webnovel

Chapter 14: Tutorial

<p>Beberapa Minggu berlalu tanpa kejadian apapun terjadi. Marie terus menjalani harinya di Akademi bersama Rose dan Iris. <br/>. <br/>. <br/>. <br/>Di sebuah ngarai, seekor singa berukuran besar memblokir jalan sebuah konvoi kereta kuda. Semua kereta telah lama hancur. Semua kuda telah mati dipenuhi bekas cakaran. <br/><br/>Gemilang surai singa ini menyinari kegelapan malam. Di sekitar apa yang tersisa dari kereta ini adalah orang-orang yang mengarahkan apapun yang mereka punya ke arah sang singa. <br/><br/>Beberapa masih berdiri, beberapa tidak bernafas lagi. Namun satu hal yang pasti, tak lama lagi mereka akan berjumpa lagi.. <br/><br/>Seolah terpikat oleh sesuatu, singa ini tiba-tiba berbalik arah dan pergi menuruni ngarai. Kilap rambutnya mulai meredam menyatukannya kembali dengan malam. <br/><br/>Melihat sosok singa yang meninggalkan mereka di kegelapan malam. Orang-orang ini duduk di tanah. Salah seorang pria dari mereka mendatangi reruntuhan kereta yang terlet paling depan. Di Depannya adalah sebuah tangan yang telah terpotong oleh cakar singa tersebut. <br/><br/><br/>Di jari manis tangan ini adalah sebuah cincin yang sama dengan yang dipakai pria tersebut. <br/><br/>'Sayang kita akan berjumpa lagi dilain hari'<br/><br/>Aliran air mata jatuh membasahi pipi pria yang memeluk tangan tersebut. <br/><br/><br/>Pagi itu, Akademi yang biasanya kosong telah dipenuhi oleh puluhan gerobak dari penjual yang menjajakan berbagai barang sihir.<br/><br/><br/>Minggu ini adalah minggu pembuatan katalis sihir. Para penyihir dapat menggunakan katalis berupa tongkat, alat, atau senjata yang dapat membantu mengalirkan sihirnya. <br/><br/><br/>"Mereka jauh lebih banyak daripada tahun lalu. "<br/><br/>"Pantaslah, seorang anggota keluarga kerajaan kini belajar disini. "<br/><br/>"Tapi mereka menjual barang jelek semua, mahal lagi. "<br/><br/>"Mereka tidak bisa menyembunyikan kerakusan mereka… ha…  pak 1 porsi lagi! "<br/><br/>Perbincangan dua senior ini di dengar oleh Marie dan Rose yang tengah berjalan-jalan di area luar kompleks. <br/><br/><br/>"Apakah kamu tidak mencari bahan untuk katalismu Marie? "<br/><br/>Marie hanya bisa melihat ke rapier yang terletak di pinggang Rose. Rapier di pinggang Rose adalah salah katalis yang merupakan harta turun temurun keluarganya. <br/><br/><br/>"Aku tidak mengira kita akan perlu mengeluarkan uang sebanyak ini… "<br/>Ungkapnya murung. <br/><br/>Pembuatan Katalis merupakan salah satu investasi terbesar seorang penyihir. Karakteristik sebuah katalis akan mempengaruhi sifat sihir yang dimiliki penyihir yang tumbuh bersama dengan katalis tersebut. <br/><br/><br/>'Katalis yang bagus adalah awal dari penyihir yang bagus (disertai dengan pelatihan yang cukup)'<br/><br/>Pemikiran tersebut menjadi pola pikir masyarakat sihir secara umum. <br/><br/>Ada beragam cara seorang siswa dapat mendapatkan bahan untuk katalisnya. <br/><br/>Cara pertama adalah membelinya. <br/><br/>Akademi Elysium menjual bahannya sendiri, namun kebanyakan bahan ini masih relatif mahal bagi Marie. <br/><br/>Marie dapat diangkat menjadi murid di bawah bimbingan seorang penyihir dan menerima uang dan bahan untuk membuat katalisnya. Cara kedua ini memerlukan bakat dan komitmen kepada penyihir tersebut. <br/><br/>Akademi sendiri menyediakan subsidi bahan untuk katalisnya namun kebanyakan bahan itu sebagus-bagusnya adalah bahan berkualitas rendah. <br/><br/><br/>Cara terakhir yang 'Ada' namun tidak tertulis adalah 'dapatkan sendiri…' <br/><br/>Marie sempat ingin menemui Iris terkait mendapatkan bahan untuk katalisnya. Namun dia merasa tidak enak mengambil keuntungan dari Iris. <br/><br/><br/>Marie dan Rose berjalan melewati gerbang depan akademi. Kali ini mereka tidak akan mencari bahan katalis di dalam pelosok hutan.. mereka berencana untuk mengumpulkan uang untuk membeli bahanya. <br/><br/>Terkadang seorang di Akademi sedang sibuk dan tidak bisa mengurus sesuatu akan meminta murid melakukannya dengan biaya uang. Marie telah mengumpulkan uang dari  permintaan komisi.