Carissa menitikkan air mata mendengar perkataan Halik tanpa beban mengatakan jika putrinya yang dilahirkan olehnya adalah putrinya, bukan hal sepele yang ia dengar tapi sesuatu yang membuatnya merasa malu atas apa yang terjadi dengan hidupnya.
"Kenapa kamu menangis? berbahagialah putriku sudah lahir, aku tunggu di luar sebentar lagi kamu akan di pindahkan ke ruang perawatan." ucap Halik meninggalkan Carissa, tangan lembut mencekal tangan kekarnya menghentikan langkah kakinya.
"Ada apa?" tanya Halik.
"B.. bisakah kamu tetap di sini?" Halik menggaruk tengkuknya, tidak mungkin ia tetap di kamar mengingat Carissa akan berganti pakaian dan ia akan melihat seluruh tubuh Carissa, tidak di pungkiri ia telah menahan hasratnya setelah menjadikan Carissa istrinya namun kali ini ujian terberatnya berada di depannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com