webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Adolescente
Classificações insuficientes
114 Chs

Chapter 41

Kaito

Aku dan Ai meninggalkan penginapan Hina lalu kembali menuruni 700 anak tangga untuk kembali ke stasiun yang tak jauh dari Okiyama. Tak lama kemudian kami pun sampai di stasiun.

Tanpa menunggu lama kereta pun berhenti di stasiun ini. Kami pun segera masuk ke kereta dan mencari tempat duduk yang nyaman. Kereta pun melaju di jalur nya. Setelah dua puluh menit akhirnya kami sampai di stasiun seberang jalan SMA Asakura.

Kami pun keluar dari gerbong kereta yang kami tumpangi. Kami berdua melanjutkan langkah keluar dari stasiun. Kami berdua berhenti sejenak di depan stasiun.

"Kita langsung pulang?", tanya ku.

Ai hanya mengangguk kan kepalanya dan memberikan senyuman manis nya yang khas itu.

"Aku anter sampe rumah gimana?", tanya ku.

Setelah mendengar perkataan ku Ai menggelengkan kepala nya dengan cepat.

"Eh?!, ohh ya udah", ucap ku mengangguk paham.

Kami pun melanjutkan langkah menuju arah rumah kami. Seperti biasa kami berpisah di persimpangan jalan lalu melangkah menuju rumah kami masing masing.

"Aduh ... ini sampe rumah pasti diomelin Hanabi ...", gumam ku malas di tengah langkah ku.

Aku pun sampai di depan pintu rumah ku.

Ini biasanya pas aku buka ...

Hanabi pasti lempar bantal ...

Aku membuka pintu perlahan bersiap untuk segala kemungkinan.

Tapi semua kemungkinan yang kupikirkan salah ...

"Ra-Raku?!", tanya ku terkejut karena melihat nya duduk di samping hanabi di sofa ruang keluarga.

"Ohh ... dah balik kamu", ucap nya menoleh dengan wajah santai.

Setelah masuk dan melangkah ke ruang keluarga, ternyata mereka sedang bermain game konsol bersama.

"Sejak kapan kau disini?", tanya ku berdiri di belakang sofa.

"Kemarin malam ...", jawab nya tetap fokus ke layar televisi.

"Heee?!! ka-kalian?!", ucap ku terkejut.

"Kakak kan tau aku takut di rumah sendiri ... jadi kak Mina panggil kak Raku buat nemenin aku", jelas Hanabi.

"Ohh ... gitu kamu Raku ya?! ... diajak pergi gak mau ... tapi kalo urusan nemenin cewek yang sendirian dirumah aja cepet kamu ...", ucap ku mendorong kepala Raku dari belakang.

"Oi ... kau ini sahabat ku ... dia juga udah kaya adik ku sendiri", ucap nya.

"Kamu gak ngapa apa in adik ku kemarin malam kan?", tanya ku curiga.

"Pala mu ... gak mungkin lah ...", ucap nya kesal.

"Untung otak mu isi nya game sama komputer doang ...", ucap ku mengejek nya.

Aku pun menaiki tangga dan masuk kekamar ku. Aku segera mandi dan mengganti semua pakaian ku. Setelah memakai kaos dan celana rumah ku aku pun segera mengisi daya baterai smartphone ku.

Aku pun berbaring di ranjang sembari menunggu daya baterai smartphone ku kembali terisi penuh. Selama aku memejamkan mata ku, aku selalu melihat senyum cantik Ai.

Cih ... apa sih ini!

Karena aku merasa tak nyaman, aku pun bangkit dan kembali duduk di ranjang.

"Aku mohon kembalikan suara Ai", ucapan Hina yang terngiang di kepalaku.

"Aku mohon ... jangan ...", suara bisikan yang tak ku kenal saat berpelukan dengan Ai dalam kegelapan yang masih terngiang di kepalaku.

Apa itu benar benar suara nya?

Entah kenapa aku semakin penasaran tentang suara Ai. Aku semakin ingin mendengar suara nya.

-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-

(3 tahun lalu)

Ame

Hari ini seperti biasa aku duduk di samping Kaito senpai mengerjakan novel kami berdua bersama. Kami sibuk masing masing mencari inspirasi dari sembarang novel yang kami ambil.

Saat aku menoleh me arah Kaito senpai, wajah serius nya itu terlihat baru bagi ku. Selama ini yang ia tunjukan adalah wajah datar dan malas nya saja.

Dengan sengaja aku menyenggol tangan nya dengan siku ku. Aku pun bertingkah seolah tak terjadi apa apa saat dia menoleh ke arah ku.

"Ame? ... aelah ...", ucap nya kesal.

Setelah itu ia kembali fokus menuju novel yang ada di tangan nya. Aku pun sedikit tersenyum setelah melihat wajah kesal nya itu.

Tapi ...

Cepat atau lambat aku akan kehilangan nya ...

Aku selalu merasa sedih saat hari hari bersama nya berakhir. Walau besok aku akan bertemu dengan nya kembali. Tapi hati ku serasa tertusuk pisau takdir yang telah memberi tahu ku semua ini akan segera berakhir.

Aku ingin mengatakan nya ...

Senpai ...

Aku menyukaimu ...

Terima kasih untuk semuanya ...

Tapi keberanian ku belum cukup untuk mengeluarkan nya.

Jantung payah ...

Aku mohon berdetaklah lebih lama ...

Aku hanya bisa mengeluarkan senyuman palsu ketika di depan Kaito senpai. Tapi setiap malam aku terus menangis menyadari kenyataan yang begitu kejam ini.

-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-