<br/><br/>Marie telah melakukan ini secara Diam-diam selama beberapa hari sebelum ketahuan oleh Rose. Sejak saat itu mereka berdua telah pergi menyelesaikan komisi bersama. <br/><br/><br/>"Marie, Kali ini kita perlu akar biit beserta daunya 12 batang." <br/><br/>Rose membuka bukunya yang didalamnya tergambar sebuah tanaman berbatang dan berumbi ungu kemerahan di akarnya. <br/><br/>"Kita bisa cari tanaman ini di pinggiran sungai, kita mungkin perlu masuk hutan sedikit jika begitu…"<br/><br/>"Ya.. Bagaimana lagi. Ayo kita bisa kembali sebelum makan siang. "<br/><br/><br/>Mereka berdua berjalan di sepanjang lahan bunga yang bukan lagi sesuatu yang luar biasa setelah melewatinya berkali-kali, pemandangan hamparan bunga ini mulai terasa membosankan. <br/><br/>Melewati sebuah pos penjagaan, pemandangan mereka berganti dari lautan bunga ke lautan pohon. Berjalan melintasi hutan mengikuti jalan setapak. <br/><br/><br/>Mereka sampai di pinggiran sungai yang tidak jauh dari pos depan Akademi. Di pinggirnya terdapat beberapa tanaman biit yang tumbuh secara liar. <br/><br/>Melihat bahwa mereka berdua di tengah hutan, Rose mulai menghampiri Marie. <br/>"Marie... "<br/>" ??? "<br/>"Ah.. Aku menemukan 1, ini."<br/><br/>Jawab Rose yang kemudian menyerahkan 1 umbi yang dia temukan. <br/><br/>"Terima kasih Rose"<br/> jawab Marie yang kembali mencari umbi biit yang cukup besar untuk diambil. <br/><br/><br/>Wajah Rose memerah seperti buah biit yang telah dia berikan. Mereka berdua dapat menyelesaikan komisi mereka dengan damai.. <br/><br/>Mungkin terlalu damai.. <br/><br/><br/>Suara gerakkan kaki berbunyi diikuti dengan suara gesekan semak berbunyi. Saat seekor singa sebesar rumah satu tingkat muncul di depan mereka. <br/><br/>'Kenapa Monster seperti ini ada disini?! '<br/>"Marie, larilah! Biarkan aku menahannya"<br/>Rose menyiapkan rapier di tangannya, bersiap untuk memberikan jalan bagi Marie untuk kabur. namun, sebelum Marie akan menolaknya<br/><br/><br/>'Aku tidak menyarankan itu'<br/><br/>'!!!'<br/><br/>Sebuah suara memasuki pikiran mereka. <br/><br/>'berbalik arah dari adalah jalan pintas ke dunia kubur'<br/><br/>'Siapakah disana!'<br/><br/>'Aku berasal dari akademi, aku dapat membantu kalian, tapi 'kucing' ini akan membunuhmu sebelum aku sampai'<br/><br/><br/>Seseorang dari akademi?! <br/>Sebercak harapan muncul pada diri mereka. <br/><br/>'Apa ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk-''<br/><br/>Marie bertanya ke suara yang muncul di benaknya namun sebelum dia sempat menyelesaikan pikirannya sebuah pesan mengalir ke benaknya. <br/><br/><br/>'Kau Rambut hitam, ke kiri…  rambut pirang mundur terus jangan berhenti melihatnya' <br/><br/><br/>Mengikuti perintahnya, Marie dan Rose dapat menghindar dari cakaran sang singa yang datang dalam sekejap dan membentuk sebuah garis yang terus mengalir ke arah mereka. <br/><br/>cakaran tersebut berhenti sebelum mencapai diri mereka. <br/><br/>'Rambut Hitam kiri lagi…  Rambut pirang maju merunduk, dan berbalik! ''<br/><br/>'Maju?! '<br/>'Lakukan saja Marie! ' <br/><br/>Marie melihat singa tersebut yang melompat kearahnya mulutnya melebar bersiap untuk menerkamnya.