webnovel

Chapter 9: Eksekusi

"Baiklah Dylan beritahu aku apa rencana mu"

Metis akhirnya setuju mendengarkan pendapat Dylan di depannya.

"Yang Mulia izinkan 'Kami' untuk mengeksekusi Iblis yang telah melenyapkan kampung halaman kami!"

Ujar Dylan sambil menunjuk ke arah Andrian, tidak lama kemudian 2 pria dan 2 wanita mulai memasuki ruangan. Mereka adalah beberapa petinggi kerajaan yang berasal dari Novem/ setidaknya memiliki hubungan dekat dengan mereka yang dari Novem. Mereka memiliki latar belakang dan jabatan yang berbeda namun Mereka semua memiliki kekuatan yang setara dengan penyihir tinggi.

Vania Spector, Kepala Pengurus Arsip Kerajaan;

Faust Hart, Wakil Kepala Mekanik Benteng Apatura ;

Belle Cossack, Insinyur ; dan

Cecillia belladona, petinggi intelijen kerajaan

'Aku tidak menyadari mereka akan datang secepat ini. Novem, tempat macam apa yang melahirkan orang-orang seperti ini, aku jadi merasakan nostalgia. Hehehe' "Hehehehe"

Pikir Andrian tidak menyadari bahwa tertawaannya telah keluar. Membuat seisi ruangan menjadi diam.

"Beraninya engkau menertawakan kami"

Ujar Vania, dia hendak menghajar Andrian di depan mereka

"Pasti dia telah kehilangan akalnya"

Ujar Cecillia, sambil membuka sebuah buku yang muncul entah dari mana. posisinya memberikannya informasi tentang apa yang mereka ketahui seputar Andrian dan kekuatannya.

Faust dan Belle memutuskan untuk diam, namun wajah mereka menunjukkan kebenciannya pada Andrian.

Metis Apatura memiliki raut wajah yang tegang. Ke 5 orang yang datang adalah pejabat pemerintahan tinggi sekaligus sumber daya manusia yang penting bagi kerajaannya. Dia tidak ingin kehilangan mereka yang mengejar andrian dan membuang nyawanya cuma untuk balas dendam.

"Andrian tunggu dulu, Aku tidak ingin Kamu membunuh mereka!"

Andrian hanya melihat ke 5 orang di depannya.

"Aku tidak perlu membunuh mereka agar mereka paham Metis Apatura. "

Senyumannya kini sinis dan terbuka lebar memperlihatkan giginya yang dipenuhi taring ke semua orang. kata konfirmasi keluar dari mulutnya.

"Saya menerima usaha kalian untuk mengeksekusiku. "

.

.

.

Andrian kini melewati sebuah lorong. Disekitarnya adalah 8 orang pasukan kerajaan yang mengawalinya. Dia masih mengenakan pakaian yang sama ketika dia sampai di dunia ini.

Beberapa orang mencoba untuk memaksanya untuk mengenakan pakaian tahanan dan penyegel sihir. Namun melihat Andrian yang menumbuhkan bunga di tangannya setelah dikenakan segel, mereka mengizinkan Adrian untuk menjaga pakaiannya.

[Segel sihir] cuma berlaku untuk sihir dari dunia ini, sehingga sihir bunga yang dimiliki Kian dan apapun kekuatan yang dimiliki Andri tidak bisa disegel. Khawatir akan perlawanan Andrian, Andrian hanya bisa tertawa meninggalkan mereka.

Andrian kini berada pada Rumah Tahanan Freyer. Rumah Tahanan tingkat tinggi yang dinamakan dari Freyer Sang Tiran.

Andrian kini sampai di sebuah halaman yang terletak dibelakang penjara. Di depannya adalah sebuah jurang yang dipenuhi bebatuan tajam. Setelah mencapai ujung dari lapangan kecil ini, 5 orang datang dari dari pintu masuk yang sama di belakangnya.

Sesaat ke 5 orang ini keluar,

[[Bloom]]

Tak lama bunga-bunga telah bermekaran di sekitar mereka. Dylan yang menyadari serangan yang datang dapat menghindarinya dengan meluncurkan dirinya ke Arah Andrian. Sementara itu 4 orang lainnya telah terjebak di lapangan bunga. Mereka merasakan tubuh mereka melemah seperti daya hidup mereka telah diserap dari tubuhnya.

