webnovel

KETIDAK PEDULIAN KU TAK DI ANGGAP

Awal awal sikap Wan yg berubah drastis tanpa ada penjelasan darinya, membuat Sherly memutuskan untuk tidak banyak bertanya apapun lagi pada Wan. Ia hanya ingin semuanya baik baik saja. Sherly berfikir mungkin dengan begitu Wan akan kembali berfikir yg sama, apa yg sedang terjadi pada Sherly sebaliknya. Sherly pun bertekad untuk tidak membangunkan Wan untuk bekerja, Ia bangun lalu menuju ke dapur membuatkan teh sambil memutar Televisi yg berada di ruang makan mereka. Wan pun terkejut lalu bangun, dan menengok ke sebelahnya. Wan pun langsung mandi dan seperti biasanya, ia pun tidak banyak berkata kata. Sherly berharap Wan datang dan menyapanya. Wan pun menghampiri Sherly lalu berkata "Aku berangkat dulu " "Hmmmm" balas sherly berpura pura meminum tehnya. Wan pun bertanya "Kamu kenapa" "Nggak, aku baik baik aja, ya udah sana, nanti telat" ucap Sherly tanpa memandang Wan lagi. Wan hanya mengerutkan alisnya dan menggeleng geleng kepala. Wan pun menuju ke tempat kendaraannya, namun ternyata kuncinya masih ketinggalan. Biasanya Sherly akan menyusul wan dengan memberikan kuncinya. Hal itu sering terjadi. Namun hari itu tidak seperti biasanya. Wan pun masuk kembali lalu melihat Sherly asik menonton Televisi dan tertawa sendiri. Wan pun lalu masuk ke kamar dan mengambil kuncinya lalu keluar tanpa pamit lagi ke Sherly. Sherly pun seolah olah tak bertanya apa yg sedang di cari dan di lakukan suaminya itu. Tak lama kemudian bunyi motor Wan terdengar menuju keluar rumah. Sherly lalu mengintipnya dari dalam jendela. Sambil menghela nafas seraya berkata "Hiii kok dia gak bujuk aku atau gimana kek?" sambil mematikan televisi.

Hari itu Sherly tak memasak apa apa. Ia melakukan semua itu agar suaminya bisa mengajaknya membicarakan segala hal dengan baik baik tanpa di cuek in. Setelah Wan pulang dari kerjanya. Wan menuju ke dapur tanpa bilang ke Sherly kalau Ia mau makan. Biasanya Sherly akan banyak bertanya lalu menyiapkan semua keinginan suaminya, terutama soal makanan, bahkan sering sering Sherly menyuapi suaminya itu. Semuanya seperti kuburan, tak saling menyapa seperi biasanya satu sama lain. Namun Hari semakin kesini, Wan tidak menanyakan apapun, selain pamit pergi kerja. Begitupun Sherly, ia tidak banyak bertanya banyak pula pada Wan. Sherly merasa Wan tidak perduli lagi padanya. Ia selalu menyembunyikan kesedihan akan kerinduan pada suaminya yg dulu. Suaminya yg ceria, penyayang, suka membelai, humoris, dan pastinya selalu perhatian. Namun semua itu membuat Sherly hanya akan menjadikan kenangan yg selalu ia nantikan. Ia hanya bisa menyembunyikan air mata kerinduannya itu.