<br/><br/>Suara di benak mereka berbicara seolah mengamati keadaan mereka dari suatu tempat. <br/><br/><br/>'Rambut hitam.. Kanan 2 langkah…Engkau bisa mempengaruhi air di sekitarmu. <br/><br/>'Namaku Rosarie, ya aku bisa! '<br/><br/>Rose bergerak ke dua langkah menghindari terkaman sang singa yang kini masuk kedalam sungai. <br/><br/>'Baik, gunakan [vortex current] sekarang'<br/>"Ugh (Initus [vortex current] terminus)"<br/><br/>'Tetap fokuskan aliran sihirmu ke situ'<br/><br/><br/>Menyelesaikan mantra sihirnya aliran air disekitar telah berubah menjadi pusaran air. Singa tersebut kini terjebak dalam pusaran air yang menjebaknya memberikan mereka waktu untuk mengambil nafas. <br/><br/>'Oke, Yang bernama Marie.. apa sihir mu? '<br/><br/>'Cahaya! '<br/><br/>'Haha.. Oke kalian akan bersiap melawan balik sekarang'<br/><br/><br/>'Kami bisa mengelahkannya?'<br/><br/>Pikir Marie bersemangat, dia teringat bahwa dia memerlukan sebuah bahan untuk katalis sihirnya. ini mungkin kesempatannya mendapatkannya. <br/><br/>'Haha.... Tidak. Aku ragu kalian bisa membunuhnya, fokus saja menghindari serangannya sekarang-oh menarik….. <br/><br/>Suara di benaknya sempat senang mendengar mereka ingin membunuh monster didepannya namun menolak proposal mereka…<br/><br/> yang terperangkap terus menatap ke Rose di depannya. <br/>'Marie gunakan sihir [flash] fokuskan dimatanya'<br/>"Okay (Initus [Flash] Terminus) "<br/><br/>Seketika di depan mata yang meronta ini sebuah bola cahaya meledak melepaskan cahaya yang membuat dia tersentak. <br/><br/>'Lagi'<br/>"Ugh (Initus [Flash] Terminus)! "<br/><br/>'Lagi'<br/>"Ugh (Initus [Flash] Terminus)! "<br/><br/>'Lagi'<br/>"Ugh (Initus [Flash] Terminus)! "<br/>. <br/>. <br/>. <br/>'Lagi'<br/>"Ugh  [Flash]! "<br/><br/><br/>Marie terus diminta untuk mengeluarkan [Flash] secara terus menerus dia bahkan tidak menyadari bahwa dia tidak perlu menggunakan rantai (Initus-terminus) lagi<br/><br/><br/>[Flash] merupakan suatu sihir yang tidak memakan banyak energi namun menggunakannya berkali-kali masih memiliki dampak pada Marie. Jantungnya kembali berdebar-debar kencang.. <br/><br/>' ini sekarang tidak dalam keadaan sadar.. Sepertinya dia dalam sebuah pengaruh sihir'<br/><br/>sosok dibenak mereka terdiam sebentar sebelum mengomentari kondisi tersebut. <br/><br/><br/>'Artinya?! '<br/><br/><br/>Rose yang tidak senang suara di benaknya memaksa Marie untuk mengeluarkan sihir berkali-kali, bertanya maksud celotehan sosok di benaknya. <br/><br/><br/>'Artinya seseorang juga sedang melakukan apa yang kulakukan pada kalian'<br/><br/>Marie dan Rose menyadari bahwa mereka telah masuk ke dalam semacam permainan 2 orang penyihir. <br/><br/>'Semua orang pasti benci jika dia terkena stun lock Aku terkejut dia belum melempar pengontrolnya lagi.'<br/><br/>Seolah menjawab rasa ingin tahu Andrian, yang masih terperangkap mengangkat tangannya keatas angin…sebuah bola sihir kental terkumpul di tangannya. <br/><br/>'Kah.. Kah.. Kah.. Ini adalah sihir Area luas kalian tidak akan bisa keluar dari sana tepat waktu'<br/><br/><br/>'Apa yang harus kita lakukan? !'<br/>Tanya Marie khawatir tidak akan selamat dari serangan ini <br/><br/>'... '<br/>'Hey, Jawab pertanyaannya!!'<br/>Suara benak Rose kembali menaik saat orang yang menghubungi mereka hanya membalas dengan diam. <br/><br/><br/>'.. Kalian tidak perlu khawatir… '<br/>'.. Karena, aku telah sampai… '<br/><br/><br/>Bersamaan dengan itu, ledakan cahaya besar meledak di tengah hutan tempat mereka berada. <br/><br/>Marie dan Rose memblokir dengan tangannya untuk memberikan sebercak kesempatan bagi mereka untuk bertahan hidup. <br/><br/><br/>Namun mereka tidak merasa bahwa mereka telah mati, tidak.. Mereka tidak merasakan serangan tersebut mengenai mereka. <br/><br/>Mereka berdua membuka matanya cuma untuk disambut oleh sebuah bunga berukuran manusia telah menyelubungi tubuh mereka. <br/><br/>Mereka melihat kembali ke arah yang kini meronta-ronta di tanah.. Tubuhnya telah dipenuhi oleh bunga. Disebelahnya adalah sosok berjubah hitam dengan wajah yang ditutupi sebuah kain<br/><br/>"Kamu! "<br/>Teriak Marie menyadari sosok di depannya. <br/><br/>"Hi.. Kita bertemu lagi"</p>