Vania langsung melayang dari tempat dia berdiri

"Bell, Faust, menjauh dari sana [grant: levitation] !! "

Vania menggunakan sihir yang memungkinkan mereka untuk melayang di langit namun dengan cepat sihir tersebut diserap dan mereka kembali terjatuh ke lapangan bunga.

[Light bullet: Gatling]

Vania menembaki Andrian di udara seolah mencoba untuk mengarahkannya ke salah satu sisi lapangan.

Andrian menggunakan sihir bunganya untuk menghalangi area di depannya dengan bunga. Andrian bergerak berlawanan arah dari arah yang diarahkan serangan.

"Cih"

Suara kesal terdengar dari udara

Dylan yang meluncur ke Andrian menyelubungi tubuhnya dengan api dan membakar lapangan bunga sekitarnya.

"Hah … Hah… Huh… Hey Dylan bantu kami disini!"

Teriak Faust yang sebelumnya terjatuh kembali ke lapangan bunga. Dia belum sempat mendekati Iblis di depannya, namun dia telah kehabisan napas.

Tanpa melirik ke Faust, Dylan menyuluti area di belakangnya dengan api. Api ini nyaris menyuluti dirinya, namun Faust dapat berlari menuju area yang tidak ditumbuhi bunga.

Dylan dengan cepat mengayunkan pedangnya yang dibalut api biru. Api ini jauh lebih besar daripada Api sebelumnya. Api ini sampai di depan Andrian namun terhalang dengan beberapa lapisan bunga. Meskipun terhalang, area bunga antara Andrian dan Dylan kini telah tersulut api.

Andrian telah memikirkan cara menghalangi serangan di depannya. Jika bunganya dapat dipotong dengan cepat maka dia cukup menggunakan beberapa lapisan bunga. Strategi ini memberikan waktu bagi Andrian untuk menghindari serangannya. Andrian memutuskan untuk maju ke arah Bell yang datang ke arahnya sambil kembali mengaktifkan [[bloom]]. Andrian berlari dari hujanan proyektil sihir yang mengikutinya.

Bell bergerak menuju Andrian dari samping. Tidak merasakan efek yang dibawakan oleh bunga pada dirinya. Andrian yang berlari ke arahnya membuat Bell sedikit tersentak. tidak lama dia menyadari tangan Andrian telah berada di wajahnya.

{Drain Touch}

Energi berwarna ungu muncul di tangan Andrian dan mulai mengalirkan energi yang ada pada bell ke seluruh tubuhnya.

"LEPASKAN DIA! "

Dylan berlari untuk membantu Bell yang mulai menjadi lemas.

sementara Faust yang berlari menuju Andrian menemukan dirinya kembali terjebak di lapangan bunga.

"AGH…

Vania yang menembaki Andrian menghentikan tembakannya saat Andrian mengarahkan bell sebagai tameng untuk melindungi dirinya.

Bell menyadari tangan Andrian telah menyerap daya tubuhnya. Laju serapan ini jauh lebih cepat daripada laju pengisian dari tangki energi sihir yang Dia miliki. Dia berusaha untuk mencapai peledak cuma untuk menyadari bahwa peledak nya tidak di sana

Dylan yang sampai di depan Andrian merasakan firasat buruk dan menjauh dari Andrian tidak lama sebuah ledakan muncul di depannya. Dia mencoba memblokir ledakan yang datang, namun beberapa pecahan mengenai tubuhnya.

"Oh 1 jatuh"

Tidak lama area di bawah Andrian mulai bercahaya. Andrian melepaskan Bell yang terbang ke arah Faust. Tidak lama, tempat dimana dia telah berdiri kini menembakkan pilar cahaya dari bawah.

Faust yang menangkap Bell merasakan tubuhnya tidak bisa berdiri. Faust melihat ke tubuh bell dan menyadari bahwa dia telah ditumbuhi bunga yang tumbuh dari tubuh Bell. Bunga-bunga ini menyebar ke seluruh tubuhnya. Faust melepaskan kekuatan {berserk} namun tubuhnya yang dipenuhi bunga kini hanya bisa berdiri sebentar sebelum dia terkapar dan kehilangan kesadarannya.

