahan sesuatu sehingga tak merasakan kesakitan disana.
Ia terkejut sekali, pandangannya melotot sempurna menatap laki-laki yang berdiri tepat dihadapannya dengan jarak yang amat dekat. Pandangannya bersibobrok dengannya.
Ting
Bersamaan kedua tubuh mereka yang saling berhadapan bersamaan pintu lift tertutup rapat. Ruangan sempit itu hanya diisi dua orang saja hingga terlihat sedikit lega.
Suasana hening tak ada ucapan keluar dari dua orang tersebut meski ada keduanya disana. Justru hanya adu pandang dengan pikiran yang memikirkan entah kemana yang ada disana.
"Lepas," Melisa tersadar tidak mau berhubungan dengan laki-laki dihadapannya. Sudah cukup penolakan yang dia terima kemarin dan kenyataan yang pahit akan pertemuannya dengan wanita cantik di restaurant.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com