webnovel

Kenangan-kenangan masa kecilku (1)

sejauh yang kutahu, ayah selalu terlihat baru bagiku.

Memang, tiada yang akan bertahan lama dalam embusan badai padang pasir dari arah bintang. Apapun yang ada padanya menjadi baru, cemerlang, dan perawan. Bagaikan kantong pelana berisikan hadiah yang belum pernah terbuka.

Ayahku....

Adalah jalan-jalan menuju utara dan selatan. Dia datang dengan berbagai aroma dari embusan badai Damaskus dan Taman. Di setiap perjalanan pulang, mereka selalu membahas aroma dan hal-hal baru bersama ayahku. Namun padang pasir yang merupakan guru ilmu kesabaran penuh rahasia lebih menaruh kepercayaannya kepada wanita dibandingkan laki-laki. Jadi kesabaran kuat diberikan kepada para wanita, sementara perjalanan di bawah badai-badai pasir yang dahsyat diberikan kepada para lelaki.

Kami menunggu ayahku, Abu Bakar, dengan kesabaran penuh dari setiap perjalanan yang dia tempuh.

Terik panas Mekah yang memanggang atap-atap tanah kami disertai hawa dingin mulai berembus cepat setelah matahari terbenam. Pada malam hari, atap-atap berubah menjadi teras bintang bersama para wanita setia yang menunggu perjalanan pulang suami mereka sambil mengantar anak-anak tidur dengan cerita.