Andrian yang menghindari tembakan cahaya mengayunkan tangannya kebelakang. Dari belakang, Cecillia yang mengendap-endap dari belakang dipaksa mundur saat sebuah cambuk dari energi murni mulai menjalar ke arahnya.

"peek-a-boo "

Andrian berbalik dan menghadap ke arah Cecillia yang seharusnya tidak terlihat. Tangannya menggapai tempat leher Cecillia berada.

Dylan yang berlari dari belakang sampai ke Andrian yang membelakanginya. Dia pun mengayunkan pedangnya.

Andrian mencoba untuk mengarahkan beberapa lapisan bunga namun sebuah pilar cahaya menembak ke arahnya dari samping.

"Gawat-"

Andrian memblokir serangan cahaya dengan tangannya. Serangan ini meledak di tangannya melontarkan dirinya ke udara.

Cecillia muncul di dekat Andrian dan mengayunkan belatinya. Dia menatap ke mata Andrian.

Cecillia memiliki kebiasaan untuk menikmati wajah apa yang korbannya buat di akhir-akhir hidupnya. Melihat wajah mereka yang tidak menyadari keberadaannya hingga semua telah terlambat, menimbulkan sesuatu perasaan unik dalam hatinya yang tidak bisa dijelaskan.

"Wajahmu memang cocok untuk seseorang yang sadis sepertimu"

Ungkap Andrian setelah melihat isi hati Cecillia. Andrian menampilkan senyumnya seolah menerima saat akhir hidupnya ada di tangan Cecillia.

Cecillia tidak menyangka Andrian akan tersenyum disaat-saat akhirnya

Wajah Cecillia menjadi sedikit kemerahan

"Ufufu Aku akan menerima kata-kata terakhirmu dengan senang hati-"

Cecillia mengayunkan kedua belatinya ke dada Andrian meninggalkan luka seperti huruf 'X'. Darah bercucuran dari serangan tersebut. Tubuh Andrian terjatuh di tengah lapangan.

Belati Cecillia dilapisi oleh racun yang menghentikan pergerakan orang yang mengenainya.

Menyadari bunga-bunga di sekitarnya mulai layu meninggalkan bonggol-bonggol bunga, Dylan dan Vania mulai mendekati tubuh Andrian yang tidak bergerak.

Dylan mendekati Andrian dan bersiap untuk memotong leher Iblis di depannya yang kini tidak bisa bergerak..

"Kerja bagus Cecillia, dengan kini Aku cuma perlu mengakhirinya. Minggir biar aku menebas leh-"

saat Dylan hendak menyerang Andrian,

!!!

Cecillia telah menebaskan belatinya yang mengenai Dylan di sebelahnya.

Vania dan semua orang yang mengamati dari jauh terkejut melihat perubahan acara ini.

"mungkinkah kendali pikiran?!"

Vania yang sedikit lebih jauh dari mereka berdua mengeluarkan sebuah artefak dari dalam kantungnya. namun, artefak itu tidak bekerja.

!!!

"perubahan wujud ?!"

Vania mengeluarkan sebuah lensa dari kantongnya yang lain. namun yang muncul hanyalah Cecillia yang mendekati dirinya.

!!!

"Illia! Illia!!! APA YANG TERJADI PADA-"

"Tidak ada yang salah denganku Vania~"

suara halus muncul dari 'Illia' yang menusukkan belatinya dengan lembut.

"Illia-"

Vania hanya bisa menatap Apa yang terjadi pada Cecillia dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"ssh… ssh aku hanya melaksanakan tugas yang diberikan oleh 'Tuanku' Andrian, Aku harap engkau mulai tidur segera."

Vania pun mulai kehilangan kesadarannya sesaat dia menemukan sebuah lambang bunga muncul di leher Cecillia yang telah disentuh Andrian.

sebuah perkataan muncul di benak setiap orang yang melihat ini.

Barang siapa yang terpesona dengan kecantikannya akan menemukan dirinya menjadi mainan sang iblis. Sihir jiwa yang mengubah moralitas

[[Ⲇⲉⲙⲟⲛⲓⲥ 𝓖ⲁꞅⲇⲉⲛ: Cσɾrυρtισɳ]]